Miskomunikasi dalam Kepemimpinan Organisasi Karang Taruna di Lingkup Desa

Karang Taruna adalah organisasi sosial kepemudaan yang ada hampir di seluruh desa/ kelurahan di Indonesia, yang fokus pada penumbuhkembangan usaha kesejahteraan sosial, usaha ekonomi produktif dan rekreasi, olahraga dan kesenian.

Pada dasarnya karang taruna terbentuk karena adanya rasa tanggung jawab dan peduli para anggotanya khususnya para pemuda, sedangkan yang terjadi sekarang ini para pemuda yang seharusnya dapat menjadi generasi penerus bangsa kebanyakan kurang memiliki rasa tanggung jawab dan kepedulian.

Mereka lebih memilih melakukan kegiatan atau hal-hal yang kurang bermanfaat bahkan negatif seperti kriminalitas, pergaulan bebas, dan lain-lain, yang dianggap lebih menyenangkan dibandingkan harus menggali potensi.

Bacaan Lainnya

Baca Juga: Peran Pemuda Karang Taruna dalam Kesejahteraan Sosial Masyarakat

Padahal jika potensi yang mereka miliki dikembangkan ke arah yang positif bisa menjadi suatu modal dasar dan aset bangsa, dengan kata lain potensi yang dimiliki para pemuda dapat menciptakan keadaan yang lebih baik di masa mendatang melalui karya dan potensi intelektual.

Karang Taruna yang berada di salah satu desa Kabupaten Sidoarjo ini merupakan desa dengan banyak pemudanya. Pemuda di desa ini rata-rata masih duduk dibangku SMP, SMA, kuliah, dan ada yang sudah bekerja.

Saya pun juga termasuk anggota karang taruna ini, di sini saya akan menjelaskan bagaimana kepemimpinan ketua karang taruna yang berada di salah satu desa Kabupaten Sidoarjo. Kepemimpinan karang taruna di desa ini sangatlah buruk.

Pertama, dari segi komunikasi yang kurang bagus, pemimpin karang taruna di desa ini kurang baik dalam menjalin komunikasi antar anggotanya, hal ini yang menyebabkan kurang efektifnya organisasi tersebut dalam menjalankan kegiatan apapun. Kedua, kurang akrabnya antara ketua dan anggota.

Dalam organisasi karang taruna di desa ini terdapat suatu masalah yakni antara pemimpin dan anggotanya, di sini pemimpin hanya bisa menjalin keakraban atau bisa berkomunikasi secara baik dengan orang yang dikenalnya saja.

Baca Juga: Pentingnya Peran Pemuda Karang Taruna di Masyarakat

Inilah yang mengakibatkan suasana di dalam organisasi tersebut menjadi tegang atau kurang cair, sebagai seorang pemimpin tentunya harus bisa menjalin keakraban yang baik kepada seluruh anggotanya supaya yang berada di forum tersebut menjadi nyaman dan tidak canggung antara satu sama lain.

Selanjutnya adapun masukan atau saran untuk permasalahan karang taruna di atas tentang perihal masalah keakraban dan komunikasi, yakni dengan ketua karang taruna sering mengadakan pertemuan rutin di luar rapat untuk bisa lebih mengakrabkan lagi anggotanya.

Misal dengan mengadakan pertemuan satu bulan dua kali, karena masalah komunikasi dan keakraban merupakan suatu hal yang sangat penting di dalam suatu organisasi. Dengan tidak terciptanya komunikasi yang baik maka dapat menimbulkan suasana di dalam organisasi menjadi tidak nyaman.

Komunikasi yang tidak efektif memungkinkan timbulnya banyak kesalahpahaman yang memicu konflik. Konflik di dalam organisasi akan menimbulkan suasana yang tidak kondusif. Kemudian sebuah proses komunikasi bisa saja gagal, jika para anggotanya justru malah saling salah paham, bahkan hingga mengalami ketegangan.

Inilah yang disebut dengan miskomunikasi. Miskomunikasi pada umumnya terjadi akibat para anggota organisasi mengabaikan atau menganggap sepele masalah komunikasi ini. Padahal, kunci keberhasilan suatu organisasi adalah komunikasi.

Baca Juga: Peranan Karang Taruna dalam Meningkatkan Kepedulian Sosial Pemuda Desa Krembung

Jika komunikasi di dalamnya berlangsung dengan baik, maka organisasi tersebut dapat berkembang dan maju. Sebuah proses komunikasi dapat berhasil jika dilakukan dengan efektif.

Proses komunikasi dikatakan sebagai komunikasi efektif jika orang yang bertugas sebagai penyampai pesan (komunikator) dapat menyampaikan pesan-pesan yang dimaksud kepada audiensi atau penerima pesan (komunikan) dengan baik.

Artinya, pesan tersebut disampaikan oleh komunikator kepada komunikan, yang dimengerti dan dipahami secara utuh oleh komunikan tersebut. Jika pesan disampaikan dengan baik, maka komunikan akan memberikan umpan balik atau feedback yang sesuai dengan harapan komunikator.

Penulis: Intan Dwi Afiatus Sholicha
Mahasiswa Administrasi Publik Universitas Muhammadiyah Sidoarjo

Editor: Ika Ayuni Lestari

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI