El Salvador Sahkan Bitcoin untuk Menghilangkan Ketergantungan terhadap Dolar AS

Bitcoin sudah resmi menjadi alat pembayaran yang sah di negara El Salvador, negara yang terletak di wilayah Amerika Tengah tersebut menjadi negara pertama di dunia yang melegalkan Bitcoin sebagai salah satu mata uang kripto sebagai alat pembayaran yang sah.

Dengan adanya kebijakan ini, timbullah pro dan kontra yang berasal dari masyarakat El Salvador itu sendiri, di mana mata uang Bitcoin masih bisa dibilang sebagai mata uang yang baru dan tidak seluruh masyarakat mengetahuinya.

Oleh sebab itu, Presiden El Salvador yaitu Nayib Bukele memberikan bonus sebesar 30 dolar AS kepada siapa saja yang mendaftarkan diri mereka untuk bisa mengakses mata uang tersebut. Namun dibalik adanya inovasi tersebut, muncul berbagai macam bentuk kekhawatiran dari masyarakat tentang penggunaan Bitcoin.

Bacaan Lainnya

Baca Juga: Trading: Judi atau Investasi?

Di mana dampak potensial yang dapat diberikan dari kebijakan ini adalah tingginya inflasi di negara dengan kemiskinan dan pengangguran yang juga akan ikut tinggi dan juga kurangnya perlindungan bagi pengguna, mengancam akan munculnya tindakan kriminalitas dari aktor-aktor tertentu.

Menurut data yang didapatkan oleh Central American University melihatkan bahwa lebih dari 80 persen responden waspada terhadap mata uang baru ini dan 70 persen menentang menjadikannya alat pembayaran yang sah.

Data tersebut juga menyimpulkan bahwa hampir dua pertiga mengatakan untuk tidak tertarik dalam mengunduh aplikasi dompet Chivo, di mana aplikasi ini merupakan salah satu alat untuk dapat mengakses dompet digital berupa Bitcoin tersebut.

Terlepas dari kontra yang diberikan masyarakat El Salvador, Presiden Bukele meyakinkan masyarakatnya bahwa dengan adanya mata uang baru ini akan memberikan keuntungan yang besar karena memungkinkan masyarakat Salvador untuk menghemat setidaknya 400 juta dolar AS.

Di mana dana tersebut merupakan dana yang dikeluarkan setiap tahun untuk komisi pengiriman uang. Sedangkan jika masyarakat Salvador bersedia menggunakan uang digital tersebut sebagai mata uang mereka, maka mereka tidak akan dikenakan biaya sepersen pun di dalam pengiriman uang.

Baca Juga: Menghadapi Dampak Pandemi dalam Pandangan Ekonomi Politik

Hal tersebut tentu saja akan memudahkan dan juga menguntungkan khususnya bagi pelaku bisnis untuk menjalankan bisnis mereka dan juga pebisnis yang memanfaatkan teknologi sebagai salah satu hal yang harus dimanfaatkan dengan sangat baik. Bagi mereka yang sudah merasakan manfaat dari Bitcoin, telah terbukti bahwa Bitcoin sudah bisa menjadi alat pembayaran yang populer khususnya di Kota El Zonte.

Analisis Pengesahan Bitcoin sebagai Alat Pembayaran yang Sah Guna Menghilangkan Ketergantungan Kepada Dolar AS

Bisa dikatakan bahwa El Salvador telah mempertaruhkan keselamatan ekonomi mereka kepada Bitcoin, sebuah mata uang digital berbentuk crypto yang mereka sahkan sebagai mata uang baru dan juga sekaligus menggantikan posisi dolar Amerika Serikat di negara tersebut, di mana selama ini Salvador telah menggunakan mata uang dolar selama kurang lebih 20 tahun.

Menurut data yang telah tekumpul hingga saat ini, menunjukkan bahwa adopsi dari Bitcoin sendiri tidak benar-benar sukses secara nasional, hal ini dikarenakan masih banyaknya masyarakat yang menolak untuk menggunakan mata uang baru tersebut.

Apalagi utang El Salvador kepada Amerika Serikat masih terbilang cukup banyak dan dengan kebijakan yang mengejutkan ini membuat Amerika Serikat geram sehingga mereka dituntut untuk segera melunasi utang tersebut. Hal ini tentunya menjadi tantangan bagi negara tersebut mengingat keuntungan yang dicapai dari adopsi Bitcoin ini belum terlalu terlihat.

El Salvador pun malah memperlihatkan penurunan khususnya dari segi ekonomi semenjak diberlakukannya Bitcoin sebagai mata uang yang sah di mana menurut data defisit yang diciptakan oleh Salvador cukup tinggi dan rasio utang terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) negara itu akan mencapai angka hampir 87 persen pada tahun 2022.

Dengan adanya data ini menimbulkan kekhawatiran khususnya bagi masyarakat El Salvador bahwa negara tersebut tidak akan mampu untuk melunasi utang mereka dan akan berdampak kepada kehancuran negara.

Baca Juga: Permasalahan Saham dalam Ekonomi Islam

Salah satu tujuan utama Presiden Bukele untuk menerapkan Bitcoin sebagai mata uang mereka dan menggusur dolar AS sebagai mata uang adalah untuk menghilangkan ketergantungan mereka terhadap Amerika Serikat.

Hal ini dikarenakan antara Amerika Serikat dan juga El Salvador, memiliki defisit yang cukup jauh dalam hal perdagangan, padahal kedua negara sama-sama menerapkan satu mata uang yaitu dolar Amerika Serikat.

Menurut data bahwa El Salvador telah mengekspor ke Amerika Serikat sekitar 1,6 Miliar dolar AS atau lebih dari 60 persen total ekspor sedangkan mereka hanya menginmpor barang dengan total 2,1 miliar dolar AS dari Amerika Serikat.

Hal ini menyebabkan ketergantungan yang sangat tinggi kepada Amerika Serikat karena dengan peredaran dolar AS yang begitu banyak di El Salvador membuat melambungnya nilai jual berbagai macam kebutuhan dan juga menciptakan kesenjangan yang cukup besar antara masyarakat yang kaya dengan masyarakat yang tinggi.

Dengan kata lain bahwa inflasi di negara tersebut sulit untuk dihindari sehingga kebutuhan barang pokok dari tahun ke tahun akan semakin tinggi, akibat dari melambungnya harga kebutuhan pokok tersebut maka harga permintaan masyarakat terhadap suatu produk juga akan semakin menurun sehingga perekonomian di negara tersebut sedikit terhambat perkembangannya.

Selain itu kesenjangan juga akan semakin tinggi karena orang yang sudah kaya akan semakin kaya dengan beredarnya mata uang dolar dan orang yang miskin akan semakin miskin dikarenakan naiknya harga jual suatu produk di negara tersebut.

Baca Juga: Gejolak Kemiskinan di Tengah Dua Tahun Pandemi

El Salvador memang berhasil menghilangkan ketergantungan mereka terhadap Amerika Serikat, dengan mengadopsi nilai mata uang baru bernama Bitcoin, El Salvador setidaknya berhasil membujuk masyarakatnya untuk menggunakan Bitcoin dari pada menggunakan uang tunai berupa dolar Amerika Serikat.

Karena penggunaan mata uang Bitcoin akan lebih menguntungkan khususnya dalam hal pengiriman uang. Ditambah lagi akibat dari adanya pandemi Covid-19 mengharuskan masyarakatnya untuk tidak bertransaksi secara langsung menggunakan uang tunai.

Apalagi kebijakan Presiden Bukele yang menawarkan bonus kepada siapa saja yang ber-KTP El Salvador untuk diberikan bonus jika mereka bersedia untuk mendaftarkan diri mereka dan menggunakan Bitcoin sebagai alat pembayaran mereka.

Namun di balik itu semua, mereka harus mengorbankan keselamatan negara mereka terhadap nilai tukar satu Bitcoin tersebut. Karena pada dasarnya nilai satu Bitcoin hanya berpatokan kepada penawaran dan permintaan yang membuat nilai tukar satu Bitcoin tidak akan selalu stabil.

Ada kalanya jika nilai tukar Bitcoin itu akan melesat sangat tinggi dan ada juga kalanya nilai mata uang tersebut tidak akan berharga sama sekali, oleh sebab itu masyarakat dan juga para ahli memiliki kekhawatiran apakah El Salvador mampu untuk merencanakan pembangunan dengan pasti mengingat Bitcoin memiliki nilai yang sangat liar, atau bahkan banyak yang memprediksi bahwa El Salvador akan menuju ke pintu kehancurannya sendiri.

Baca Juga: Usaha Pemerintah dalam Menangani Perekonomian di Masa Pandemi

Presiden Bukele menganggap bahwa penggunaan Bitcoin sebagai mata uang utama di El Salvador sebagai satu langkah maju bagi negara tersebut khususnya untuk melepaskan bayang-bayang Amerika Serikat.

Di mana sebelumnya El Salvador menggunakan mata uang dolar Amerika Serikat sehingga akan menyebabkan ketergantungan terhadap dolar Amerika Serikat. Di mana mata uang ini dapat dikendalikan langsung oleh Amerika Serikat.

Selain itu penggunaan Bitcoin juga mampu untuk menghindarkan El Salvador dari belenggu Society for World Interbank Financial Telecommunication (SWIFT) serta visa dan mastercard yang sering dimanfaatkan oleh Amerika Serikat sebagai instrumen untuk menghukum musuh-musuh mereka.

Dari anggapan ini dapat dikatakan bahwa tindakan tersebut merupakan tindakan yang harus diapresiasi karena tanpa adanya tindakan maka suatu negara sulit untuk berkembang dan hanya tertahan dengan keadaan yang ada.

Namun dengan tindakan itu pula El Salvador berani untuk mengambil risiko yang akan dihadapi nantinya karena pada dasarnya penggunaan Bitcoin sebagai mata uang yang sah memiliki risiko yang sangat besar bagi nasib negara tersebut dikarenakan nilai tukar Bitcoin yang tidak stabil dan dapat membahayakan perekonomian suatu negara.

Di sisi lain, pengesahan mata uang Bitcoin sebagai satu-satunya alat pembayaran yang memberikan dampak dan pengaruh yang cukup besar khususnya bagi negara-negara yang berada di kawasan  Amerika Latin.

Baca Juga: Corona Tiada Henti, Kemiskinan Semakin Menjadi

Salah satu dampak tersebut adalah adanya ketertarikan berbagai negara seperti Honduras, Guatemala, Kuba, Panama, dan Paraguay. Di mana negara-negara ini berupaya untuk mempelajari kemungkinan mata uang digital tersebut untuk dapat diadopsi dan digunakan sebagai mata uang legal.

Hal ini dikarenakan adanya kasus yang hampir sama dengan El Salvador, di mana sebagian besar masyarakat di negara tersebut mendapatkan kiriman dari keluarga yang bekerja di Amerika Serikat dan dalam pengiriman tersebut terdapat bea admin yang sudah diatur oleh pemerintah tersebut.

Di mana pemotongan biaya tersebut cukup besar dan bisa saja meresahkan masyarakat di negara-negara tersebut. Sehingga negara-negara ini memiliki niat untuk mengadopsi mata uang Bitcoin sebagai mata uang yang sah untuk menghindari hal tersebut dan juga tentunya melepaskan ketergantungan terhadap Amerika Serikat.

Pengaruh yang diberikan El Salvador terhadap negara lain ini pun menjadi perhatian dunia karena sebelumnya belum ada satupun negara di dunia yang mencoba untuk melegalkan Bitcoin sebagai mata uang yang sah.

Selain itu banyak pakar di dunia internasional tentunya akan mencoba untuk mengkritik penggunaan Bitcoin ini karena akan memberikan dampak negatif bagi perekonomian di dunia sehingga memungkinkan untuk menimbulkan krisis di tengah-tengah pandemi Covid-19. 

Baca Juga: Pengaruh Cyber Security dalam Perekonomian di Era Digital

Selain itu, IMF (Dana Moneter Interasional) melihat bahwa penggunaan Bitcoin di El Salvador telah membawa El Salvador ke dalam jurang karena utang negara yang semakin besar dan IMF memperingati hal tersebut dan menyebut bahwa volatilitas Bitcoin mendorong negara tersebut ke dalam akses pembiayaan yang kini semakin sulit.

IMF juga menilai dengan penggunaan Bitcoin ini akan memperlambat pertumbuhan ekonomi negara tersebut setidaknya sebesar dua persen dalam jangka waktu yang tidak lama dan kondisi ini salah satunya dipengaruhi oleh besarnya utang dari negara tersebut.

Dengan begitu IMF menyarankan kepada Bank di negara tersebut untuk memperkenalkan bentuk kehati-hatian di dalam penggunaan Bitcoin seperti dengan adanya persyaratan modal dan likuiditas untuk sepenuhnya dilindungi eksposur Bitcoin atau melarang deposit dalam bentuk Bitcoin.

Setelah adanya desakan dari IMF di mana pada dasarnya maksud yang diberikan oleh IMF kepada El Salvador adalah untuk menghentikan penggunaan Bitcoin sebagai mata uang menghiraukan desakan tersebut.

Bahkan terdapat iming-iming bahwa Presiden El Salvador malah menganggap desakan yang diberikan oleh IMF ke negaranya tersebut sebagai bentuk lelucon dengan membalaskan desakan tersebut dalam bentuk meme di salah satu akun media sosialnya.

Tentunya hal ini merupakan salah satu bentuk jawaban bahwa El Salvador akan terus menggunakan Bitcoin sebagai mata uang yang legal. Walaupun terdapat data bahwa nilai tukar Bitcoin yang sedang anjlok, Presiden Bukele pun merespon dan menganggap bahwa hal tersebut merupakan hal yang biasa.

Ia menanggapi hal tersebut dengan santai, padahal negara itu sedang terlilit utang yang besar dan mulai timbul keraguan dari masyarakat bahwa negara tersebut semakin lama akan semakin hancur.

Penulis:

Agus Kurniawan
Mahasiswa Jurusan Ilmu Hubungan Internasional Universitas Andalas

Editor: Ika Ayuni Lestari

Daftar Pustaka

Argente, David DKK. “Are Cryiptocurrencies Currencies? Bitcoin as Legal Tender in El Salvador.” National Bureau of Economic Research. (2022)

Fauzan, Aditya Rafi & Dirkereshza, Rianda. “ Lex Crypto: Perbandingan Landasan Hukum terhadap Dampak Keberadaan Bitcoin antara Indonesia dengan El Salvador.” Pandecta Research Law Journal 16 (2), Hal. 320-335 (2021).

Burke, Quinnlan J. “The Great Bitcoin Esperiment: A Social Analysis of Cryptocurrency in El Salvador.”

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI