Ternyata Ramuan Daun Sirih (Piper Betle L) sebagai Salah Satu Obat Tradisional Penyakit Hipertensi

Daun Sirih
Daun Sirih (Sumber: Penulis)

Hipertensi, mungkin kita sudah tidak asing mendengar kata itu, mungkin ada sebagian dari keluarga teman kita kini sedang mengalami penyakit tersebut. Sebelumnya perlu kita ketahui apa sih hipertensi itu?

Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah kelainan yang terjadi pada pembuluh darah yang dapat menghambat persediaan oksigen dan nutrisi sampai ke jaringan tubuh yang membutuhkan (Sulistyarini,2013). Hipertensi merupakan penyakit yang sering menyerang lanjut usia karena pada lansia biasa mengalami penurunan fungsi tubuh. Hipertensi adalah penyakit yang angka kematian tinggi pada lansia.

Hipertensi adalah suatu kondisi yang mempengaruhi tekanan darah manusia. Tekanan darah adalah tekanan yang terjadi pada arteri manusia ketika darah dipompa oleh jantung ke seluruh bagian tubuh.

Bacaan Lainnya

Alat pengukur tekanan darah dikenal tensimeter atau sphygmomanometer. Alat ukur ini biasanya mencetak dua angka-angka sistolik (atas) dan angka diastolik (bawah).

Seseorang dengan tekanan darah 120/80 mmHg memiliki tekanan dalam arteri saat jantung berkontraksi (sistol) yaitu 120 mmHg lebih tinggi dari tekanan rata-rata orang tersebut. Angka 80 dikaitkan dengan penurunan tekanan darah saat jantung berelaksasi (diastolik) (Ridwan, 2017).

Tekanan darah dapat meningkat melalui beberapa menjadi mekanisme. Pertama, jantung memompa lebih kuat sehingga darah mengalir dengan kecepatan tinggi setiap detiknya. Kedua, arteri besar mengalami kehilangan kelenturannya dan kaku. Hal ini mengakibatkan ketika jantung berdenyut darah harus mengalir melalui pembuluh darah yang lebih sempit daripada biasanya sehingga menyebabkan naiknya tekanan darah (Ridwan, 2017).

Apabila seseorang memiliki tekanan darah mencapai 140 mmHg (systole) atau lebih yang diukur ketika ia sedang duduk dan tekanan darah diastole 90 mmHg atau lebih, maka orang tersebut dikategorikan memiliki tekanan darah tinggi.

Seseorang dapat juga dikategorika hipertensi jika tekanan darahnya sekitar 160/90 mmHg yang diukur sebanyak tiga kali pengukuran dan tekanan darah tersebut bertahan selama dua bulan penyakit hipertensi lebih populer disebut dengan penyakit darah tinggi.

Menurut Nurarif, A.H & Kusuma, H (2016) berdasarkan penyebabnya hipertensi dibagi menjadi 2 golongan, yaitu yang pertama hipertensi primer (esensial) disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak diketahui penyebabnya. Faktor yang mempengaruhinya antaralain genetik, lingkungan, hiperaktifitas saraf simpatis sistem renin. 

Pada populasi dewasa dengan hipertensi, antara 90% dan 95% mengalami hipertensi esensial (primer), yang tidak memiliki penyebab kesehatan yang dapat diidentifikasi.

Tekanan darah tinggi dapat terjadi apabila resistensi perifer atau curah jantung juga meningkat akibat peningkatan stimulasi simpatik, peningkatan reabsorbsi natrium ginjal, peningkatan aktivitas sistem renin angiotensin aldosterone.

Yang kedua yaitu hipertensi sekunder penyebabnya adalah hipertensi yang berhubungan dengan kehamilan, penggunaan estrogen, penyakit ginjal, sindrom cushing dan penggunaan estrogen.

Penanganan hipertensi dapat dilakukan secara farmakologis dan nonfarmakologis. Pengobatan farmakologis adalah pengobatan hipertensi dengan menggunakan obatobatan kimiawi, seperti Diuretik, Antagonis kalsium, penghambat Enzim konversi angiostensin (penghambat ACE), dan lain-lain.

Pengobatan nonfarmakologis dapat dilakukan dengan cara mengontrol hipertensi seperti pengaturan pola makan, penggunaan berbagai macam terapi seperti yoga, terapi akupresur, olahraga, meditasi dan termasuk terapi herbal (Dalimartha, 2008).

Terapi herbal merupakan terapi dengan menggunakan obat bahan alam, baik berupa herbal terstandar dalam kegiatan pelayanan penelitian maupun berupa fitofarmaka (Depkes, 2007).

Pola hidup yang sedang sarankan saat ini, termasuk menggunakan sumber daya yang telah tersedia di alam sebagai obat tradisional. Pengobatan tradisional dan obat tradisional telah menyatu dengan masyarakat, digunakan dalam mengatasi berbagai masalah kesehatan baik di desa maupun di kota-kota besar.

Pengetahuan tentang obat tradisional dan pemanfaatan tanaman obat merupakan unsur memperoleh hidup sehat. Penggunaan obat tradisional untuk pengobatan penyakit harus mempunyai dasar-dasar yang kuat, sehingga penggunaan dan anjuran untuk menggunakannya benar benar dapat dipertanggungjawabkan.

Sirih terdapat di bagian timur pantai Afrika sekitar pulau Zanzibar, sekitar Sungai Indus, Sungai Yang Tse Kiang, Kepulauan Bonin, Kepulauan Fiji, dan di Kepulauan Indonesia.

Di Indonesia, sirih banyak ditemukan tumbuh liar di hutan jati atau hutan tropis Pulau Jawa. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian tempat sampai 300 m di atas permukaan laut. Sirih tumbuh merambat dan melilit tanaman lain tanpa mengganggu kelangsungan hidup tanaman lain tersebut (Bardan, 2007).

Baca juga: Pengaruh Tanaman Daun Salam (Syzygium Polyanthum) sebagai Antihipertensi

Daun Sirih (Piper crocatum) merupakan salah satu tanaman obat  yang diketahui secara perobaan memiliki khasiat untuk menyembuhkan berbagai jenis penyakit, di samping juga memiliki nilai spritual yang tinggi.

Daun Sirih termasuk dalam satu bagian penting yang harus disediakan dalam setiap upacara adat. Tanaman ini termasuk didalam famili Piperaceae dengan penampakan daun yang berwarna merah keperakkan dan mengkilap saat terkena cahaya.

Kandungan senyawa yang terdapat pada daun sirih yaitu polifenolat, flavonoid, minyak atsiri, tanin, alkaloid, saponin dan alkaloid (Sudewo, 2005).

Senyawa fitokimia lain yang terkandung dalam tanaman ini meliputi hidroksikavicol, kavicol, kevibetol, allylprokatekol, karvakrol, eugenol, pcymene, cineole, caryofelen, kadimen estragol, terpenena, dan fenilpropada. Oleh karena itu, kandungan senyawa kimia yang dimiliki tanaman ini sangat banyak, maka daun sirih juga mempunyai manfaat yang luas sebagai bahan obat (Manoi, 2008).

Dalam daun sirih terdapat kandungan zat tanin yang memiliki fungsi sebagai suatu zat yang dapat mengendurkan otot arteri sehingga mampu menurunkan tekanan darah bagi penderita hipertensi (Agoes, 2010). Tanin juga diketahui mempunyai aktivitas antiinflamasi, astrigen, antidiare, diuretik, serta antiseptik.

Pada pengujian yang telah dilakukan oleh (Sigit Priyanto) untuk pengobatan hipertensi dengan daun sirih dianjurkan untuk merebus 6 gram (5 lembar) daun sirih dengan dua gelas air. Gelas air ukuran 250 cc direbus dari 2 gelas menjadi satu gelas.  

Daun sirih sering digunakan sebagai obat pada klinik herbal sebagai bahan terapi terhadap suatu penyakit, salah satunya hipertensi. Hal ini dimungkinkan relatif aman pada penderita penyakit yang tidak bisa disembuhkan dengan obat kimia atau memang sengaja dilarang menggunakan obat kimia

Hasil penelitian yang lakukan oleh (Sartika & Padia) air rebusan daun sirih dapat menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi jika dikonsumsi secara teratur dan sesuai takaran atau yang sudah ditentukan atau takaran yang sudah dilakukan peneliti sebelumnya dalam air rebusan daun sirih terdapat kandungan flavonoid yang bisa menurunkan tekanan darah.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh (Wati, Nurrohmah, & Imamah) membuktikan bahwa pemberian air rebusan daun sirih dapat menurunkan tekanan darah pada lansia hipertensi, dengan sebelum pemberian tekanan darah 185/97 mmHg sedangkan sesudah diberikan tekanan darah menjadi 166/84 mmHg dan 167/97 mmHg menjadi 155/88 mmHg.

Kesimpulan yang didapatkan yaitu terdapat pengaruh pemberian air rebusan daun sirih terhadap penurunan tekanan darah pada lansia yang terkena hipertensi

Sehingga seimpulan dari uraian materi di atas yaitu bahwasannya terdapat pengaruh yang signifikan terhadap perubahan tekanan darah sebelum dan sesudah diberikan rebusan air daun sirih terhadap perubahan tekanan darah pada pasien hipertensi.

 

Penulis: Ela Oktavia
Mahasiswa S1 Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Padang

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi  

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI