Potensi Pinggiran Sungai Brantas sebagai Tempat Nyore oleh Kalangan Muda

Wisata-Sungai-Brantas-Kediri
Sumber: https://bacaini.id/sempat-ditutup-wisata-sungai-brantas-masih-sepi/

Sungai Brantas adalah sebuah sungai yang mengalir di provinsi Jawa Timur, Indonesia. Sungai ini adalah sungai terpanjang kedua di Pulau Jawa setelah Bengawan Solo. Sungai ini mengalir ke Kota Malang dan kemudian bertemu dengan Sungai Lesti di Kabupaten Malang.

Sungai ini lalu mengalir ke Blitar dan bertemu dengan Sungai Ngrowo di Tulungagung. Sungai ini kemudian mengalir ke Kediri dan bertemu dengan Sungai Widas di Kertosono. Sungai ini lalu mengalir ke Jombang dan bercabang menjadi dua di Mojokerto, yakni menjadi Kali Surabaya dan Kali Porong. Sungai Brantas dengan panjang  5.3 km dan lebar bentangan 160 m.

Kawasan tepi Sungai Brantas merupakan ruang terbuka kota dengan view yang bisa dioptimalkan sebagai ruang rekreasi atau ruang untuk bersantai. Pemandangan terhadap ruang yang lapang dengan aliran air yang stabil di tengah kota merupakan suasana lain yang berbeda dari pemandangan yang ada di pusat-pusat kota.

Bacaan Lainnya

Tak heran jika pinggiran sepanjang sungai brantas dari Malang sampai Mojokerto banyak dimanfaatkan sebagai tempat untuk bersantai oleh kalangan anak muda.

Salah satu kawasan Sungai Brantas yang dimanfaatkan sebagai tempat nongkrong atau tempat wisata adalah wisata Sungai Brantas rolaksongo yang berada di Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto yang ramai dipadati pengunjung.

Biasanya banyak pengunjung yang datang kesini untuk sekedar menikmati keindahan senja di sore hari, atau hanya sekedar melepas penat setelah sehari melakukan kegiatan. Tak heran jika banyak anak muda yang menjadikan pinggiran Sungai Brantas sebagai tempat nongkrong bersama teman-teman, keluarga, atau bahkan bersama orang tercinta.

Nongkrong sambil menikmati senja di pinggiran Sungai Brantas dapat menjadi kenyamanan dan daya tarik tersendiri. Apalagi ditambah dengan semilir angin dan hamparan rerumputan yang hijau serta suara aliran air sungai membuat pengunjung seolah menyatu dengan alam.

Pengunjung biasanya nongkrong di pinggir Sungai Brantas ini akan menggelar tikar di tepi sungai sambil menikmati secangkir minuman maupun cemilan yang dibeli dari pedagang yang berjualan disekitar. Bahkan, ada juga yang mendirikan tenda kecil untuk tempat berteduh kala gerimis.

Apalagi bagi para pengunjung yang hobi memancing ikan, tenda kecil juga berfungsi sebagai tempat berteduh. Tentu suasana disini sangat tenang dan damai Dwi Lindawati (dalam Tugujatim.ID:2020) menyatakan bahwa selain sejuk, lokasi bantaran yang dianggap seperti pantai ini juga punya nilai estetis karena Instagramable.

Hamparan hijau dan latar belakang sungai membuat feed Instagram anda seperti sedang berwisata di pantai. Sayangnya, banyak orang yang masih membuang sampah sembarang di sekitar lokasi. Hal itu dia nilai dapat mengurangi kenyamanan dan nilai estetis dari bantaran “pantai” Brantas tersebut. Perlu diingat untuk selalu menjaga kebersihan dan keindahan lingkungan saat nongkrong disekitar pinggiran Sungai Brantas ini.

Potensi pinggiran Sungai Brantas sebagai tempat nongkrong atau tempat wisata adalah salah satu keputusan yang baik. Menurut Mauli, Fajar Imsak (2012) mengatakan bahwa dengan tidak adanya pemanfaatan potensi sungai membuat keberadaan sungai semakin terlupakan.

Akibatnya timbul kerusakan- kerusakan lingkungan sungai yang disebabkan dari beberapa aktifitas masyarakat yang sangat merugikan. Dalam usahanya untuk mengarahkan kota Mojokerto sebagai kota wisata, pemerintah kota Mojokerto melakukan dua hal.

Pertama pengendalian dan pengembangan potensi wisata yang sudah ada dan kedua menciptakan tempat-tempat wisata buatan yang baru seperti pembuatan taman hiburan, pembuatan dermaga, pemberian kesempatan swasta untuk membuka sarana hotel dan hiburan malam.

Dalam hal ini kawasan sungai Brantas merupakan salah satu tujuan pengembangan sebagai potensi wisata alam. Dengan pembangunan sebuah tempat wisata sungai sebagai pendukung sekaligus sebagai sebuah upaya untuk menjaga kelestarian sungai.

Dengan mengembangkan potensi sungai Brantas sebagai sebuah wisata sungai merupakan solusi yang tepat untuk menjawab isu- isu permasalahan yang timbul.

Meningkatkan pendapatan daerah di bidang pariwisata, sebagai kontrol untuk menanggulangi kerusakan lingkungan daerah sungai dan sekitarnya, menghadirkan sebuah tempat hiburan dan rekreasi baru bernuansa alam bagi masyarakat kota.

Sarana yang dimaksud dalam hal ini adalah area taman wisata dengan konsep ekologis sebagai komoditi utama dalam pengelolaan yang profesional. Konsep yang memerhatikan hubungan manusia dengan alam lingkungan.

Meningkatnya kebutuhan wisata masyarakat memberikan peluang yang tinggi dalam menghasilkan pendapatan pemerintah, maka pemerintah kota Mojokerto akan meningkatkan sarana dan prasarana yang baik. Diperlukan pengelelolaan yang baik untuk memastikan keberlanjutan dan keamanan tempat wisata Sungai Brantas ini.

Hal ini bisa berupa melibatkan perencanaan yang matang, pengawasan yang ketat, dan kerjasama antara pemerintah, masyarakat, dan pihak yang terkait. Pengembangan tempat wisata Sungai Brantas ini dapat memiliki dampak sosial dan dampak budaya pada masyarakat setempat.

Pentingnya untuk mempertimbangkan dan menghormati budaya-budaya dan tradisi yang ada. Pengembangan tempat wisata Sungai Brantas ini juga membutuhkan infrastruktur dan fasilitas yang memadai. Karena dengan lengkapnya infrastruktur disekitarnya akan meningkatkan kenyamanan dan kepuasan pengunjung yang ada.

Dengan perencanaan yang matang, pengelolaan yang baik, dan perhatian terhadap keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat, maka pengembangan pinggiran Sungai Brantas sebagai tempat wisata atau tempat nongkrong kalangan anak muda dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi semua pihak yang terlibat.

Jadi, potensi pinggiran Sungai Brantas sebagai tempat wisata atau tempat nongkrong adalah sebuah pemanfaatan kecil yang dapat diwujudkan. Potensi tersebut dapat terwujud dengan adanya perancangan fasilitas pada pinggiran Sungai Brantas yang ditujukan untuk masyarakat sekitar.

Fasilitas-fasilitas yang memiliki nilai edukatif dan rekreatif. Perancangan mengacu pada konsep ekologi dimana konsep itu merupakan konsep yang proses perancangan yang menghadirkan kembali suasana pinggiran sungai yang mengalami kerusakan, dengan cara mengembalikan ekosistem asli pinggiran Sungai Brantas pada kawasan pengembangan, menggunakan serta memaksimalkan potensi kondisi alami pinggiran Sungai Brantas yang menjadi sebuah daya tarik tersendiri untuk wisata dengan nuansa alam.

 

Penulis: Calista Nur Azzahra
Mahasiswa Jurusan Teknologi Pangan, Universitas Muhammadiyah Malang
Dosen Pengampu : Ary Dwi Purnomo, M.Pd

Editor: I. Khairunnisa

Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI