Apa itu Manajemen Risiko dalam Organisasi?

Manajemen Resiko dalam Organisasi
Ilsutrasi Manajemen Resiko (Sumber: Penulis)

Mendefinisikan resiko menjadi rumit karena fakta bahwa resiko dapat dipecah menjadi dua komponen, yaitu kemungkinan dan dampak.

Ketika suatu peristiwa dalam organisasi dipertimbangkan dari perspektif kemungkinan, hal ini akan menentukan apakah peristiwa tersebut beresiko. Contoh simpelnya, adanya lalat di meja makan rumah lalu keberadaannya menjadi suatu resiko walaupun resiko tersebut dianggap rendah.

Meski mengganggu seisi rumah, lalat tidak dapat menimbulkan ancaman serius bagi individu yang ada di dalamnya. Namun tetap ada dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh lalat seperti masalah pencernaan walaupun rasionya hanya 1:100 akan terjadi.

Bacaan Lainnya

Ketika sebuah organisasi meluncurkan upaya penilaian resiko sejak dini, pihak yang melakukan penilaian tersebut mencari kemungkinan sumber masalah. Hal ini menjawab pertanyaan-pertanyaan seperti; “Bagaimana program kerja kita tidak sukses?” atau “Kenapa program kerja kita tidak diterima dikhalayak ramai?”.

Perbedaan Risiko dan Ketidakpastian

Terkadang individu yang ada di dalam organisasi masih bingung membedakan resiko dengan ketidakpastian. Dalam ilmu manajemen, para ahli terkadang membedakan antara konsep resiko dan ketidakpastian.

Saat mengambil keputusan dalam kondisi beresiko maka individu masih memiliki kemungkinan untuk mengambil ataupun tidak keputusan tersebut karena terjadinya resiko masih tidak tetap.

Contoh simpel dari pengambilan keputusan dalam kondisi beresiko, individu hendak pergi ke rapat organisasi namun diluar sudah terlihat bahwa cuacanya gelap dan akan turun hujan lalu individu menghubungi informasi biro cuaca untuk memastikan apakah 1 jam kedepan akan terjadi turun hujan?

Jawaban dari biro cuaca ialah positif, hujan akan turun dalam 1 jam kedepan. Maka dari itu individu harus membawa paying untuk berjaga-jaga dari resiko yang akan dihadapinya untuk 1 jam kedepan dalam perjalanan.

Sedangkan saat mengambil keputusan dalam kondisi ketidakpastian, individu cenderung tidak melakukan keputusan tersebut karena akan lebih besar dampak negatif yang akan terjadi.

Contoh simple dari pengambilan keputusan dalam kondisi ketidakpastian, individu yang hendak menghadiri rapat organisasi sudah melihat bahwa hujan sudah sedikit turun namun tetap mengambil keputusan untuk menggunakan payung dan memilih sedikit terkena hujan tersebut.

Maka dari itu, pengambilan keputusan dalam ketidakpastian dapat terlihat dari dampak yang akan dilalui individu.

Definisi Manajemen Risiko

Mendefinisikan resiko dapat dimulai dari pertanyaan, apa arti istilah resiko bagi seseorang?

Definisi kamus mengasumsikan perspektif ini, misalnya Shorter Oxford Dictionary of English Language yang resmi mendefinisikan resiko sebagai “bahaya; kemungkinan, kerugian, ataupun cedera” (Stevenson, Bailey and Sierfing, 2002).

Jika seorang pengurus mendekati manajemen resiko sebagai suatu disiplin ilmu maka pengurus akan menemukan bahwa definisi resiko lebih dari sekedar konsep bahaya namun tergantung pada perspektif anda. Misalnya, dalam hal resiko bisnis seseorang akan memikirkan peluang untuk untung dan rugi.

Resiko yang terkait dengan pembuatan estimasi lebih berfokus pada masalah prediktabilitas dibandingkan kerugian, beberapa resiko paling signifikan yang dihadapi tim lapangan ketika melaksanakan adalah resiko yang terkait dengan suatu estimasi.

Jika tim lapangan mengestimasikan bahwa pekerjaan yang sedang dilakukan pada suatu proyek organisasi yang diestimasikan akan selesai pada lima hari namun realisasi sesungguhnya sepuluh hari maka hal ini dapat menyebabkan tertundanya jadwal organisasi.

Beberapa klasifikasi dasar dalam resiko, yaitu resiko murni, resiko bisnis, resiko proyek, resiko operasional, resiko teknis, resiko politik, dan resiko organisasi.

Manajemen Risiko dalam Organisasi

Manajamen resiko organisasi yang efektif tidak terjadi secara otimatis, para pengurus di dalam nya yang harus mampu mengelola resiko dengan baik dan harus menyadari bahwa jalan menuju manajamen resiko yang efektif sangatlah panjang, berbelit-belit, dan terkadang berbahaya.

Memulai perjalan manajamen resiko dipicu oleh arahan satu orang didalam organisasi tersebut, hal itu biasanya terjadi setelah bencana kecil yang mendesak organisasi untuk menerapkan praktik manajamen resiko yang baik.

Namun setelah kehebohan kecil tersebut sebenarnya manajamen resiko dalam organisasi justru semakin sulit untuk diperkirakan. Maka dari itu, timbulah alasan penting dibalik analisis resiko dalam organisasi dengan tujuan menghindari kejutan-kejutan buruk yang tidak diinginkan.

Contohnya, mungkin kita tidak dapat menghentikan badai yang menerjang rumah kita, namun jika kita mengetahui adanya prediksi bahwa dalam waktu enam jam maka kita siap menghadapinya  dalam resiko terburuknya.

Identifikasi resiko adalah langkah pertama dalam proses penilaian resiko, tujuannya adalah untuk memunculkan kejadian-kejadian beresiko sedini mungkin. Kemudian pengurus organisasi mengkaji dampak kuantitatif dan kualitatif dari peristiwa resiko yang sudah teridentifikasi.

Jika tidak ada resiko signifikan yang teridentifikasi maka tidak diperlukan tindakan lebih lanjut, namun jika peristiwa resiko signifikan telah muncul berarti dampak nya harus dinilai, strategi dikembangkan untuk menanganinya, dan strategi tersebut dimasukan kedalam proses bisnis organisasi.

Dalam konklusinya, penerapan proses manajemen resiko yang efektif tidak akan terjadi secara kebetulan. Manajemen resiko harus secara sadar tertanam dalam jiwa pengurus suatu organisasi agar dapat berfungsi dengan baik, hal ini harus disesuaikan dengan kondisi khusus organisasi.

Artinya, sumber daya manusia yang berkualitas yang perlu disediakan oleh organisasi dalam menunjang resiko yang mungkin akan terjadi maka dari itu manajemen resiko harus diperhatikan dengan baik oleh manajemen puncak.

Walaupun sudah adanya identifikasi resiko ini tidak mengakiri upaya penilaian resiko. Di dalam sumber penulis, mendapati bahwa ada beberapa cara untuk melakukan latihan identifikasi resiko.

Yang pertama ialah daftar periksa, jika ditunjukkan ada sesuatu yang tidak berfungsi dengan baik maka pengurus akan mendapat peringatan yang harus dilaksanakan adanya perbaikan sebelum dilaksanakannya suatu acara.

Yang kedua ialah brainstorming, daftar periksa memungkinkan analisa untuk mengidentifikasi resiko melalui cara yang sistematis, sebaliknya brainstorming berfokus pada sumber resiko baru. Selama sesi berlangsung tidak satu orang pengurus pun dapat mengkritik kontribusi ide dari pengurus lain.

Pengurus didorong untuk membangun organisasi dari masukan masing-masing, ide yang dihasilkan akan ditulis setelah sesi pencurahan ide tadi selesai, lalu dari pengurus-pengurus tersebut harus membahas daftar ide secara kritis agar tercapainya tujuan organisasi.

Sesi brainstorming dapat dilakukan dengan bantuan analisis SWOT singkatan dari kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Dengan analisis SWOT tersebut pengurus diminta untuk mengidentifikasi kekuatan dari daftar ide yang sudah ditulis.

Setelah kekuatan itu teridentifikasi, perhatian dari pengurus harus terfokus pada kelemahan ide seperti halnya kekuatan dan kelemahan yang mengacu pada faktor internal.

Yang terakhir ialah log masalah, yaitu daftar sederhana mengenai hal-hal yang memerlukan pertimbangan yang telah muncul sejak pertemuan pengurus sebelumnya.

Saat mengidentifikasi masalah, ada baiknya untuk mengikat masalah tersebut ke daftar tindakan untuk memastikan bahwa masalah tersebut tidak diperlukan sebagai keingin tahuan yang menarik tetapi memerlukan penyelidikan yang konkret dan relevan.

 

Penulis: Meycho Akbar Harviano
Mahasiswa Manajemen Bisnis Syariah, Sekolah Tinggi Ekonomi Islam SEBI

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI