Efektifitas Abdominal Stretching Exercise Terhadap Penurunan Intensitas Nyeri Dismenore

Dismenore merupakan rasa nyeri yang terjadi sebelum atau selama menstruasi yang sangat menyiksa bagi wanita.

Sehingga tidak terjadi metabolisme anaerob (seperti glikolisis dan glikogenolisis ) yang akan menghasilkan asam laktat, dimana jika terjadi penumpukan asam laktat akan menyebabkan kelelahan, nyeri atau kram pada otot.

Dengan dilakukannya abdominal stretching exercise kurang lebih 10- 15 menit selama 2 hari dilakukan pada hari pertama dan kedua menstruasi bagi wanita yang mengalami menstruasi akan meredakan nyeri menghasilkan relaksasi dan memperbaiki sirkulasi.

Bacaan Lainnya

Dismenore dikategorikan menjadi dua yaitu (1) dismenore primer berkaitan dengan nyeri haid yang terjadi tanpa terdapat kelainan anatomis alat kelamin, sedangkan (2) dismenore sekunder yaitu nyeri haid yang berhubungan dengan kelainan antomis yang jelas atau masalah patologis di rongga panggul.

Baca juga: Mari Kita Pelajari Berbagai Penyebab Nyeri di Perut Bagian Kanan Bawah

Dismenore primer pada umumnya terjadi setelah 1 – 2 tahun dari menarche. Rata-rata usia menarche terjadi pada 13 – 14 tahun terjadi pada remaja Indonesia.

Berdasarkan hal tersebut maka dismenore akan terjadi pada remaja berusia 16 – 18 tahun. Remaja pada usia tersebut sedang berada di sekolah menengah atas atau disebut SMA.

Nyeri pada dismenore primer dan gejala sistemik lain disebabkan karena tingginya kadar prostaglandin. Setelah ovulasi, sebagai respon terhadap produksi progesteron, asam lemak di dalam fisfoipid membran sel bertambah.

Asam arakindonat dilepaskan dan memulai kaskade prostaglandin dalam uterus. Prostaglandin (PGF-2α) akan menyebabkan hipertonus miometrium dan vasokontriksi sehingga akan menimbulkan iskemia dan nyeri.

Dismenore dapat menimbulkan dampak bagi aktivitas para wanita jika tidak ditangani, khususnya adalah remaja. Dismenore menyebabkan intoleransi aktivitas, dan nyeri yang hebat dapat mengakibatkan ketidakhadiran kerja atau disekolah. hal tersebut menyebabkan penurunan output kerja dan perhatian dikelas.

Remaja yang mengalami nyeri haid (dismenore) disebabkan karena adanya kejang otot uterus yang dapat dimulai pada 24 jam sebelum terjadinya perdarahan haid dan dapat bertahan selama 24-36 jam, umumnya berlangsung 24 jam pertama saat terjadi perdarahan haid.

Dismenore merupakan kondisi normal khususnya pada wanita yang sedang mengalami menstruasi, namun nyeri menstruasi dapat muncul berlebihan karena dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti fisik, psikis seperti stres dan hormon prostaglandin yang tinggi.

Baca juga: Mengapa Sering Terjadi Nyeri Haid

Hormon prostaglandin yang disekresi berlebihan akan berdifusi ke dalam jaringan endometrial yang akan meningkatkan amplitudo dan frekuensi kontraksi uterus, sehingga mengakibatkan iskemia uterus dan hipoksia pada jaringan uterus, dan disintegrasi endometrium, perdarahan serta kram abdomen bawah yang merangsang nyeri saat menstruasi.

Hal ini berhubungan dengan pengeluaran prostaglandin yang di pengaruhi oleh hormon progesteron, sehingga menyebabkan hiperaktivitas uterus. Prostaglandin juga menyebabkan hipertonus miometrium dan vasokontriksi sehingga menimbulkan nyeri

Exercise (latihan fisik) merupakan salah satu manajemen nyeri non farmakologis yang lebih aman digunakan karena menggunakan fisiologis.

Terdapat pengaruh yang bermakna antara kebiasaan olah raga (exercise) dengan kejadian dismenore dimana terdapat penurunan gejala dari mulai gejala fisik dan gejala psikologis dismenore primer. Dengan melakukan exercise tubuh akan menghasilkan endorphin.

Semakin banyak melakukan exercise maka akan semakin tinggi pula kadar endorphin yang keluar. Endorphin di hipotalamus dan sistem limbik yang berfungsi untuk mengatur emosi.

Hormon ini berfungsi sebagai obat penenang alami, sehingga menimbulkan rasa nyaman serta penurunan rasa nyerihasilkan di otak dan susunan syaraf tulang belakang. Endorphin akan keluar dan ditangkap oleh reseptor di dalam .

Adapun salah satu olahraga untuk menurnkan intensitas nyeri haid adalah dengan melakukan abdominal stretching exercise.

Abdominal stretching exercise yang dilakukan pada saat dismenore untuk meningkatkan kekuatan otot, daya tahan, dan fleksibilitas otot, mengurangi rasa nyeri otot dan ketegangan otot sehingga dapat menurunkan intensitas nyeri haid (dismenore).

Baca juga: Atasi Nyeri Haid dengan Akupuntur/Akupresure

Tujuan dari latihan peregangan otot adalah membantu meningkatkan oksigenasi (proses pertukaran oksigen dan karbohidrat di dalam sel) serta menstimulase aliran drainase getah bening, sehingga dapat menigkatkan kelenturan otot dan dapat memelihara fungsinya dengan baik serta memperbaiki elastisitas dan fleksibilitas jaringan tubuh sehingga mengurangi kram pada otot.

Hal ini sesuai dengan teori gate control menjelaskan bahwa impuls nyeri dihantarkan saat sebuah pertahanan dibuka dan impuls dihambat saat sebuah pertahanan tertutup. Upaya menutup pertahanan tersebut merupakan merupakan dasar terapi untuk menghilangkan nyeri.

Pemblokan ini dapat dilakukan melalui mengalihkan perhatian ataupun dengan teknik relaksasi. Latihan abdominal stretching merupakan salah satu bentuk relaksasi dari teknik yang dapat menurunkan nyeri dengan cara merelaksasikan otot-otot yang mengalami spasme yang disebabkan oleh peningkatan prostaglandin, sehingga terjadi vasodilatasi pembuluh darah dan akan meningkatkan aliran darah ke daerah yang mengalami spasme dan iskemik.

Setelah melakukan latihan abdominal stretching terjadi penurunan rata-rata tingkat nyeri haid (dismenore) setelah melakukan latiahn abdominal stretching dengan tingkat nyeri minimum 0 dan maksimal 2.

Penulis: Amalia Erfarani
Mahasiswa Prodi Fisioterapi Universitas Binawan

Dosen Pengampu: Apriani Riyanti, S.Pd., M.Pd.

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI