Bahaya Hadist Maudhu bagi Ummat Islam

hadis maudhu

Pendahuluan

Sebagaimana yang kita ketahui bersama bahwa agama Islam memiliki dua pedoman utama yang menjadi sumber hukum dan ketentuan dalam islam yaitu Al-Quran dan Hadist.

Al-Qur’an sendiri merupakan wahyu yang diturunkan oleh Allah kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam melalui perantara malaikat jibril dan hadist singkatnya adalah segala sesuatu yang datangnya dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam baik itu berupa perkataan beliau, perbuatan beliau, maupun ketetapan beliau.

Sebagai wahyu yang diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam, Al-Qur’an memiliki keistimewaan khusus yang mana telah dijamin oleh Allah keasliannya sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur’an surah Al-hijr ayat 9 yang berarti “sesungguhnya kamilah yang menurunkan alquran dan sesungguhnya kami benar benar memeliharanya.”

Bacaan Lainnya

Berbeda dengan Al-Qur’an, Hadist tidak memiliki jaminan akan keaslian dan kebenaran akan hadist tersebut dengan kata lain hadist berpotensi untuk dipalsukan atau dibuat-buat namun mengatas namakan Nabi shallallahu alaihi wa sallam.

Hadist yang dipalsukan atau dibuat buat ini di kemudian hari dikenal dengan hadist maudhu atau hadist palsu, dan yang sangat disayangkan ternyata hadist maudhu ini telah menyebar dan beredar laus ditengah ummat Islam di zaman sekarang ini.

Baca juga: Ingin Menyemir Rambut? Ini Hukumnya Menurut Hadis

Pembahasan

Perlu kita ketahui, Hadist maudhu adalah hadist yang dibuat-buat lalu disandarkan kepada Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam oleh kerena itu hadist maudhu dianggap sebagai hadist yang paling buruk derajatnya di antara derajat hadist-hadist yang lain.

Dengan demikian sudah pasti haram hukumnya untuk meriwayatkan, beramal dan mengambil istinbat hukum dari hadist maudhu ini. Bahkan ulama berpendapat bahwa hadist maudhu ini tidak layak disebut sebagai hadist, kerena tidak bersumber dari Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam dan juga merupakan pendustaan terhadap beliau.

Juga para pelaku yang membuat hadist maudhu diancam dengan neraka kerena telah berbohong atas nama rasulullah shallallahu alaihi wa sallam.

Sejatinya hadist maudhu haram untuk disampaikan pada masyarakat umum kecuali hanya sebatas memberikan penjelasan dan contoh bahwa hadist tersebut adalah maudhu agar ummat tidak beramal dengan hadist tersebut.

Kemunculan hadist maudhu ini tidak lepas dari beberapa faktor penyebab, di antaranya adalah:

Pertama, Faktor politik

Sejarah membuktikan bahwa perpecahan di kalangan umat Islam muncul setelah terjadinya pembunuhan terhadap khalifah ketiga yaitu Utsman bin Affan oleh para pemberontak dan digantikan oleh Ali bin Abi Thalib sebagai khalifah keempat, peristiwa tersebut menyebabkan Umat Islam pada masa itu terpecah menjadi beberapa kelompok seperti kelompok yang ingin menuntut bela terhadap kematian khalifah Utsman bin affan, Syiah, Khawarij dan kelompok yang mendukung Muawiyyah.

Masing-masing dari mereka mengklaim bahwa kelompoknyalah  yang paling benar, mereka ingin mempertahankan kelompoknya juga  mencari simpati ummat islam dengan cara mengambil dalil Al-Quran dan Hadist yang mendukung kelompok mereka.

Jika tidak ada dalil yang mendukung kelompoknya maka mereka mencoba mentakwilkan dan memberikan interpretasi atau penafsiran  yang berlebihan. Mereka juga tidak sungkan untuk membuat hadist palsu agar ummat islam tertarik pada kelompok mereka.

Kedua, Faktor kebencian dan dendam

Banyaknya pemeluk agama lain yang memilih muallaf atau masuk Islam, menyebabkan munculnya rasa benci dan dendam dari pemeluk agama lain. mereka melakukan berbagai cara untuk menjatuhkan ummat islam dan salah satu caranya adalah membuat hadist maudhu.

Mereka yang memalsukan hadist ini terdiri dari golongan Zindiq, Yahudi, Majusi, dan Nasrani. Mereka dengan sengaja membuat dan menyebarkan hadist maudhu dengan tujuan menyesatkan ummat islam.

Ketiga, Faktor Kebodohan

Kita ketahui bersama bahwa banyak dari ummat Islam yang suka beramal namun mereka memiliki pengetahuan yang minim tentang Islam, mereka inilah yang pada akhirnya membuat hadist maudhu dengan tujuan menarik orang lain agar berbuat kebaikan.

Mereka dengan sengaja membuat hadist maudhu yang biasanya berisi amalan yang mudah dilakukan namun menjanjikan pahala yang sangat besar.

Baca juga: Hadis Dhaif yang Terlanjur Populer, Bolehkah Diamalkan?

Tentunya hal ini sangat menggiurkan bagi orang awam dan mereka akan menerima hadist tersebut secara mentah mentah tanpa meneliti keshahihan hadist tersebut terlebih dahulu. Hal ini juga merupakan faktor utama tersebarnya hadist maudhu ditengah masyarakat islam.

Dengan adanya hadist maudhu yang menyebar luas ditengah ummat islam, tentunya memberikan banyak dampak buruk bagi ummat islam, di antaranya:

Menimbulkan dan mempertajam perpecahan dikalangan ummat Islam. Tentu saja hadist maudhu yang sengaja dibuat oleh satu golongan untuk menjelekkan golongan lain akan mempertajam perpecahan ditubuh ummat islam itu sendiri.

Lalu hadist maudhu ini juga dapat mencemarkan pribadi Rasullullah shallallahu alaihi wa sallam. Karena biasanya Hadist Maudlu berisikan hal-hal yang bertentangan dengan akal sehat dan logika.

Hal ini tentunya dapat mencemarkan pribadi Rasullullah shallallahu alaihi wa sallam. Karena dari hadis-hadis palsu itu tergambar bahwa Rasullullah shallallahu alaihi wa sallam seolah-olah, pelupa, bodoh, egois dan kekanak-kanakan. Hal ini sangat bertentangan dengan fakta pribadi Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam yang sebenarnya.

Lalu menurut penulis salah satu dampak yang sangat buruk dari tersebarnya hadist maudhu ini adalah mengaburkan pemahaman terhadap Islam. Dengan munculnya hadist maudhu tentunya akan membuat pemahaman yang salah terhadap Islam, sehingga Islam diragukan sebagai agama yang fitrah serta dapat membimbing dan membawa ummatnya untuk mencapai kebahagiaan dan kesejahteraan dunia dan akhirat. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa hadist maudhu ini sangat berpotensi untuk melemahkan jiwa dan semangat keislaman ummat islam.

Penutup

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa hadist maudhu sangatlah berbahaya bagi ummat Islam terlebih di zaman sekarang dimana teknologi dan informasi sangat cepat beredar di tengah masyarakat.

Hal ini tentunya semakin memudahkan tersebarnya hadist maudhu terlebih di berbagai platform sosial media seperti facebook, twitter, instagram, youtube dan lain sebagainya.

Banyak akun-akun yang tidak bertanggung jawab dengan sengaja menyebarkan hadist maudhu pada akun sosial medianya. Terlebih kurangnyapengetahuan ummat islam tentang klasifikasi hadist semakin menyebabkan tersebar luasnya hadist maudhu dikalangan ummat islam.

Dengan demikian hal pertama dan paling utama yang harus dilakukan agar hadist maudhu ini tidak tersebar luas adalah dengan memberikan edukasi kepada masyarakat tentang hadist hadist palsu yang beredar, baik secara langsung maupun melalui platform media sosial.

Penulis: M. Zulfikri Islami
Mahasiswa UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI