Dayung

Dayung

Mendayung adalah sala satu cabang olahraga menggunakan dayung dan perahu yang dilaksanakan di danau maupun laut, kayuhan ini dapat berupa maju maupun mundur, Jenis olahraga ini adalah beregu air, dan dalam 1 perahu terdapat 7 orang yang mendayung. dayung sendiri terbuat dari kayu secara tradisional, dan pada jaman dahulu dayung lebih dikenal dengan alat transportasi dibandingkan dengan sebuah cabang Olahraga.

Dayung secara tradisional terbuat dari kayu. Bentuknya adalah poros panjang (atau alat tenun) dengan pisau datar di ujungnya. Mana dayung menghubungkan ke kapal ada “leher” yang menghentikan dayung tergelincir lalu keliti tersebut.

Jika menginginkan perahu bergerak ke depan maka digunakan dayung maju sedangkan dayung mundur untuk menghentikan perahu yang sedang bergerak maju atau memang menginginkan perahu bergerak mundur. Jika ingin membelokkan perahu ke kanan maka tangan kiri mendayung maju dan tangan kanan mendayung mundur, dan sebaliknya jika ingin membelok kekiri. Olah raga dayung merupakan tes ketahanan yang diselesaikan dalam kecepatan hingga 10 meter per detik. Kru tim dayung menempuh jarak 1000 meter dengan rata-rata 40 kayuhan per menit, namun, pada 500 meter pertama dan terakhir, kecepatan kayuhannya naik hingga mencapai 47 kayuhan per menit.

Bacaan Lainnya

Baca Juga: Teknik-Teknik Dayung

Sejarah Olahraga Dayung

Dayung telah dikenal sejak lama, karena pada kenyataannya mendayung telah digunakan sejak lama oleh masyarakat yang digunakan sebagai alat transportasi. Catatan orang Mesir pada 1430 sebelum Masehi, menyatakan bahwa pejuang Amenhotep atau Amenopis II terkenal dalam hal mendayung. Di kepulauan Aenea, para gadis melakukan salah satu acara pemakaman yang dibuat oleh Aeneas untuk menghormati ayahnya.

Pada abad ke13, orang Venesia mengadakan festival Regata yang di dalamnya terdapat balap perahu antara satu dengan yang lain. Sekitar tahun 1880 di dalam buku bertajuk canoe dan pembuatan perahu untuk para amatir W.P Stephens canoe didefinisikan sebagai perahu berukuran panjang, namun memiliki ruang yang sempit. Dengan ujung perahu dibuat lancip dan dayung dipegang atau digunakan untuk mengendalikan arah mendayung tersebut. 

1. Sejarah Olahraga Dayung Kuno

Olahraga Canoe dan kayak adalah secara relatif baru. Meskipun penggunaan jenis-jenis perahu ini kembali mengenang pada zaman batu. Kayak kemungkinan berasal dari Greenland. Di mana suku Eskimo telah menggunakannya untuk berburu.

2. Sejarah Olahraga Dayung Modern

Olahraga Dayung sudah dikenal sejak zaman sebelum masehi, tetapi baru pada abad ke-16 diresmikan sebagai bentuk olahraga. Kemudian munculnya berbagai perlombaan untuk memperebutkan gelar-gelar pendayung terbaik selanjutnya, berkembang kegiatan ini menjadi suatu cabang olahraga. Perlombaan-perlombaan mulai menjamur. Sekitar abad ke-19, para mahasiswa Inggris mulai tertarik dengan olahraga ini. Asal mula Kano dan Kayak dimulai dari beberapa abad yang lalu di sebelah Utara dan Selatan Amerika. Pada saat itu, penduduk lokal (orang Eskimo dan orang Indian) biasa membuatnya untuk keperluan transportasi, memancing dan bertarung. 

Baca Juga: IKAMI Sulsel DKI Jakarta Resmi Dilantik, Ketum: Mari Mendayung Bersama

Bukti pertama mengenai keberadaan perahu Kano terdapat di dekat Sungai Efrat, di sebuah makam dari Raja Samaria. Relik tersebut diperkirakan berumur kurang lebih 6000 tahun. Bentuk dan desainnya lain dari yang biasa dibuat oleh bangsa Indian malah lebih serupa dengan perahu Kano yang dibuat oleh bangsa Eskimo yang tinggal di Amerika Utara dan Greenland. Pembuatan perahu Kano yang pada awal mulanya digunakan untuk transportasi barang dan orang, berburu, lomba Kano hingga berperang, telah berkembang sejak jaman batu, dari Samaria hingga Amerika, Oceania dan Australia hingga Greenland serta masih banyak lagi.

Perahu kano pada masa awal dipahat dari gelondongan kayu atau tulang paus dan kayu apung yang dilapisi dengan kulit singa laut dan lemak paus yang kedap air. Pada awalnya perahu Kano merupakan benda yang rapuh namun mudah untuk dikendarai, yang sekarang telah berevolusi menjadi perahu dengan penampilan yang licin dan cepat.

3. Sejarah Olahraga Dayung di Indonesia

Jenis olahraga dayung pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh Belanda sebelum Perang Dunia II. Ketika itu jenis olahraga ini hanya dikenal di kota-kota besar seperti Jakarta, Semarang, dan Surabaya. Klub yang ada masih dimiliki secara pribadi oleh orang Belanda, tetapi berangsur-angsur orang Indonesia boleh masuk menjadi anggota. Klub dayung yang terkenal kala itu adalah “Roli-Vereniging Brantas” di Surabaya, yang kelak menelurkan Klub Dayung PORAS, Surabaya.

Baca Juga: Melihat Sisi Positif dan Negatif Pelaksanaannya Asian Games 2018 bagi Bangsa dan Dunia

Cabang kano di Indonesia tumbuh dari lomba dayung tradisional. Di Indonesia dikenal beberapa jenis lomba perahu tradisional seperti bidar di Sumatra Selatan, jukung di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan, lepa-lepa di Sulawesi Selatan, lalu kole-kole di Maluku. Teknik mendayung perahu tradisional Indonesia memiliki banyak kemiripan dengan Inggris. Perbedaannya terletak pada posisi pendayung: di Indonesia duduk menghadap ke depan, di Inggris menghadap ke belakang.

Tahun 1956, Persatuan Olahraga Air (Peropi) iahir di Indonesia, membawahkan olahraga layar, dayung, selam, ski air, dan power boating. Cabang dayung diperlombakan pertama kali di PON VII Surabaya tahun 1969. Selanjutnya nama Peropi diganti setelah keempat cabang lainnya memiliki induk organisasi sendiri.

Dhalfany Fauziah Sofyan
Mahasiswa Universitas Singaperbangsa Karawang

Dosen: Deden Akbar Izzuddin S.Pd.,M.Pd

Editor: Diana Pratiwi

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI