Lengkungan Huruf C pada Tulang Belakang atau Skoliosis

Lengkungan Tulang Belakang Skoliosis

Manusia memang tidak akan pernah bisa lepas dari yang namanya penyakit, baik tua ataupun muda bahkan anak-anak pun dapat terkena penyakit. Di sini saya akan membahas sedikit tentang penyakit pada tulang yang bisa menyerang siapa saja, yaitu skoliosis.

Skoliosis merupakan melengkungnya tulang belakang yang melebihi dari 10 derajat pada garis tegak, bisa merupakan kelainan struktural atau fungsional. Walaupun skoliosis tidak menimbulkan keluhan, gejala,  namun secara langsung dapat membuat penderita kurang percaya  diri. 

Lengkungan  skoliosis  akan bertambah besar dengan bertambahnya usia terutama pada masa pertumbuhan. Skoliosis yang dideteksi secara  dini  dan   mendapat   penanganan dengan baik, akan mencegah pertambahan besar sudut lengkungan (Cobb angle). Skrining skoliosis pada remaja akan mendeteksi besaran sudut lengkungan dan bila ditangani dengan segera tidak menimbulkan dampak yang kurang baik di hari tua. (Charles A Simanjutak, 2019).

Bacaan Lainnya

Baca Juga: Efektivitas Retrowalking terhadap Penurunan Nyeri pada Lansia dengan Knee Osteoarthritis

Melansir dari alodokter.com berikut ini beberapa penyebab serta gejala skoliosis.

Penyebab skoliosis:

  • Cedera tulang belakang.
  • Infeksi tulang belakang.
  • Bantalan dan sendi tulang belakang yang mulai aus akibat usia (skoliosis degeneratif).
  • Bawaan lahir (skoliosis kongenital).
  • Gangguan saraf dan otot (skoliosis neuromuskuler), misalnya penyakit distrofik otot atau cerebral palsy.

Gejala – gejala yang timbul antara lain:

  • Tubuh penderita skoliosis condong ke satu sisi
  • Salah satu bahu lebih tinggi
  • Salah satu tulang belikat tampak lebih menonjol
  • Tinggi pinggang tidak rata

Lengkungan yang parah dapat menimbulkan rasa tidak nyaman pada punggung. Tulang belakang juga dapat berputar sehingga lengkungan bertambah parah dan salah satu tulang iga tampak menonjol dibanding sisi lainnya. Ketika kondisinya makin parah, skoliosis dapat menyebabkan gangguan pernapasan.

Saat melihat tulang belakang melengkung, meski hanya sedikit, segera periksakan ke dokter, atau lebih spesifiknya dokter ortopedi ahli spine. Tujuannya adalah agar skoliosis dapat terdeteksi sejak dini dan ditangani. Sebab jika tidak, skoliosis bisa bertambah buruk secara perlahan dan tanpa nyeri, hingga akhirnya menimbulkan komplikasi yang dapat bersifat permanen. (alodokter.com, 2019)

Cara agar skoliosis dapat sembuh adalah dengan terapi dan bisa juga dengan operasi jika skoliosis tersebut sudah parah, terapi harus dilakukan oleh dokter yang sudah berpengalaman karena supaya tidak terjadi hal – hal tidak diinginkan.

Baca Juga: Penanganan Kaki Rata dalam Fisioterapi

Melansir dari alodokter.com pengobatan belum diperlukan untuk skoliosis yang ringan pada anak-anak, mengingat tulang belakangnya masih dapat kembali lurus saat usia anak-anak bertambah. Meski demikian, perkembangan penyakit perlu terus diamati oleh dokter. Dengan pemeriksaan rutin ke dokter, dapat diketahui perkembangan kondisi tulang yang melengkung.

Dokter juga bisa melakukan pemeriksaan foto Rontgen untuk memantaunya. Sedangkan jika sudah parah maka akan diberi penyangga tulang, penyangga ini tidak dapat meluruskan kembali tulang tetapi untuk mencegah bengkok yang lebih parah lagi, penyangga digunakan di bawah lengan, sekitar tulang rusuk, serta bagian bawah punggung dan pinggul.

Bentuknya disesuaikan dengan bentuk tubuh sehingga hampir tidak terlihat jika mengenakan pakaian.. Dan agar penyangga ini efektif maka harus dipakai setiap hari, dilepas saat anak hendak berolahraga saja. Untuk orang dewasa pengobatan dapat berupa pemberian obat pereda nyeri dan suntik kortikosteroid di rongga tulang belakang.

Nah supaya kita tidak terkena penyakit tersebut mari kita selalu menjaga kesehatan, segera periksa ke dokter jika mengalami gejala – gejala skoliosis, dan mohon jangan anggap enteng penyakit ini karena akan sangat berbahaya jika dibiarkan terlalu lama dan tidak segera diobati.

Baca Juga: Olahraga yang Dapat Meningkatkan Aktivitas Fisik pada Lansia

Bayu Febrianto
Mahasiswa Fisioterapi Universitas Binawan

Editor: Diana Pratiwi

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI