Pujian Besar Akibat Perhelatan G20, Indonesia Berharap Kemajuan dalam Bidang Diplomasi

G20 Indonesia
G20 Indonesia. (Source: Kementerian Luar Negeri)

Jakarta – Indonesia sukses menggelar symposium G20 bersama dengan pemimpin-pemimpin besar dunia yang memberikan harapan besar bagi Indonesia untuk terus berdiplomasi. Hal ini diutarakan oleh Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi saat melaksanakan pidato Congress Indonesia Foreign Policy (CIFP) pada Sabtu (26/11).

Dari pidatonya itu, Menteri Luar Negeri mengatakan banyak pihak yang menilai Indonesia sebagai negara yang menjanjikan, di mana perhelatan G20 dengan menjadikan Indonesia sebagai tuan rumah membuat hubungan kebersamaan semakin lengket.

Tidak hanya itu, berbagai komunitas yang memuji Indonesia juga menyebut usaha yang dilakukan Indonesia tidaklah mudah, terlebih menyatukan banyaknya pemimpin-pemimpin besar dunia yang memiliki kontroversinya dengan hubungan diplomasi masing-masing.

Bacaan Lainnya

Dari seorang penulis bernama Shada Islam yang dilansir oleh medcom.id, ia mengatakan bahwa G20 yang diadakan di Bali menunjukkan wadah diplomasi yang begitu penting, sebagaimana Presiden Jokowi, seorang yang dinilai pendiam dan pemimpin dari negara dengan mayoritas Muslim terbesar yang ada di dunia ini menyatukan pemimpin dari segala penjuru untuk menjadi satu tanpa memandang asal-usulnya melainkan untuk mengedepankan kepentingan forum untuk mendiskusikan tata kelola multilateral yang inklusif dan utama.

Tidak hanya dari Shada Islam, menurut Menlu Retno, pengamat sekaligus senior dari International Institute for strategic Studies bernama Aaron Connelly mengatakan bahwa hasil dari G20 adalah sebuah kesempurnaan yang mana sama sekali tidak ada kegagalan dari perhelatan tersebut. Mulai dari suasananya yang begitu membuat banyak orang berbicara satu sama lain, saling berinteraksi, dan ini yang membuat banyak dunia terpana terlebih dalam jamuan yang ditawarkan oleh presiden Jokowi, dengan deklarasi yang dibuatnya, caranya dalam berkomunikasi dengan para tamu membuat acara ini harus dianggap sukses.

Bagaimana tidak, secara khusus kesuksesan tersebut juga memberikan peranan hebat yang dilakukan Kementerian Luar Negeri RI juga mendapat pujian atas dilangsungkannya G20 di Indonesia kali ini di mana banyak pihak menganggap, kementrian di bawah pimpinan Menlu Retno telah melakukan sebuah pekerjaan yang sulit dan hasilnya luar biasa.

Selain itu, seorang pejabat kebijakan luar negeri bernama Adam Tooze mengatakan bahwa partisipasi yang dibuat oleh Indonesia ini terjadi di tengah-tengah konflik global yang membuat sensitif pemimpin dunia di ambang resesi ekonomi, dan juga perang antara Ukraina dan Russia yang menyebabkan ketidakhadiran antar dua pemimpin negara tersebut, namun hal ini tidak memberikan efek apapun melainkan keberhasilan yang digapai dengan memberikan kekuatan pada dunia untuk membuat kerjasama yang membuahkan hasil.

Dari banyaknya pujian yang diberikan, sudah sepatutnya acara skala internasional yang banyak menghadirkan pemimpin negara terutama anggota-anggota G20 ini menjadi acara kebanggaan Indonesia dalam mengenalkan budaya untuk konsep diplomasi mendatang di mana agenda-agendanya berbeda dengan konferensi tingkat tinggi tahun-tahun sebelumnya, pemberlakuan pengenalan budaya yang dilakukan oleh presiden Jokowi bersamaan dengan peranan Wishnutama yang menjadi tim kreatif dari dilaksanakannya perhelatan ini menjadi bukti bahwa diplomasi dengan budaya akan terbilang kuat.

 Dari 20 anggota G20, hanya 17 pemimpin negara yang hadir hingga malam puncak yang diadakan di Bali, dengan pertunjukan kesenian khas bali di balik patung tertinggi di Bali, Patung Garuda Wisnu Kencana (GWK).

Seorang presiden negara adidaya, Amerika Serikat, Joe Biden pun tidak tanggung-tanggung dalam memuji perhelatan G20 di Indonesia kali in, di mana Presiden Biden berkali-kali mengucapkan untuk tidak ingin pulang dan betah di Indonesia. Dengan hal ini juga yang membuat tanggapan positif berdatangan, suasana kekeluargaan begitu terlihat dengan para undangan yang mengenakan kain Endek, meski terbilang formal, namun acara di luar itu layaknya pertemuan sahabat biasa untuk membahas hal-hal di luar kenegaraan.

Agenda yang digelar pada 15-16 November 2022 ini sukses memberikan kenangan yang terbaik bagi pemimpin negara yang dating, terlebih dampak bagi Indonesia dalam hal pariwisata dan citra diri dalam diplomasi dengan budaya sudah tidak mungkin diragukan lagi.

Peranan forum KTT internasional ini juga sudah menuangkan solusi Bersama atas kondisi ekonomi global dan menekankan konflik yang terjadi antara dua negara sahabat, Ukraina dan Russia.

Tidak memungkiri fungsi utama sebagai forum diskusi untuk mengatasi penanganan krisis keuangan global, mendorong pertukaran informasi mengenai pajak, dan mendiskusikan serta berkontribusi dalam penanganan wabah Covid-19 serta peranan lainnya dalam bidang perdagangan, pembangunan dan hubungan bilateral maupun regional.

Di balik itu semua, kesuksesan atas diadakannya Konferensi Tingkat Tinggi ini membuat nama Indonesia diharapkan semakin melambung dan memberikan manfaat yang lebih banyak khususnya untuk pariwisata dan perekonomian Indonesia sebagaimana visi dari G20 sendiri yang diadakan di Indonesia dengan jargon “Pulih lebih cepat, bangkit lebih kuat”.

Lain dari pujian yang ada, Menlu Retno juga mengucapkan terima kasih sebagai tuan rumah, para pemimpin yang datang dapat dengan mudah diajak bekerjasama dan menjalankan potensi adanya presidensial dan kekuatan dalam terobosan baru Indonesia dalam diplomasi untuk ke depannya menjadi lebih baik, Menteri Retno juga berharap bahwa hal ini akan menjadikan inspirasi bagi tuan rumah selanjutnya untuk meneruskan diplomasi yang dicanangkan oleh Indonesia bahkan lebih baik.

Penulis: Sharfina Yuri Octaviani Yusuf
Mahasiswa Jurusan Mass Communication Universitas Bina Nusantara

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI