Menjadi Insan Produktif

insan produktif

Manusia adalah makhluk yang mempunyai kemampuan untuk mengada, suatu kesadaran bahwa ia ada dan mampu mempertahankan adanya di dunia (Takwin, 2007).

Sedangkan menurut Erich Fromm, manusia adalah makhluk hidup yang harus produktif, menguasai dunia di luar dirinya dengan tindakan mengekspresikan kekuasaan manusiawinya yang khusus, dan menguasai dunia dengan kekuasaannya ini. Karena manusia yang tidak produktif adalah manusia yang reseptif dan pasif, dia tidak ada dan mati. (Fromm, 2001)

Menjadi insan produktif, bukanlah yang malas gerak alias mager, rebahan, facebookan, scrolling tik-tok, lihat instagram orang dan lain sebagainya, tanpa melihat tujuan yang jelas. Itu semua hanya menjadikan hidup kita tidak produktif. Padahal Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah bersadba: “Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat untuk manusia yang lainnya.” (HR. Baihaqi).

Bacaan Lainnya

Baca juga: Tips Menjadi Lebih Produktif

Manusia yang bermanfaat buat diri sendiri dan orang lain itu hanya akan datang jika manusia itu mau produktif. Sebab, hidup produktif akan menjadikan kita lebih happy dan lebih sehat.

Contoh, jika kita ikut lomba, maka kebutuhan kita untuk mengekspresikan skills kita menjadi lebih happy. Begitupun kalau kita sekarang tidak belajar, nanti saat menginjak usia tua sudah lupa lagi. Sedangkan orang yang produktif dan banyak berolahraga, malah menjadikan hidup kita lebih sehat.

Manusia diciptakan oleh Allah agar dapat memberikan kebermanfaatan bagi banyak orang. Jadilah seperti lebah yang memiliki manfaat yang luar biasa, sebagaimana yang telah disebutkan dalam Al-Qur’an yang artinya:

Dan Tuhanmu mengilhamkan kepada lebah, buatlah sarang di gunung-gunung, di pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia. Kemudian makanlah dari segala macam buah-buahan, lalu tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan bagimu. Dari perut lebah itu keluar minuman madu yang bermacam-macam warnanya, didalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda kebesaran Allah bagi orang yang berpikir.” (QS. An-Nahl: 68-69)

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam telah mengingatkan kepada kita. “Manfaatkanlah 5 perkara sebelum 5 perkara: Masa Mudamu sebelum Masa Tuamu, Sehatmu sebelum Sakitmu, Masa Kayamu Sebelum Masa Fakirmu, Waktu Luangmu sebelum Waktu Sibukmu, dan Masa Hidupmu sebelum Masa Kematianmu.” (HR. Hakim).

Baca juga: Kaum Muda Milenial Tetap Produktif dan Kontributif di masa Pandemi

Kunci menjadi produktif ialah ketika kita mempunyai goals. Selain itu, juga mampu mengatur waktu. Kita gak akan punya strategi kalau kita gak punya target yang kita capai. Kalau kita gak punya target, kita gak bisa membuat prioritas apalagi mengelola waktu dengan baik. Oleh karena itu, jangan ditunda-tunda. Mulailah dari sekarang.

Allah subhanahu wa ta’ala mengingatkan kita dalam firmannya: “Demi masa. Sungguh, manusia itu berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran.” (QS. Al-Asr: 1-3)

Maka, benarlah firman Allah di atas bahwa manusia memang dalam kerugian. Seringkali manusia menunda-nunda dengan dalih apapun. Padahal jika manusia mau sadari, belum tentu sedetik kemudian Allah masih memberikan kita kesempatan untuk bisa bernafas.

Terkadang banyak manusia yang lupa bahwa kita hanyalah menjalankan bukan memutuskan. Kita hanyalah diatur dan bukan kita yang mengatur.

Baca juga: Tetap Produktif Meskipun Di Rumah Aja

4 Kuadran Manajemen Prioritas

Lalu, bagaimana manajemen prioritas yang baik, agar menjadi manusia yang produktif? Ada 4 kuadran, dimana manusia dapat mengetahui bahwa ia sedang berada di kuadran mana.

Kuadran 1 (Penting dan Mendesak)

Di kuadran 1 ini, aktivitas dalam keadaan krisis dan harus diselesaikan saat itu juga. Kalau tidak dikerjakan maka akan menimbulkan masalah. Contohnya, saat mengerjakan tugas dan harus dikumpulkan dalam menit ini juga.

Kuadran 2 (Penting dan Tidak Mendesak)

Contohnya, jika ada tugas di hari Sabtu kemudian tugas wajib dikumpukan pada hari Sabtu minggu depan.

Kuadran 3 (Mendesak dan Tidak Penting)

Contohnya, saat kita mau menyelesaikan tugas tapi orang tua ingin telfon karena ada masalah, atau saat ada temen yang mau ajak kita main ke pantai tapi kita lagi menyelesaikan tugas.

Kuadran 4 (Tidak Penting dan Tidak Mendesak)

Contohnya seperti stalking instagram orang, pergi ke cafe bareng temen tapi gak mengerjakan tugas hanya ngobrol saja dan tidak ada kepentingan apapun.

Penulis: Nur Zaytun Hasanah
Mahasiswa Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Agama Islam, Universitas Islam Indonesia

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI