Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang berpotensi serius dan umumnya menyerang paru-paru. Penyebab tuberkulosis adalah infeksi dari bakteri Mycobacterium tuberculosis yang dapat menyebar melalui kelenjar getah bening dan aliran darah ke organ dalam tubuh.
Kebanyakan orang yang terkena TB tidak pernah menunjukkan gejala karena bakteri dapat hidup dalam bentuk tidak aktif pada tubuh dan dapat menjadi aktif ketika sistem kekebalan tubuh menurun.
Tuberkulosis ditularkan melalui udara adalah dengan cara bila seseorang menghirup cairan yang telah terinfeksi Mycobacterium tuberculosis seperti air liur atau lendir atau darah dari penderita TB.
Baca juga: Yuk, Kenali Penyakit Gangguan Pencernaan yang Mirip dengan Sakit MaagÂ
Penyakit TB dapat berakibat fatal jika tidak ditangani secara tepat. Penegakkan diagnosis TB adalah dengan pengecekkan tes darah, X-ray pada bagian dada, pengecekkan sputum atau lendir.
Tanda dan Gejala TB
Ketika tubuh telah terinfeksi oleh kuman tuberkulosis, sistem kekebalan tubuh dapat mencegah kuman tersebut aktif. Berdasarkan kondisi tersebut kuman TB dapat dibagi menjadi dua jenis:
TB Pasif
Pada kondisi ini seseorang memiliki infeksi TB tetapi bakteri pada tubuh dalam keadaan tidak aktif dan tidak menimbulkan gejala. TB pada jenis ini tidak menular.
TB pasif dapat berubah menjadi aktif sehingga pengobatan tetap penting bagi penderita TB pasif dan juga dapat membantu mencegah penyebaran/penularan TB.
Baca juga: Ketahui! Beberapa Jenis Penyakit Autoimun
TB Aktif
Pada kondisi ini seseorang mengalami sakit dan dapat menular ke orang lain. TB dapat langsung aktif pada minggu pertama setelah infeksi atau terjadi pada tahun selanjutnya. Berikut beberapa tanda dan gejala TB aktif :
- Batuk berlangsung selama tiga minggu atau lebih
- Batuk darah
- Nyeri dada ketika bernafas atau batuk
- Penurunan berat badan tanpa sebab yang jelas
- Lebih cepat lelah
- Demam
- Berkeringat pada malam hari tanpa sebab yang jelas
- Meriang
- Kehilangan selera makan
Tuberculosis juga dapat mempengaruhi bagian lain dari tubuh seperti ginjal, tulang belakang, atau otak. Saat TB berada diluar paru-paru, maka tanda dan gejalanya sesuai dengan organ yang terinfeksi. Misalnya, jika seseorang terinfeksi TB pada tulang belakang maka akan mengalami gejala seperti nyeri punggung.
Faktor Resiko
Berikut beberapa faktor yang dapat meningkatkan resiko TB:
1. Kontak Langsung
Kontak langsung dengan penderita TB Resiko terinfeksi TB berhubungan dengan sifat TB dan lama paparannya seperti contohnya bila salah satu anggota rumah tangga terkena TB maka faktor resiko 1 dari 3 orang kemungkinan tertular.
2. Faktor Usia
Orang lanjut usia dan anak-anak memiliki resiko lebih tinggi terkena TB karena sistem kekebalan tubuh yang kurang kuat sehingga lebih mudah terinfeksi TB.
3. Sistem Kekebalan Tubuh
Sistem kekebalan tubuh yang melemah karena penyakit dan obat dapat menjadi penyebab mudahnya terkena TB. Contoh penyakit yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh adalah HIV/AIDS, diabetes melitus, dan gangguan ginjal yang parah. Contoh terapi pengobatan yang dapat melemahkan sistem kekebalan tubuh adalah terapi kanker (kemoterapi), obat yang digunakan untuk rheumatoid arthritis.
Melakukan perjalanan ke daerah mayoritas terinfeksi TB dapat meningkatkan faktor resiko terkena TB karena pemaparan infeksi dalam waktu yang lama.
4. Kondisi Lingkungan
Kondisi lingkungan seperti tempat bekerja dan lingkungan perumahan dapat menjadi faktor resiko terinfeksi TB.
Baca juga: Mengenali Gejala dan Penyakit Xeroderma Pigmentosum: Penyakit yang Sensitif terhadap Sinar Matahari
Terapi dan Pengobatan
Terapi pengobatan Anti-TB adalah satu-satunya pengobatan yang dibutuhkan. Pengobatan TB membutuhkan waktu yang lebih lama minimal enam sampai sembilan bulan. Pengobatan TB juga tergantung pada faktor usia, kondisi kesehatan, respon terhadap obat, jenis TB dan lokasi terinfeksinya di tubuh.
Penggunaan obat TB kemungkinan memiliki efek samping yang membuat tidak nyaman namun tidak membahayakan, seperti :
- Mual dan muntah
- Kehilangan nafsu makan
- Kulit menjadi berwarna kuning
- Urin atau kencing menjadi berwarna keruh bahkan kemerahan
- Demam tanpa sebab
Pencegahan TB ?
Pencegahan TB dapat dilakukan dengan mendapatkan vaksin Bacillus Calmette-Guerin (BCG). Vaksin BCG umumnya diberikan saat bayi karena dapat mencegah terinfeksi TB saat usia anak-anak.
Selain itu, pencegahan TB dapat dilakukan oleh seseorang yang terinfeksi TB dengan cara minum obat secara rutin hingga tuntas. Selain itu, seseorang yang terinfeksi TB juga dapat melakukan beberapa upaya untuk mencegah penularan TB:
- Hindari untuk bepergian atau berada ditempat atau ruangan yang berisi banyak orang.
- Memiliki ventilasi ruangan karena kuman tuberculosis dapat menyebar lebih mudah di ruangan tertutup dan kecil dimana tidak ada sirkulasi udara.
- Menutup mulut dengan tangan atau tisu ketika tertawa, bersin, atau batuk. Tisu yang sudah digunakan masukkan kedalam plastic dan disegel sebelum dibuang.
- Menggunakan masker khusus bagi penderita TB ketika berada disekitar orang terutama selama tiga minggu pertama pengobatan. Upaya ini dapat membantu mengurangi resiko penularan.
Mari stop TB dengan melakukan pengobatan hingga tuntas dan membawa anak anda untuk mendapatkan vaksin BCG.
Penulis: Petrus Novaldi Lasakar
Mahasiswa Jurusan Kesehatan Masyarakat Universitas Nusa Cendana, Kupang, NTT