Dampak Lobi Israel terhadap Kebijakan Luar Negeri AS di Timur Tengah: Sebuah Analisis Kritis

Kebijakan Luar Negeri AS di Timur Tengah
Kebijakan Luar Negeri AS (Sumber: Media Sosial dari freepik.com)

Kebijakan luar negeri Amerika Serikat di Timur Tengah sangat dipengaruhi oleh Lobi Israel, sebuah koalisi longgar yang terdiri dari individu dan organisasi yang secara aktif bekerja untuk mengarahkan kebijakan luar negeri Amerika ke arah yang pro-Israel (Mearsheimer & Walt, 2008).

Pengaruh ini telah dikritik oleh para sarjana dan ahli yang berpendapat bahwa AS tidak boleh mendasarkan kebijakan luar negerinya hanya pada kepentingan Israel (Walt, 2006).

Dalam artikel ini, kita akan menelusuri keberadaan Lobi Israel, dampaknya terhadap kebijakan luar negeri AS, dan mengapa AS tidak boleh memprioritaskan kepentingan Israel di Timur Tengah.

Bacaan Lainnya

Lobi Israel adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan koalisi longgar individu dan organisasi yang secara aktif bekerja untuk mengarahkan kebijakan luar negeri AS ke arah yang pro-Israel. Istilah ini dipopulerkan melalui buku “The Israel Lobby and U.S. Foreign Policy” karya John Mearsheimer dan Stephen Walt (2008).

Para penulis berpendapat bahwa Lobi Israel mempunyai dampak yang luas terhadap postur Amerika di Timur Tengah, termasuk di Irak, Iran, dan Lebanon.

Lobi ini terdiri dari berbagai kelompok, termasuk American Israel Public Affairs Committee (AIPAC), Liga Anti-Pencemaran Nama Baik (ADL), dan Konferensi Presiden Organisasi-organisasi Besar Yahudi Amerika.

Pelobi Israel dituduh mendorong AS berperang melawan Irak dan mendorong perang melawan Suriah dan Iran.

Kritikus berpendapat bahwa AS tidak boleh mendasarkan kebijakan luar negerinya hanya pada kepentingan Israel karena hal ini dapat menyebabkan konflik kepentingan dan melemahkan kredibilitas AS di wilayah tersebut (Mearsheimer & Walt, 2008).

AS seharusnya memprioritaskan kepentingannya sendiri dan berupaya mencapai pendekatan yang lebih seimbang terhadap Timur Tengah.

Pengaruh kepentingan Israel terhadap kebijakan luar negeri AS di Timur Tengah telah menjadi topik perdebatan di kalangan sarjana dan pakar.

Beberapa contoh keputusan kebijakan luar negeri AS yang dipengaruhi oleh kepentingan Israel antara lain dukungan AS terhadap Israel sejak berdirinya negara tersebut pada tahun 1948 (Beauchamp, 2014).

AS juga menggunakan posisinya di Timur Tengah untuk memajukan prioritas kebijakan luar negerinya, termasuk membela Israel dan memastikan aliran minyak bebas dari Teluk.

Pelobi Israel maka dituduh mendorong AS berperang melawan Irak dan mendorong perang melawan Suriah dan Iran.

Kritikus berpendapat bahwa AS tidak boleh mendasarkan kebijakan luar negerinya hanya pada kepentingan Israel, karena hal ini dapat menimbulkan konflik kepentingan dan melemahkan kredibilitas AS di kawasan Timur Tengah (Beauchamp, 2014).

Mereka juga berpendapat bahwa AS harus memprioritaskan kepentingannya sendiri dan berupaya mencapai pendekatan yang lebih seimbang terhadap Timur Tengah.

Adapun AS tidak seharusnya memprioritaskan kepentingan Israel di Timur Tengah karena beberapa alasan.

Pertama, hal ini dapat menimbulkan konflik kepentingan dan melemahkan kredibilitas AS di kawasan Timur Tengah (Rabinovich, 2016). Kedua, hal ini dapat menimbulkan persepsi bias dan memicu sentimen anti-Amerika di kawasan tersebut.

Ketiga, hal ini dapat menghambat kemampuan AS untuk bekerja sama dengan negara-negara lain di Timur Tengah, seperti Iran dan Suriah, yang merupakan pemain penting di kawasan ini.

Pada akhirnya, hal ini dapat menyebabkan kurangnya kemajuan menuju penyelesaian damai konflik Israel-Palestina, yang merupakan isu utama di kawasan ini (Rabinovich, 2016).

Sementara itu, mereka yang mendukung kepentingan Israel berpendapat bahwa aliansi AS-Israel baik bagi Amerika dan bahwa Israel tetap menjadi penyeimbang terhadap kekuatan radikal di Timur Tengah, termasuk Islam politik dan ekstremisme kekerasan.

Mereka juga berpendapat bahwa Lobi Israel tidak berpengaruh seperti yang diklaim beberapa orang dan bahwa dukungan AS terhadap Israel tidak mengurangi status AS sebagai mediator netral di kawasan Timur Tengah (Beauchamp, 2014).

Di sisi lain, para kritikus berpendapat bahwa AS tidak boleh mendasarkan kebijakan luar negerinya hanya pada kepentingan Israel, karena hal ini dapat menimbulkan konflik kepentingan dan melemahkan kredibilitas AS di kawasan Timur Tengah (Walt, 2006).

Mereka juga berpendapat bahwa AS harus memprioritaskan kepentingannya sendiri dan berupaya mencapai pendekatan yang lebih seimbang terhadap Timur Tengah.

Kritik terhadap Lobi Israel berpendapat bahwa hal ini mempunyai dampak yang luas terhadap postur Amerika di Timur Tengah dan bahwa komitmen AS terhadap Israel terutama disebabkan oleh kegiatan Lobi tersebut.

Demikian perdebatan mengenai apakah AS harus memprioritaskan kepentingan Israel di Timur Tengah masih berlangsung, dengan argumen dari kedua belah pihak (Walt, 2006).

Kebijakan luar negeri AS di Timur Tengah maka seharusnya tidaklah boleh hanya didasarkan pada kepentingan Israel.

Keberadaan Pelobi Israel dan pengaruhnya terhadap kebijakan luar negeri AS telah menjadi topik perdebatan di kalangan akademisi dan pakar, namun telah menunjukkan beban moral yang jelas bahwa dengan mendukung Israel, AS ikut bertanggung jawab dalam konflik berkepanjangan dan puluhan ribu korban jiwa yang tidak bersalah.

Penulis: Asila Ghina Rahmani
Mahasiswa Hubungan Internasional, Universitas Padjadjaran

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

Referensi

Beauchamp, Z. (2014, July 24). Why the US has the most pro-Israel foreign policy in the world. Vox. https://www.vox.com/2014/7/24/5929705/us-israel-friends

CSIS. (2022, April 26). U.S. Power and Influence in the Middle East: Part One. https://www.csis.org/analysis/us-power-and-influence-middle-east-part-one

Mearsheimer, J. J., & Walt, S. M. (2007). The Israel lobby and U.S. foreign policy. https://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1475-4967.2006.00260.x/pdf

Rabinovich. (2016, July 28). Testing the “Israel Lobby” thesis | Brookings. Brookings. https://www.brookings.edu/articles/testing-the-israel-lobby-thesis/

Walt, S. (2006). The Israel lobby and U.S. foreign policy. Harvard Kennedy School. https://www.hks.harvard.edu/publications/israel-lobby-and-us-foreign-policy

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI