Masyarakat Masih Berlebihan dalam Menanggapi Corona

panic buying

Tak heran apabila setelah mendengar kabar mengenai 2 warga Indonesia di Depok yang terjangkit virus corona, menjadikan warga Indonesia menjadi panic buying atau berbelanja dalam skala besar di supermarket terutama yang berada di daerah sekitar Depok. Barang-barang yang kebanyakan dibeli oleh masyarakat yaitu sembako, masker, hand sanitizer dan bahan makanan yang bisa digunakan dalam jangka waktu yang panjang seperti mie instan, dan makanan kaleng-kalengan.

Akibat dari aksi panic buying atau belanja dalam skala besar yang dilakukan oleh banyak warga, menyebabkan menipisnya stok sembako atau bahan pangan yang sering tersedia di supermarket. Hal ini juga menyebabkan naiknya dari beberapa harga barang yang menjadi langka, seperti masker dan juga hand sanitizer. Hal ini membuat beberapa oknum penjual atau pemasok barang-barang tersebut mengambil keuntungan yang berlebihan dari hal ini.

Aksi dari panic buying sendiri tidak hanya terjadi di Indonesia, namun juga beberapa negara lain. Australia sebagai contohnya, mereka sudah terlebih dahulu melakukan panic buying karena kasus virus corona yang berada di Australia sudah cukup banyak, sehingga membuat warganya panik. Di Australia tidak jauh berbeda dengan apa yang terjadi di Indonesia. Warga lokal memenuhi supermarket untuk memborong bahan makanan seperti sayuran, makanan kaleng, tisu toilet sampai makanan untuk hewan peliharaan. Hal ini juga menyebabkan kelangkaan beberapa bahan makanan.

Bacaan Lainnya

Penyebab dari panic buying yang dilakukan oleh banyak orang di dunia disebabkan oleh penemuan virus baru yang sudah biasa kita sebut sebagai virus corona atau COVID-19. Virus ini bermula dari Wuhan China, yang kemudian menyebar sangat cepat sehingga saat ini hampir menjangkit seluruh dunia. Beberapa bulan setelah penemuan COVID-19 hal ini menjadi kasus internasional, karena penyebarannya yang begitu cepat ke berbagai negara.

Warga atau penduduk Indonesia sangatlah berlebihan dalam menanggapi isu ini, hal yang sudah dilakukan oleh beberapa orang seperti panic buying adalah hal yang sungguh tidak toleransi, dalam artian hanya orang-orang yang mampulah yang sanggup membeli barang-barang yang sangat banyak untuk kebutuhan dirumah. Namun, sangat berkebalikan dengan orang-orang yang masih serba kurang dalam hal ekonomi. Dengan adanya isu ini hanya membuat mereka yang berkekurangan lebih sengsara dalam menghadapi hal ini. Karena stok bahan makanan dan barang-barang lainnya yang mulai mahal atau naik harga karena kelangkaannya.

Sudah seharusnya sebagai warga negara Indonesia yang baik berilmu dan juga berpendidikan tidak melakukan hal yang dapat merugikan bagi sebagian orang. Meskipun banyak dari penduduk yang tidak menyadari akan hal ini, masih ada sebagian orang yang masih peduli terhadap isu ini dan tidak melakukan panic buying untuk menghindari akan naiknya harga bahan pangan karena kelangkannnya.

Dalam hal ini sudah seharusnya semua instrumen negara turut andil bagian untuk mencegah penularan COVID-19 itu sendiri. Seperti yang sudah dilakukan oleh pemerintah yaitu menghimbau agar melakukan segala hal dirumah, menjaga social distancing dan hanya keluar rumah untuk hal yang sangat penting saja. Saat ini sekolah-sekolah juga sudah melaksanakan pembelajaran secara online di rumah untuk mengurangi penyebaran virus ini. Meskipun pemerintah sudah menghimbau seluruh warganya untuk tetap berada di rumah, masih ada segelintir orang yang masih egois akan dirinya sendiri. Diketahui masih banyak orang-orang yang melakukan hal tidak penting seperti nongkrong hingga tengah malam, mabuk-mabukan. Hal ini hanya akan makin mempermudah penyebaran virus karena orang-orang berkumpul pada satu tempat.

Dengan himbauan yang telah diberikan oleh pemerintah untuk tetap berada dirumah selama pandemik ini terjadi membuat orang-orang beralih menjadi konsumen berita online. Orang-orang mulai menyebarkan berita hoax (palsu) yang beredar di media sosial secara online. Sebagian orang mendapat berita palsu tersebut melalui media-media seperti Facebook, Twitter, dan juga group Whatsapp yang mereka miliki, kemudian mereka akan mulai menyebarkan berita tersebut tanpa membacanya terlebih dahulu, menimbang apakah berita ini benar atau tidak.

Orang-orang yang menyebarkan berita-berita tersebut merasa dirinyalah yang paling mengerti mengenai isu ini dan merasa paling benar diantara yang lain. Setelah menyebarkan berita-berita yang entah benar atau tidak keberadaanya, mereka akan mulai berdebat saling menyalahkan dan juga mendikte pemerintah untuk melakukan karantina dan masih banyak hal lagi. Tanpa mereka tahu pemerintah juga sangat berpikir keras untuk menimbang juga mempertimbangkan akan segala keputusan yang akan dibuat. Karena hal ini meyangkut mengenai keselamatan seluruh warga Indonesia. Pemerintah pun tanpa di dikte oleh masyarakat akan mengupayakan segala hal untuk menyelamatkan negaranya dan juga warganya dalam menghadapi pandemik COVID-19 yang ada saat ini.

Selanjutnya masalah mengenai beberapa jenazah pasien Covid-19 yang ditolak oleh warga untuk dimakamkan dikampung halamannya sendiri, hal tersebut sangatlah berlebihan dan dinilai tidak menghargai orang yang meninggal tersebut. Menurut saya apabila selama proses pemakaman dijalankan dengan SOP yang sudah sesuai oleh pihak medis tidak perlu khawatir yang berlebihan akan tertular oleh virus corona dan kemudian menolak jenazah.

Dalam menanggapi pandemik yang ada saat ini masyarakat sebagai komponen utama pemerintahan harus bekerja sama bergotong royong untuk mengurangi penyebaran virus ini. Masyarakat harus mengikuti himbauan dari pemeritah dan mulai untuk mengurangi kegiatan diluar rumah. Apabila seorang sudah terjangkit virus maka harus mengikuti protokol yang sudah disediakan.

Mengurangi penyebaran virus dapat dilakukan dengan banyak hal, sebagai contoh tidak menyebar hoax atau berita palsu yang akan membuat orang lain panik. Kemudian sebagai warga negara yang baik kita harus kritis dan tidak berlebihan dalam menanggapi dan juga menghadapi suatu masalah yang ada. Kerja sama yang baik antara masyarakat Indonesia dan juga pemerintah akan sangat mengurangi peluang untuk tersebarnya virus korona di Indonesia.

Tasya Hanna Sasmita
Mahasiswa Sampoerna University

Baca juga:
Memprediksi Masa Depan Kesejahteraan Indonesia dari Dampak Corona
Gerakan Tasik Atasi Corona: Bentuk Pengabdian Pemuda Pemudi di Tasikmalaya
Potret Rantai Kebaikan untuk Para Pekerja Penghasilan Harian di Tengah Wabah Virus Corona

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI