Pembelajaran berdiferensiasi bukan sesuatu hal yang baru dalam dunia pendidikan, terutama pada pelaksanaan Kurikulum Merdeka saat ini.
Adapun salah satu indikator keberhasilan Kurikulum Merdeka yaitu terwujudnya merdeka belajar dengan proses pembelajaran yang berpihak pada siswa. Perwujudan sistem pembelajaran yang berpihak pada siswa tersebut, tentunya sejalan dengan konsep pendidikan menurut Ki Hadjar Dewantara.
Ki Hadjar Dewantara mengungkapkan bahwa mendidik dan mengajar merupakan sebuah proses untuk memanusiakan manusia.
Untuk itu, harus memerdekakan manusia dari segala aspek kehidupan baik secara fisik, mental, jasmani serta rohani. Adapun karakteristik pembelajaran yang berpihak pada siswa salah satunya yaitu manusia merdeka.
Menurut pemikiran Ki Hadjar Dewantara, untuk mewujudkan manusia yang merdeka, salah satu cara yang dapat dilakukan yaitu melakukan pembelajaran yang berpihak pada siswa supaya anak selamat dan bahagia baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat dengan tujuan anak selamat dan baik sebagai individu maupun sosial.
Berdasarkan dari pemikiran tersebut, untuk mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada siswa dan memerdekakan siswa yaitu dapat dilakukan dengan pembelajaran berdiferensiasi.
Lalu, apa pengertian dari pembelajaran berdiferensiasi?
Pembelajaran berdiferensiasi merupakan suatu pembelajaran yang memberikan kebebasan dan keleluasaan untuk siswa sesuai dengan kebutuhan belajarnya meliputi kesiapan belajar, minat dan profil belajar siswa.
Baca juga: Kebijakan Kepemimpinan Pendidikan
Pembelajaran berdiferensiasi ini perlu diterapkan dalam kegiatan pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan pada dasarnya setiap anak pasti memiliki kemampuan dan keistimewaan yang berbeda-beda dan sangat beragam.
Untuk itu, sebaiknya guru dapat mengetahui karakteristik dari masing-masing siswa dan memfasilitasi mereka untuk menggali serta mengembangkan kemampuan yang dimilikinya supaya tumbuh semaksimal mungkin.
Guru dapat melakukan beberapa tahapan untuk mewujudkan pembelajaran berdiferensiasi. Adapun tahap-tahap yang dapat dilakukan yaitu diawali dengan guru memahami terlebih dahulu terkait materi dan Kompetensi Dasar apa yang akan diajarkan.
Setelah itu, guru dapat menentukan tujuan pembelajaran apa yang akan dicapai oleh siswa. Kemudian guru dapat melakukan asesmen diagnostik kepada siswa untuk mengetahui kemampuan awal siswa.
Langkah selanjutnya guru dapat melakukan pemetaan kebutuhan belajar siswa berdasarkan tiga aspek yaitu aspek kesiapan belajar, minat dan profil belajar siswa.
Setelah guru melakukan pemetaan, kemudian guru melakukan langkah selanjutnya yaitu merencanakan pembelajaran berdiferensiasi dengan membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan aspek-aspek pembelajaran berdiferensiasi meliputi aspek konten/isi, aspek proses, aspek produk dan aspek lingkungan belajar.
Baca juga: Polemik Pergantian Menteri Pendidikan dan Kebijakan
Selain itu, guru juga harus mempertimbangkan model pembelajaran dan strategi pembelajaran berdiferensiasi yang tepat. Kemudian guru dapat melaksanakan pembelajaran berdiferensiasi sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun.
Setelah guru melaksanakan pembelajaran, guru dapat mengevaluasi hasil pelaksanaan pembelajaran berdiferensiasi dan melakukan refleksi pembelajaran yang telah berlangsung. Dengan demikian, diharapkan pembelajaran berdiferensiasi dapat berjalan secara optimal.
Penulis: Putri Zunia Norviana
NIM: 1406022205
PPG Prajabatan PGSD Universitas Negeri Semarang
Editor: Imamah Khairunnisa
Bahasa: Rahmat Al Kafi