Geliat Kota Kecil Menghadapi Pandemi

Kota Kecil
Kota Kecil

Indonesia masih terus berjuang untuk melawan pandemi yang melanda seluruh dunia. Hingga saat ini, pemerintah masih bekerja keras untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Data menunjukkan kota dengan kasus terbanyak ada di DKI Jakarta sebanyak 13.619 kasus hingga Senin (12/10/2020).

Jika dibandingkan dengan kota kecil di luar pulau Jawa yang saat PSBB diberlakukan, penyebaraninfeksi Covid-19 terlihat lebih rendah. Namun, saat PSBB dilonggarkan, kenyataan berbalik di mana jalur transportasi darat, udara, dan laut sudah kembali produktif membuat penambahan kasus positif Covid-19 di kota-kota kecil meningkat.

Meskipun beroperasi dengan protokol kesehatan yang telah ditetapkan Pemerintah Daerah, pada kenyataannya laju penyebaran virus Covid-19 tidak bisa tertahankan. Tentunya dengan dibukanya jalur tranportasi ini mengakibatkan hasrat masyarakat di kota-kota besar untuk berpergian ke luar kota khususnya ke kota-kota kecil dengan potensi pariwisata.

Bacaan Lainnya
Narasumber Dr. Clive – RS TK.III Wirasakti Kupang

Hal ini menjadi salah satu faktor timbulnya klaster baru yaitu di sektor pariwisata seperti yang terjadi di Kupang, Nusa Tenggara Timur. “Kupang kurang lebih tiga minggu terakhir ada peningkatan kasus, sebelumnya padahal kasus covid tidak banyak, tapi entah mengapa dalam tiga minggu terakhir meningkat,” ucap dr. Clive, tenaga medis RS TK. III Wirasakti Kupang. “Mungkin disebabkan dari pelaku perjalanan dari luar dan culture orang di sini yang kurang mengikuti protokol kesehatan” tambahnya.

Peningkatan Kasus di Kota Kecil

Tercatat di RS TK. III Wirasakti Kupang yang biasanya hanya menampung pasien Covid-19 sebanyak satu orang di ruang isolasi, dalam tiga minggu melonjak menjadi 20 pasien di ruang isolasi. Hal ini menunjukkan peningkatan yang signifikan dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat setempat dalam menerapkan protokol kesehatan.

Tentu kondisi ini yang sangat memprihatinkan, mengingat Kupang, Nusa Tenggara Timur merupakan kota kecil yang memiliki tenaga medis dan alat-alat medis yang sangat terbatas. Hal ini membuat pemerintah setempat harus bekerja lebih ekstra dalam menangani hal ini.

Sarana dan Prasarana yang Minim

Sarana dan prasarana seperti obat obatan, alat pelindung diri untuk tenaga medis, dan inkubator ataupun ventilator yang ada di kota-kota kecil sangatlah terbatas dan tidak memadai. Jika dilihat dari data saat ini pasien yang diterima RS TK. III Wirasakti Kupang merupakan pasien dengan gejala ringan sampai sedang serta OTG. Lain apabila nanti adanya peningkatan pasien dengan gejala yang berat maka dapat membuat tenaga medis dan rumah sakit kewalahan dalam penanganan.

Akses menuju kota-kota kecil yang sulit dijangkau menjadi salah satu faktor yang membuat pengiriman obat-obatan menjadi terhambat sehingga tenaga media kesulitan dalam menangani pasien-pasien yang ada. “Sempat obat antivirus selama hampir 3-5 hari tidak dapat sama sekali karena sistemnya harus order terlebih dahulu baru dikirim” ucap dr Clive.

Ubah Pola Pikir

Peningkatan kasus ini juga tentunya dipengaruhi oleh masyarakat setempat mulai dari kurangnya pengetahuan akan pandemi ini ataupun doktrin yang menyebar. “Ubah mindset tentang keberadaan covid-19.” tegas dr Clive. Beliau menegaskan hal tersebut dikarenakan terlihat dari pola pikir masyarakat yang masih mengganggap bahwa virus corona ini bukanlah virus yang membahayakan atau ada juga yang menggangap virus ini hanya sebuah konspirasi semata.

Oleh karena itu, pola pikir yang baik dan juga pengetahuan mengenai pandemi ini sangat diperlukan di kota kota kecil agar memupuk kepercayaan masyarakat agar menerapkan protokol kesehatan dengan ketat.

Ambil Peran, Saling Jaga

Tingkat peningkatan covid-19 di kota-kota kecil ini membuat kita sadar tentang pentingnya penerapan protokol kesehatan dan tidak berpergian keluar kota sampai pandemi ini dinyatakan telah selesai agar memutus mata rantai penyebaran Covid-19. Tetap ikuti protokol kesehatan seperti memakai masker, menjaga jarak, menghindari kerumunan, mencuci tangan di air yang mengalir serta ikuti anjuran dokter apabila terpapar wabah penyakit ini Hal yang paling penting adalah jangan stress atau banyak pikiran. Karena dengan terlalu banyaknya pikiran dapat membuat imunitas tubuh melemah dan menjadi sangat mudah terpapar penyakit ini. Mari sama-sama mengambil peran untuk melawan virus corona ini. Saling jaga satu sama lain, lindungi orang yang dikasihi, dan kita pasti bisa bangkit kembali dari kondisi ini.

Brandon
Mahasiswa LSPR Business and Communication Institute Jakarta

Editor: Sharfina Alya Dianti

Baca Juga:
Pandemi Corona dan Tindakan Lucu Pemerintah Kita
Gelombang PHK Mengancam Pekerja di Tengah Pandemi
Kemiskinan di Masa Pandemi, Pemerintah Salurkan Bantuan Sosial

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI