Pengaruh Pemberian PR yang Berlebihan Terhadap Perkembangan Siswa

pr

Sekolah merupakan lembaga yang dirancang khusus untuk kegiatan belajar siswa di bawah pengawasan guru. PR atau pekerjaan rumah sudah menjadi bagian dari dunia pendidikan kita saat ini. Untuk beberapa guru, Pekerjaan Rumah (PR) adalah sesuatu yang penting dan harus diberikan kepada siswa. Mereka beranggapan dengan memberikan tugas rumah maka siswa akan belajar dan lebih memperdalam materi yang telah diajarkan kepadanya. PR dianggap sebagai cara yang tepat untuk membantu siswa dalam memahami materi ajar yang telah disampaikan dalam bentuk pertanyaan. Memang tidak bisa dipungkiri lagi PR adalah sesuatu yang positif dan guru setidaknya harus memberikan itu kepada siswanya. Namun demikian, terkadang ada segelintir guru yang memberikan tugas rumah secara berlebihan, bukannya membuat siswa semakin semangat untuk belajar justru sebaliknya membuat mereka terbebani dengan tugas yang diberikan. Hal tersebut akan berdampak buruk bagi siswa, mereka akan menjadi jenuh dan tidak menyukai pelajaran yang bersangkutan.

Zaman sekarang, sekolah identik dengan pekerjaan rumah (PR). Bukan sekolah namanya kalau tidak ada PR dari guru sekolah. Ada beberapa guru terlalu berlebihan memberikan PR. Banyak orang tua resah karena PR yang berlebihan akan membebani siswa karena memaksa siswa untuk mengerjakan PR. Pengerjaan PR membutuhkan banyak waktu, sehingga waktu mereka yang seharusnya dapat digunakan juga untuk berkomunikasi dengan anggota keluarga lainnya sangat berkurang. Terkadang orang tua tidak mampu membimbing anaknya dalam menyelesaikan pekerjaan rumah tersebut. Akhirnya para orang tua mengambil keputusan untuk memberi tambahan pelajaran di luar jam sekolah. Hal ini didukung oleh fakta di lapangan dengan semakin berkembangnya bimbingan-bimbingan belajar dan privat sehingga orang tua berbondong-bondong memasukkan anaknya. Akibatnya anak tidak memiliki banyak waktu untuk bermain dan berkomunikasi dengan orang tua, dengan kata lain kehilangan masa kanak-kanak mereka. Dampaknya kemampuan anak dalam berinteraksi menjadi kurang.

Melihat fenomena di atas, ada beberapa tips sebagai seorang pendidik (guru) agar mempertimbangkan ketika hendak memberikan tugas kepada siswa yang bertujuan agar siswa memiliki kreativitas dan keaktifan dalam mengembangkan semangat untuk belajar dan bukan menjadikan PR sebagai beban bagi mereka. Pertama, jumlah PR tidak boleh terlalu banyak. Berikan PR sewajarnya saja dan jangan berlebihan karena PR yang akan membuat siswa kewalahan dan malas untuk mengerjakan. Kedua, berikan tugas PR yang bervariasi. Misalnya, Bab I tugasnya mengerjakan soal, Bab II tugasnya melakukan kunjungan ke suatu lokasi, dan sebagainya. Paling tidak, variasi ini bisa menghindari siswa dari perasaan jenuh saat mengerjakan tugas. Terlebih keanekaragaman tugas juga bisa memberikan pengalaman-pengalaman baru yang tentunya bermanfaat bagi diri siswa itu sendiri. Ketiga, jangan terlalu sering memberikan tugas. Paling tidak satu bab, 1-2 tugas saja, karena jika setiap pertemuan siswa terus menerus diberi tugas rumah siswa akan malas dan tidak bersemangat dengan pelajaran. Keempat, berikan feedback terhadap hasil pekerjaan siswa. Perlu diketahui bersama, feedback seorang guru terhadap tugas yang sudah dikerjakan oleh siswa sangat penting. Khususnya lagi untuk mengetahui letak pemahaman si murid, dengan menelaah hasil kerjanya setidaknya guru memiliki gambaran tentang prestasi belajar siswa.

Khoirun Nabila Ni’matul Maulaya
Mahasiswa IAIN Pekalongan

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI