Psikologi Humanistik dalam Pendidikan

Aliran humanistik muncul sekitar tahun 1940-an sebagai bentuk reaksi ketidakpuasan terhadap pendekatan psikoanalisa dan behavioristik. Psikologi humanistik atau sering disebut juga dengan psikologi kemanusiaan adalah suatu pendekatan yang multifaset terhadap pengalaman dan tingkah laku manusia, yang memusatkan perhatian pada keunikan dan aktulisasi diri manusia.

Psikologi humanistik juga memberikan sumbangan bagi dunia pendidikan yang sering kita kenal dengan pendidikan humanistik (humanistic education). Pendidikan humanistik berusaha mengembangkan individu secara menyeluruh. Pengembangan aspek emosional, sosial, mental dan keterampilan dalam berkarir menjadi fokus dalam model pendidikan humanistik.

Aliran psikologi humanistik selalu mendorong peningkatan kualitas diri manusia melalui penghargaannya terhadap potensi-potensi positif yang ada pada setiap individu. Penerapan psikologi humanistik dalam pendidikan merupakah salah sati bentuk aplikasi dari teori-teori humanistik itu sendiri. Berikut aplikasi psikologi humanistik dalam pendidikan:

Bacaan Lainnya

Open Education
Pendidikan terbuka merupakan sebuah proses pendidikan yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk bergerak sesuai dengan keinginan mereka sendiri seperti mengatur aktivitas belajar mereka sendiri. Guru dalam hal ini hanya menjadi fasilitator atau pembimbing saja. Ciri yang menonjol dari proses pembelajaran ini adalah lingkungan fisik yang tentunya berbeda dengan kelas pada umumnya (tradisional).

Dalam proses ini mensyaratkan adanya pusat-pusat belajar atau pusat-pusat kegiatan di dalam kelas yang memungkinkan murid mengeksplorasi bidang-bidang pelajaran, topik-topik, keterampilan-keterampilan atau minat-minat tertentu. Pusat ini dapat memberikan petunjuk untuk mempelajari suatu topik tanpa hadirnya guru dan dapat  mencatat  partisipasi  dan  kemajuan  murid  untuk  nantinya dibicarakan dengan guru (Rumini, 1993).

Independent Learning
Independent Learning atau yang kita kenal dengan pembelajaran mandiri ialah proses pembalajaran yang menjadikan sebagai subjek untuk merancang, mengatur, dan mengontrol kegiatan belajar mereka sendiri secara bertanggungjawab. Menurut Lowry (dalam Harsono: 2007) Proses  ini  tidak  bergantung  pada  subjek  maupun  metode  instruksional,  melainkan  kepada  siapa  yang  belajar  [murid]),  mencakup siapa yang memutuskan tentang apa yang akan dipelajari, siapa  yang  harus  mempelajari  sesuatu  hal,  metode  dan  sumber  apa  saja  yang  akan  digunakan,  dan  bagaimana  cara  mengukur  keberhasilan upaya belajar yang telah dilaksanakan.

Dalam implementasinya, proses pembelajaran ini sangat cocok digunakan untuk pembelajaran pada tingkat perguruan tinggi. Karena seorang mahasiswa dituntut untuk memiliki kemandirian. Dalam hal ini pendidikan hanyalah seorang fasilitator saja, tidak sebagai penentu keberhasilan proses pembelajaran.

Student Centered Learning
Student Centered Learning atau disingkat dengan SCL ini adalah salah satu metode pembelajaran yang memposisikan siswa menjadi pusat pembelajaran. Artinya siswa diajak agar mereka aktif dan mandiri, bertanggungjawab atas pembelajaran yang dilakukan. Dengan menggunakan metode ini diharapkan siswa mampu mengembangkan keterampilan berpikirnya, serta mampu memilih gaya belajar yang paling efektif untuk diri mereka sendiri.

Psikologi humanistik memiliki relevansi dengan dunia pendidikan, karena aliran humanistik ini menganggap peningkatan kualitas diri manusia dilakukan dengan menghargai potensi-potensi positif yang ada pada diri setiap individu.

Ammar Annas Al Jihad
Mahasiswa Universitas Negeri Semarang

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI