Dampak Pemberlakuan New Normal terhadap Ekonomi dan Politik di Indonesia

new normal
Foto: Pixabay.com

Pemerintah mulai menerapkan new normal yang dimana masyaralkat akan dapat beraktifitas seperti biasa dengan syarat-syarat tertentu dan tetap menerapkan protocol tertentu untuk mencegah penyebaran Covid-19. Sebelum menerapkan new normal pemerintah sudah terlebih dahulu menerapkan peraturan seperti social distancing yang kemudian diganti dengan istilah physical distancing. Pemerintah juga sudah memberlakukan lockdown serta kebijakan-kebijakan yang diterapkan oleh pemerintah sebagai upaya pemutusan rantai Covid-19.

Namun jika Indonesia ternyata tidak siap menghadapi new normal, yang ada akan memicu gelombang kedua COVID-19 alias membuat kasus positif virus Corona melonjak. Bahkan negara yang berhasil menerapkan normal baru pun tetap terkena gelombang kedua. Namun, apa yang sudah diterapkan oleh pemerintah dalam upaya memutus rantai dari Covid-19 sampai sekarang belum juga membuahkan hasil. Bahkan korban semakin bertamah dari hari ke hari. Sehingga pemerintah menerapan new normal bertujuan untuk mempercepat penanganan Covid-19 dalam aspek kesehatan dan sosial-ekonomi. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga telah memberi pedoman untuk menerapkan kenormalan baru sebagai langkah transisi.

Pemerintah Indonesia telah mengumumkan rencana untuk mengimplementasikan skenario kenormalan baru dengan mempertimbangkan studi epidemiologi (penyebaran penyakit) dan kesiapan regional. Indonesia bersiap menghadapi era normal yang baru atau new normal pada kondisi pandemi virus Corona (COVID-19). Hal tersebut diharapkan akan kembali menggerakan kegiatan perekonomian yang laju pertumbuhannya sempat terpuruk di kuartal I-2020, yaitu hanya 2,97% berdasarkan Badan Pusat Statistik (BPS).

Bacaan Lainnya

Menurutnya, kegiatan normal baru di tengah pandemi Covid-19 ibarat dua mata uang, ada potensi untuk meningkatkan perekonomian, tapi ada risiko peningkatan kasus positif virus Corona. Dimana pemerintah seakaan membiarkan rakyatnya hidup damai dengan virus. Rakyat tak punya pilihan, rakyat tak punya daya, mau tidak mau mereka harus siap dengan keadaan yang semakin sulit. Hingga alasan pemerintah akan menerapkan New Normal untuk tetap bisa memajukan perekonomian yang terus anjlok semenjak pandemic ini.

Meskipun para tenaga ahli sudah menyampaikan kemungkinan-kemungkinan yang terjadi jika kebijakan itu diberlakukan. Namun, ini tidak menyurutkan niat pemerintah untuk segera merealisasikan kebijakan tersebut. Pemerintah akan segera melonggarkan semua aktivitas sosial serta ekonomi dan bersiap kembali beraktivitas dengan skenario new normal. Pemerintah semakin terkesan plin-plan dalam mengambil keputusan. Yang sebelumnya penerapan PSBB yang tidak memberikan efek dalam pemutusan menyebaran wabah covid-19, kembali lagi akan diterapkannya new normal.

Penerapan new normal ini akan menyebabkan pemulihan ekonomi berjalan lebih lambat karena masyarakat khawatir ke pusat perbelanjaan atau mal di saat kurva positif virus corona masih meningkat. Masyarakat lebih mengkhawatirkan keselamatan dan biaya kesehatan dirinya. Situasi ini membuat omzet dari penjual juga tidak maksimal. New normal bisa dilakukan dan akan berdampak pada perekonomian. Hal itu dikarenakan banyak pengusaha yang hanya sanggup bertahan pada Agustus. Apabila tidak ada instruksi pemerintah dalam membuka ekonomi Indonesia maka pengusaha akan melakukan pemutusan kerja sepihak. New normal juga bisa melakukan aktivitas ekonomi dan para pelaksana implementasi. Maka kombinasi pemerintah sangat penting dari segi pelaksanaan. Hal ini agar tidak meningkatkan positif korban Covid-19.

Perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia terutama disebabkan oleh konsumsi rumah tangga yang merosot ke 2,84 persen dan investasi yang hanya tumbuh 1,70 persen. Sementara itu, konsumsi pemerintah masih tumbuh walau tipis yakni 3,74 persen, ekspor 0,24 persen, sedangkan impor kontraksi 2,19 persen.

Contoh kecilnya yakni jika dulu melakukan jual beli harus bertatap muka maka sekarang ini jual beli terjadi secara online. Bahkan, perkembangan teknologi informasi membuat silaturahmi bisa dilakukan melalui telepon genggam atau gadget yaitu melalui video call. Selain itu, konsultasi kesehatan bisa melalui aplikasi yang disediakan oleh platform kesehatan. Tidak hanya itu, mungkin setelah pandemi covid-19 berakhir, orang akan tetap menghindari keramaian, banyak orang tetap mengisolasi diri, menghindari dari perkumpulan banyak orang, dan tetap melaksanakan physical distancing atau memberikan jarak di tempat kerja dengan pekerja akan diminta untuk tetap mengikuti aturan physical distancing.

Cut Sarah Fadilla
Mahasiswa Universitas Syiah Kuala

Baca juga:
Siapkah Kita Menerapkan New Normal?

Antusias Masyarakat Indonesia Terhadap Wacana New Normal dan Dampak Politik serta Ekonomi

Kebijakan New Normal dan Pengaruhnya terhadap Ekonomi dan Politik

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI