Mahasiswa dari Fakultas Psikologi Universitas Negeri Malang menyelenggarakan kegiatan sosialisasi toilet training dan disertai pemberian modul toilet training. Acara ini digelar di Posyandu yang berlokasi di Balai RW 23 Glintung Malang, pada hari Rabu (1/10/2023).
Toilet training merupakan upaya untuk mengajarkan anak agar dapat mengendalikan keinginan untuk buang air kecil dan buang air besar secara tepat dan teratur.
Proses ini dapat diterapkan pada anak yang berusia 1-3 tahun, dengan memperhatikan kesiapan fisik anak dan kemampuannya untuk mengenali keinginan buang air kecil atau besar melalui perasaannya.
Pelaksanaan sosialisasi toilet training yang diadakan di Posyandu Balai RW 23 Glintung Malang diselenggarakan dengan tujuan agar orang tua dapat lebih memahami metode yang efektif untuk melatih anak dalam mengendalikan diri dan mengenali tanda-tanda serta waktu yang tepat untuk buang air besar dan kecil berdasarkan sinyal tubuh anak.
Melalui kegiatan ini, diharapkan orang tua dapat memahami penerapan toilet training yang baik dan benar, serta mampu mengimplementasikannya secara efektif kepada anak-anak mereka.
Berdasarkan informasi yang dikumpulkan, masih terdapat sejumlah orang tua yang belum memahami konsep dan pelaksanaan toilet training.
“Di Posyandu ini, saya lihat masih banyak anak yang menggunakan popok, meskipun seharusnya mereka sudah tergolong dalam usia untuk dilatih menggunakan toilet,” tutur ketua posyandu RW 23 Glintung Malang.
Sejalan dengan hal tersebut, menurut penelitian Yuliaty dan rekan-rekan (2020), ia menyatakan bahwa anak yang tergolong dalam usia toddler sudah siap untuk dilatih toilet training.
Hasil penelitian dari Yuliaty dan rekan-rekannya (2020) menunjukkan bahwa dari 123 anak usia toddler, persentase keberhasilan anak menjalankan toileting sebesar 25%, sedangkan yang gagal menjalankan toileting sebesar 75% pada anak usia 1-3 tahun.
Sementara itu, pada anak usia prasekolah, yaitu usia 4-5 tahun, persentase keberhasilan anak menjalankan toileting sebesar 40% dan yang gagal menjalankan toileting sebesar 60%.
Kegiatan sosialisasi mengenai toilet training dimulai pada pukul 08.00 dengan dihadiri oleh panitia posyandu dan para orang tua. Sesi sosialisasi toilet training dimulai dari pertanyaan utama mengenai bagaimana pemahaman orang tua mengenai penerapan toilet training untuk anak usia dini.
Pemateri dalam sesi sosialisasi menjelaskan mengenai poin-poin penting dalam pengaplikasian toilet training pada anak usia dini, di antaranya adalah definisi toilet training, tahapan toilet training, faktor yang mempengaruhi kesiapan toilet training, serta bagaimana cara yang tepat untuk mengimplementasikan toilet training.
Setelahnya, para orang tua yang hadir dalam sosialisasi Posyandu yang berlokasi di Balai RW 23 Glintung Malang diberikan kesempatan untuk bertanya terkait materi yang sudah disosialisasikan.
Kegiatan tersebut ditutup dengan pembacaan rangkuman materi sosialisasi dan tanya jawab, serta pemberian modul toilet training yang bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada orang tua yang tidak hadir pada sosialisasi toilet training, serta modul tersebut juga bisa berguna dalam jangka panjang untuk para orang tua.
“Kegiatan sosialisasi toilet training ini sangat bermanfaat, saya dan rekan-rekan di sini menjadi lebih menyadari mengenai pentingnya mengajarkan anak untuk toilet training. Semoga kegiatan semacam ini bisa diadakan lagi,” ujar salah satu orang tua yang hadir dalam kegiatan sosialisasi.
Sosialisasi yang diberikan oleh Mahasiswa dari Fakultas Psikologi Universitas Negeri Malang merupakan hasil luaran dari program Magang MBKM Mandiri yang dilakukan di Posyandu yang berlokasi di Balai RW 23 Glintung, Malang. Ini merupakan tindakan intervensi sebagai hasil dari program yang mampu memberikan manfaat bagi masyarakat umum, terutama dalam lingkungan Balai RW 23 Glintung, Malang.
Penulis: Rachel Maulida ‘Ibadillah
Mahasiswa S1 Psikologi, Universitas Negeri Malang
Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi
Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News
