Dapatkah Robot atau Kecerdasan Buatan Menggantikan Seniman dalam Menciptakan Karya Seni?

Kecerdasan Buatan
Sumber: techfor.id

Bidang robotika dan kecerdasan buatan memang sedang naik daun belakangan ini, hal tersebut dikarenakan kedua bidang tersebut saling berkaitan dengan perkembangan teknologi akhir-akhir ini. Pertanyaan mengenai apakah robot dan kecerdasan buatan bisa menggantikan peran seniman dalam menciptakan suatu karya seni telah menjadi perbincangan yang menarik dalam beberapa tahun terakhir.

Seiring dengan kemajuan teknologi, mesin-mesin semakin mampu meniru kreativitas manusia, dan menghasilkan karya seni yang semakin menyerupai hasil karya manusia. Salah satu argumen yang sering diajukan adalah bahwa mesin-mesin dapat memproduksi karya seni dengan kecepatan dan konsistensi yang jauh melebihi manusia.

Sebagai contoh, algoritma generatif seperti GANs (Generative Adversarial Networks) dapat membuat gambar-gambar yang sangat realistis, bahkan menghasilkan karya seni yang sulit dibedakan dari karya manusia.

Bacaan Lainnya

Namun, meskipun kemampuan mesin dalam menghasilkan karya seni semakin berkembang, masih ada elemen-elemen kreativitas manusia yang sulit ditiru oleh teknologi. Kreativitas manusia sering kali melibatkan emosi, pengalaman, dan interpretasi yang kompleks, yang sulit dimodelkan oleh algoritma.

Selain itu, karya seni sering kali memiliki makna dan nilai yang mendalam bagi manusia, yang sering kali berasal dari konteks budaya, sejarah, atau pengalaman pribadi seniman.

Baca Juga: Transformasi Pendidikan di Era Digital: Dampak AI (Artificial Intelligence) bagi Mahasiswa

Meskipun AI dapat diprogram untuk mempelajari dan meniru gaya seni tertentu, sulit bagi mereka untuk menangkap esensi dari pengalaman manusia yang menjadi latar belakang karya seni tersebut.

Meskipun demikian, tidak bisa dipungkiri bahwa teknologi telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam memperluas batas-batas kreativitas manusia.

Banyak seniman menggunakan alat-alat digital dan teknologi untuk meningkatkan karya mereka, atau bahkan mengintegrasikan elemen-elemen teknologi dalam karya seni mereka.

Baca Juga: Dari Mesin Uap ke Kecerdasan Buatan: Jejak Insinyur Elektro dalam Revolusi Industri

Jadi, apakah robot ataupun kecerdasan buatan (AI) bisa menggantikan peran seniman dalam menciptakan suatu karya seni sepenuhnya? Meskipun kemungkinan tersebut terbuka, namun masih banyak yang harus dipelajari dan dipahami tentang hubungan antara manusia, teknologi, dan kreativitas. Mungkin yang terbaik adalah melihat teknologi sebagai alat yang dapat meningkatkan, bukan menggantikan, ekspresi kreativitas manusia.

Penulis: Maryam Nurhidayati Yudiantoro
Mahasiswa Jurusan Teknik Robotika dan Kecerdasan Buatan Universitas Airlangga

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI