Keterpurukan Ekonomi Rumah Tangga di Indonesia pada Masa Pandemi Covid-19

dampak covid-19

Pandemi Covid-19 merupakan suatu penyakit baru yang muncul pada tahun 2019. World Health Organization (WHO) mengumumkan status pandemi global untuk penyakit virus corona 2019 atau juga disebut corona virus disease 2019 (COVID-19).

Badan kesehatan dunia WHO menetapkan penyakit ini sebagai pandemi karena seluruh warga dunia berpotensi terkena infeksi penyakit Covid-19.

Di banyak negara kasus virus ini mengalami peningkatan yang sangat drastis, selain itu tak sedikit pula negara yang berhasil mengurangi penyebaran virus ini. Pandemi Covid-19 yang meluas di berbagai negara memiliki dampak ke perekonomian yang perlu diantisipasi oleh seluruh negara termasuk Indonesia.

Bacaan Lainnya

Selain harus mempersiapkan diri untuk kesehatan, seluruh negarah hendaknya juga mempersiapkan diri dalam berbagai kemungkinan yang akan terjadi. Seperti hal nya dalam sektor ekonomi rumah tangga yang megalami kemerosotan cukup drastis.

Dimana semua perkiraan-perkiraan yang telah di rencanakan pupus begitu saja karena adanya pandemi Covid-19 ini. Banyak kegiatan-kegiatan yang gagal diselesaikan. Akibatnya kegiatan ekonomi semburat dan tidak bisa berjalan lancar.

Pendapatan negara mengalami penurunan pula. Dalam keadaan seperti ini diperlukan kecerdasan dalam mengolah ekonomi, agar kita sebagai pelaku dalam suatu ekonomi dapat membantu memperbaiki keadaan ekonomi negara kita yang akan terjadi walaupun tidak sepenuhnya dapat memperbaiki semua.

Pertumbuhan ekonomi di indonesia pun diprediksi akan mengalami kontraksi. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebutkan bahwa terdapat empat sektor yang paling tertekan akibat wabah virus corona atau Covid-19 yaitu rumah tangga, UMKM, korporasi, dan sektor keuangan (Andri Saubani, 2020). Wabah corona akan memperlambat laju pertumbuhan ekonomi Indonesia. Wabah corona akan berdampak besar pada laju konsumsi rumah tangga dalam jangka pendek.

Lalu, keterpurukan apa yang terjadi dalam sektor ekonomi rumah tangga?

Rumah tangga konsumen memiliki peran sangan penting dalam kegiatan ekonomi. Sektor ekonomi rumah tangga konsumen merupakan pemasok faktor produksi kepada perusahaan untuk mengola dalam kegiatan produksi. Selain itu rumah tangga konsumen juga sebagai pemakai barang atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Akan tetapi keterpurukan dalam rumah tangga konsumen adalah Sektor rumah tangga akan mengalami penurunan cukup besar dari sisi konsumsi karena mereka tidak lagi melakukan aktivitas sehingga konsumsi akan menurun.

Selanjutnya adalah dalam sektor ekonomi rumah tanga produsen, Sektor ekonomi rumah tangga produsen merupakan suatu organisasi yang dikembangkan oleh seseorang atau sekelompok orang yang bertujuan untuk menghasilkan berbagai macam barang maupun jasa yang dibutuhkan masyarakat. Rumah tangga produsen berperan sebagai penjual hasil produksi kepada konsumen, pemerintah dan masyarakat luar negeri. Namun pada nyatanya, penerapan status darurat sipil jika wabah tak juga mereda artinya, pabrik-pabrik akan ditutup atau tetap buka dengan izin, syarat dan Pengawasan ketat. Hal itu yang membuat terganggunya kegiatan produksi selain itu juga dihadapkan pada masalah turunnya permintaan. Bagaimana tidak, berkurangnya aktivitas masyarakat di luar rumah membuat pusat-pusat perbelanjaan tutup, kecuali yang menjual bahan pokok dan obat-obatan.

Ekonomi rumah tangga pemerintah memiliki kekuasaan tertinggai dalam suatu negara dalam membelanjakan pendapatan negara untuk segala macam keperluan kebutuhan pemerintah. pembengkakan belanja negara juga terjadi untuk menambal pembayaran tarif listrik yang digratiskan dan diberi diskon untuk golongan tertentu. Jokowi menjelaskan, sebanyak 24 juta pelanggan dengan daya 450 VA akan digratiskan tarif listriknya selama tiga bulan ke depan. Sementara, 7 juta pelangga kelompok daya 900 VA akan mendapat diskon tarif sebesar 50 persen selama tiga bulan, yakni April, Mei, dan Juni 2020.

Sektor ekonomi rumah tangga luar negeri pun juga merasakan dampak dari pandemi ini. Dalam perkembangannya, sebuah pembangunan dalam suatu negara membutuhkan investasi yang sangat besar. Untuk memenuhi kebutuhan investasi yang besar tersebut, maka negara akan mengundang investor-investor asing (masyarakat luar negeri) untuk menanamkan modalnya di dalam negeri. langkah yang akan diambil pemerintah adalah  mempercepat realisasi belanja Kementerian/Lembaga, terutama belanja bantuan sosial (seperti PKH dan kesehatan), serta belanja non operasional. Kemudian mengoptimalkan peran APBN sebagai instrumen yang fleksibel dalam merespon situasi ekonomi dengan tetap dalam batasan yang aman dan terkendali. Terakhir, mempercepat penajaman program Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Secara dinamis, semua ekonomi rumah tangga dapat berperan sebagai produsen tetapi juga dapat menjadi konsumen. Pelaku – pelaku ekonomi ini harus saling bersinergi untuk menciptakan kegiatan ekonomi yang baik, seimbang dan menguntungkan. Apabila salah satu pihak ekonomi rumah tangga terlalu mendominasi maka iklim ekonomi tidak akan sehat dan yang terjadi adalah sebuah krisis perekonomian. Pelaku ekonomi ini tidak berdiri sendiri, tetapi merupakan sebuah rantai yang yang saling berhubungan antara yang satu dengan yang lainnya. Jika salah satu rantai pelaku ekonomi ini lepas maka kegiatan ekonomi akan berjalan tidak lancar bahkan dapat menyebabkan terhentinya atau tidak terjadi kegiatan ekonomi.

Dike Wijayanti
Mahasiswi Program Studi Ilmu Ekonomi UIN Sunan Ampel Surabaya

Baca juga:
Dampak Covid-19 terhadap Ekonomi maupun Bisnis Syariah serta Peran Lembaga Keuangan Sosial Islam
Dampak PSBB Terhadap Tenaga Kerja di Indonesia Studi Kasus Jawa Barat
Dampak Pandemi Covid-19 Terhadap Sektor UMKM di Indonesia

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI