Aktualiasasi Nilai Pancasila di Era Modern

Aktualisasi Nilai Pancasila Modern

Pancasila sebagai ideologi Bangsa Indonesia. Kita memperingati hari lahirnya ideologi pada tanggal 1 Juni. Seiring berkembangnya zaman, Pancasila tentunya tidak berjalan begitu saja. Selalu ada tantangan-tantangan, misalnya lemahnya nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan masyarakat. Dinamika dalam mengaktualisasikan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan bangsa dan negara adalah suatu kepercayaan sehingga Pancasila itu dapat tetap relevan dengan fungsinya sebagai pemberi pedoman dan pengambilan kebijakan jika terjadi suatu permasalahan dalam kehidupan bangsa dan negara Indonesia.

Agar tingkat kepatuhan warga negara Indonesia terhadap Pancasila tetap tinggi, maka apatisme dan resistensi harusnya diminimalisir. Dari adanya aktualisasi nilai Pancasila yaitu terjadinya perubahan dan pembaharuan nilai Pancasila ke dalam norma dan praktik dalam kehidupan negara dengan selalu menjaga konsistensi, relevansi serta konteksnya. Sedangkan  perubahan dan pembaharuan yang berkesinambungan dilakukan apabila dinamika pada bidang internal dan penyerapan nilai-nilai asing yang tidak sesuai relevan pengembangan dan pengayaan ideologi Pancasila.

Baca Juga: Implementasi Pelaksanaan Fitur Pendidikan Pancasila Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar di Universitas Nusantara PGRI Kediri

Bacaan Lainnya

PENTINGNYA AKTUALISASI PANCASILA

Salah satu pendapat menurut Kepala Unit Pelayanan terpadu Mata Kuliah Umum, Rahmatullah SIP MSi adalah, yang terpenting bukan hanya memperingati hari lahirnya Pancasila saja tetapi juga mengaktualisasikan nilai-nilai dari Pancasila tersebut untuk kehidupan berbangsa dan bermasyarakat sesuai dengan perkembangan zaman agar kita mempunyai kepribadian yang baik sesuai dengan nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila.

Pancasila sebenarnya bukan hanya untuk rakyat saja tetapi juga untuk seluruh warga negara Indonesia. Muncul beberapa pertanyaan mengenai bagaimana perkembangan Pancasila di era modern saat ini. Menurut saya, Pancasila dapat diibaratkan sebagai jati diri kita sebagai warga Indonesia. Pancasila dapat berdiri kokoh karena terdapat masyarakat Indonesia itu sendiri. Bisa kita telusuri bersama bahwasanya setiap suku bangsa yang terdapat di Indonesia adalah cerminan sila-sila Pancasila mulai sila pertama sampai sila kelima.

Dalam konteks lain, toleransi di tengah masyarakat perlu adanya pembaharuan pemahaman tentang bagaimana sikap kita sebagai warga negara Indonesia untuk memaknai Pancasila. Pembaharuan dan perubahan tidak melulu persoalan dari sumber dengan satu sisi saja. Akibat bisa timbul dari dalam ataupun luar. Terjadi proses perubahan aktualisasi nilai Pancasila semata-mata dikarenakan oleh kemampuan dari dalam Pancasila itu sendiri.

Melainkan masalah yang terkait dengan realitas lainnya. Aktualisasi nilai Pancasila bersumber dari aktivitas dalam menyerap ataupun menerima dan menolak nilai-nilai yang berunsur luar atau asing. Contoh yang bisa kita lihat yaitu, terjadinya perubahan transformatif dalam aktualisasi nilai Pancasila di kehidupan berbangsa dan bernegara dalam empat amandemen UUD 1945. Dalam konteks budaya, masalah pertemuan kebudayaan bukan masalah memfilter ataupun menyaring unsur budaya asing yang masuk dalam bangsa kita, tetapi memilah dan mengkreasi sehingga timbul sesuai yang baru.

Baca Juga: Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia dan Penerapannya pada Siswa Sekolah Dasar

Jati diri suatu bangsa, budaya ataupun politik adalah segala sesuatu yang perlu dikonstruksikan. Ideologi-ideologi besar di dunia, perlu dilihat dengan seksama maka akan terlihat bahwa mereka berpindah secara dinamik. Para penyangga ideologi melalukan revisi dan pembaharuan kemudian mengaktualisasikan ideologinya. Menurut ahli tafsir, kecenderungan ketika seseorang mengartikan segala sesuatu berada di luar kehidupan masyarakat. Justru dengan kita menjalankan nilai-nilai budaya yang berkembang di wilayah masing-masing itulah makna Pancasila yang sebenarnya.

Pancasila dapat diartikan sebagai alas ataupun pijakan sebagai kemajemukan. Jadi tidak seharusnya seseorang dilarang untuk berbicara tentang bagaimana suku bangsanya dengan dalih dalam konstitusi. Sama halnya dengan agama ataupun kepercayaan bahwa sila Pancasila yang pertama adalah Ketuhanan Yang Maha Esa.

Dalam sila tersebut ada nilai moral, kepercayaan sekaligus Keagamaan. Pancasila dibentuk sebagai fasilitator berkembangnya agama dan kepercayaan. Jadi jika seseorang dilarang untuk bicara tentang agama karena dianggap sara ini merupakan salah satu contoh yang secara tidak langsung bertentangan dengan Pancasila.

Di Era modern saat ini, banyak hal yang dapat mempengaruhi merosotnya nilai-nilai Pancasila. Generasi muda saat ini bukan lagi generasi Baby bomber yang melihat perang saat sebelum kemerdekaan Indonesia. Generasi muda saat ini memiliki karakter yang berdampingan dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dengan teknologi. Bisa kita lihat, mungkin hanya sedikit yang merasakan bagaimana kehidupan di era orde lama.

Masa pendudukan jepang sudah hampir tiada. Ditambah lagi saat ini  struktur demografi. Generasi di era reformasi melihat berita dari televisi mengambil definisi tentang kehidupan berbangsa dan bernegara sehingga pendekatannya harus sesuai. Negara mempunyai cara untuk melakukan hal itu, tetapi kegelisahan negara adalah bagaimana cara agar tetap menjaga eksistensi.

PELAKSANAAN PANCASILA

Pancasila sebagai ideologi negara terdapat 2 pelaksanaan yang berbeda yaitu, pelaksanaan secara objektif dan subjektif. Pelaksanaan Pancasila secara objektif yaitu tentang bagaimana nilai-nilai Pancasila itu sendiri dapat menjadi segala dari sumber hukum di Indonesia. Bukan hanya untuk kepentingan golongan tertentu tetapi sebagai kemerdekaan untuk rakyat yang tertuang dalam setiap aturan.

Kita bisa melihat sendiri bagaimana aturan yang ada di Indonesia. Aturan diatur oleh Undang-Undang mampu digugurkan oleh mahkamah konstitusi. Hal ini sebagai contoh bahwa hukum tidak sesuai dengan konstitusi. Artinya tidak sesuai dengan Pancasila. UUD adalah norma sehingga Pancasila adalah nilai.

Baca Juga: Politik Pancasila

Lantas bagaimana agar nilai-nilai Pancasila dapat kembali menguat untuk kehidupan berbangsa dan bernegara? Pertama, bagaimana dengan aturan yang dibuat. Perlu adanya penataan dan bimbingan. Dengan begitu aturan hanya akan berlandaskan filosofis yang sesuai dengan nilai Pancasila.

Kedua, bagaimana dengan aturan yang dijalankan. Kenyataannya implementasi sekarang ini harusnya diperbanyak seminar dengan model tertentu yang kemudian pelaksanaannya dilakukan secara subjektif. Dalam artian bagaimana rakyat menjalankan hal tersebut.

Harapan penulis, khususnya untuk memaknai nilai-nilai dalam Pancasila dimasa sekarang dan masa yang akan datang yaitu negara Indonesia harus memiliki beberapa upaya-upaya yang sistematis untuk mengembangkan aktualisasi nilai Pancasila untuk kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara agar lebih baik terutama pada era modern seperti ini, baik untuk masyarakat umum ataupun aparat negara harus bersama-sama menjunjung, membiasakan diri untuk menanamkan nilai-nilai dari Pancasila.

Daftar Pustaka

Eddy I,W,T. 2018. Aktualisasi Nilai Pancasila Dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara. 1(18) : 1-134

Dwi Kartika Indah S.
Rista Eriyanti
Diah Ainur Rosidah
Widya Riska Nur Anisa
Caroline Sugiarto

Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan – PGSD
Universitas Nusantara PGRI Kediri

Editor: Diana Pratiwi

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI