Sering Dijuluki Negara Islam, Berikut Perspektif Nilai dan Norma Budaya Turki dalam Film dan Kaitannya dengan Peran Komunikasi Antar Budaya

BudayaTurki

Komunikasi antar budaya merupakan proses komunikasi yang terjadi antara orang-orang yang memiliki kebudayaan berbeda-beda, baik beda ras, etnik, sosial ekonomi, atau gabungan dari semua perbedaan.

Komunikasi antar budaya terus berkembang, apalagi disaat manusia bisa bebas berkomunikasi karena adanya perkembangan teknologi.

Kebudayaan merupakan cara hidup yang berkembang dan dianut oleh masyarakat serta berlangsung dari generasi ke generasi selanjutnya. Komunikasi yang terjalin karena adanya perbedaan merupakan hasil dari keanekaragaman, pengalaman, nilai, dan juga cara pandang dari masing-masing budaya.

Bacaan Lainnya

Hamid Mowlana menyebutkan jika komunikasi antar budaya sebagai human flow across national boundaries. Sedangkan Fred E. Jandt mengatakan bahwa komunikasi antar budaya sebagai interaksi tatap muka diantara orang-orang yang memiliki perbedaan dalam budayanya.

Film telah menjadi sebuah media komunikasi yang memiliki kekuatan untuk menyampaikan pesan kepada khalayak, sehingga saat ini film tidak hanya dianggap sebagai media hiburan semata tetapi juga sebagai media kritik sosial.

Film juga dapat digunakan untuk menyampaikan ideologi ataupun pesan dan pemikiran yang ingin diungkapkan oleh komunikatornya.

Pembuat film berharap bahwa melalui pesan yang tersirat dalam film dapat menginspirasi orang yang menonton film tersebut. Pesan dalam film sebenarnya bersifat sangat subjektif tergantung dari siapa yang bertindak sebagai komunikator dalam film itu.

Kemampuan film menjangkau segala segmen sosial dan dampak dari pesan yang disampaikannya membuat para ahli menyadari potensi film untuk mempengaruhi khalayaknya, sehingga berkembang sejumlah studi dan penelitian tentang film, khususnya dalam studi semiotika.

Semiotika pada dasarnya adalah usaha untuk menafsirkan simbol, di mana simbol tersebut adalah hasil dari tindakan atau kegiatan manusia.

Pandangan menurut Roland Barthes digunakan untuk mengetahui konstruksi makna dalam film ini. Khususnya dalam pemaknaan secara konotasi dan denotasi serta signifikasi tahap kedua yang berhubungan dengan isi melalui mitos.

Film adalah sebuah bentuk seni yang disusun oleh banyak tanda. Melalui dialog, gesture aktor, angle gambar, pakaian, set, dekorasi, tata cahaya, tata artistik, make-up, musik latar dapat menyuarakan berbagai macam pesan. Oleh karena itu, suatu tanda sangat dipengaruhi oleh tanda lain.

Unsur-unsur yang ada jika berdiri sendiri-sendiri tidak akan memiliki makna yang sepenuhnya. Film yang berbentuk serial berjudul “Midnight at The Pera Palace” adalah sebuah film yang memiliki delapan episode yang menceritakan mengenai modernisasi dan perubahan yang terjadi pada tahun 1919 hingga masa modern.

Cerita ini digambarkan dengan latar Hotel Pera Palace yang ada di Turki yang dilatarbelakangi cerita tersembunyi dari masa lalu tentang masa pandangan masa depan Turki.

Awal cerita ini digambarkan dengan sebuah situasi dimana seorang jurnalis bernama Esra ditugaskan untuk menulis sebuah artikel yang menceritakan mengenai Pera Palace untuk memperingati ulang tahun Pera Palace yang ke 130.

Namun setelah melakukan wawancara ke hotel tersebut, Esra tiba-tiba datang ke masa lalu pada tahun 1919 saat Turki dalam keadaan dijajah oleh Britania Raya. Dari sini terlihat bagaimana perubahan nilai sosial yang ada pada serial tersebut terlihat melalui Esra yang datang dari masa modern menuju masa lalu.

Perubahan sosial yang terlihat pada serial ini yang pertama adalah dari perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi yang terlihat dalam serial tersebut adalah adanya media komunikasi digital sebagai penyebaran informasi.

Penggunaan handphone yang digunakan oleh Esra menjadikan bukti bahwa perkembangan teknologi mempengaruhi nilai sosial yang mana cara yang digunakan tidak lagi dari mulut ke mulut yang berpengaruh terhadap kebenaran yang diragukan.

Selain itu perkembangan infrastruktur pun memberikan dampak terhadap perubahan nilai sosial dimasyarakat. Pembangunan berusaha memenuhi empat kebutuhan pokok yaitu tentang kesejahteraan sosial, kebebasan, dan identitas serta membebaskan diri dari empat belenggu yaitu tenttang kemiskinan, kerusakan, tekanan dan aliansi.

Bukan hanya itu, gaya hidup masyarakat modern dengan masa lampu yang didatangi oleh Esra memberikan perbedaan begitu besar.

Pada episode 1 scene 13 memperlihatkan ekspresi Esra yang kaget akan adanya perubahan besar pada masa itu.

Pakaian yang dikenakan banyak mengalami perubahan pada. Pesta yang diadakan sebagaimana yang dijelaskan oleh Ahmet kepada Esra pun mengalami perubahan perihal interaksi sosial.

Pada masa lampau, pesta yang digelar begitu meriah dan begitu menikmati situasi yang menyenangkan. Selain dalam segi kehidupan sehari-hari.

Semangat nasionalisme pun mengalami revolusi yang begitu positif pada masyarakat Turki. Perlahan berproses menjadi sebuah bangsa yang layak dihormati melalui revolusi sosial, politik, industri, dan ekonomi yang dijalankan di bawah payung ideologi Kemalisme.

Turki kemudian dihormati oleh banyak pemimpin dunia pada saat itu. Bahkan, Proklamator Indonesia, Soekarno, amat terinspirasi oleh pemikiran Attaturk dan kemajuan yang diraih oleh Turki dalam waktu singkat.

Dengan segala proses yang susah payah tetapi dengan hasil yang luar biasa, pada 10 tahun kemerdekaan Turki, Ataturk dengan bangga mengucapkan “Ne Mutlu Turkum Diyene” yang artinya “Betapa Bahagianya Seseorang yang Menyebut Dirinya Aku Orang Turki”.

Pada masa penjajahan dulu, untuk seseorang dapat memasangkan bendera harus disertai dengan bendera penjajah di sisinya. Namun sekarang untuk mengekspresikan semangat nasionalisme, seluruh tempat seperti di sekolah, café, rumah dipasang bendera Turki dan foto Attaturk karena rasa nasionalismenya yang tinggi.

Seiring berjalannya waktu nilai dalam masyarakat pun mengalami perubahan. Hal ini karena konstruksi sosial yang terbentuk dari asumsi-asumsi atau pendapat publik mengenai apa yang dirasakan oleh mereka, menjadi sebuah wacana realitas sosial yang menjadi penyebab adanya perbedaan sosial dalam kalangan masyarakat.

Turki yang dahulu dipimpin oleh sistem pemerintahan kesultanan membuat masyarakatnya lekat dengan budaya patriarki, hingga akhirnya dengan budaya patriarki tersebut banyak sistem sosial yang bermunculan dan meremehkan peranan sosial pada kaum wanita.

Hal ini juga menjadi jembatan adanya modernisasi karena dengan adanya perubahan nilai dan norma berarti menandakan adanya sebuah normalisasi yang umum dan mewakili secara keseluruhan dan merata entah itu dari perempuan atau laki-laki

Saat ini kedudukan wanita di Turki bukan lagi diremehkan, banyak di antaranya yang bekerja sebagai anggota parlemen bahkan pengusaha. Sehingga dalam adanya perubahan ini menyetarakan keberadaan perempuan dan laki-laki dalam peranan dan fungsi sosial.

Selain beberapa perubahan yang dijelaskan, peralihan Bahasa juga terlihat mulai dari bahas Turki Utsmani yang menggunakan huruf arab digantikan dengan huruf latin, hal ini agar menjadi ciri khas tersendiri layaknya Turki memiliki identitas dan bahasanya sendiri, dan Turki tidak sama dengan bangsa Arab.

Dengan penjelasan di atas, dapat dimengerti bahwa Turki bukanlah negara islam, adaptasi norma dan nilai sosialnya pun berubah seiring berjalannya waktu dengan begitu banyak peranan sosial dan dampak dari komunikasi antar budaya yang dilakukan.

Turki, lebih tepatnya Istanbul, adalah tempat yang diperebutkan banyak bangsa dikarenakan salah satu dari negara di belahan Asia yang modern dengan tema Kosmopolitan adalah Istanbul, ia juga pintu dan gerbang ke berbagai negara di Eropa, tak jarang bila orang ingin pergi dan berkunjung ke Istanbul.

Setelah mendengar penjelasan ini, apakah masih berminat untuk berkunjung ke Istanbul? Tunggu informasi selanjutnya ya!

Penulis: Meira Putri Divya
Mahasiswa Jurusan Mass Communication BINUS University

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI