Stop The Pandemic Radicalism and Racism

rasisme

Pada jaman sekarang, moral anak bangsa Indonesia semakin hari makin memprihatikan. Pasalnya dilihat dari lingkungan sekitar, para remaja tidak segan segan untuk memaki, atau bertidak rasis kepada yang dirasa berbeda dengan mereka.

Mereka datang menganggap bahwa golongan mereka lebih superior daripada golongan lain. Tentu jika hal ini terus dibiarkan akan memicu yang perpecahan tidak hanya di lingkungan sekitar atau wilayah itu, tetapi juga bisa sebagai langkah awal dalam perpecahan Indonesia.

Rasisme juga bisa menuju kearah peristiwa perundungan karena rasisme sering kali membuat penindas yang merasa superior menindas pihak yang lebih lemah. Tindakan bully ini mereka lakukan hanya untuk memuaskan hasrat diri mereka tanpa memikirkan akibat dari perbuatannya.

Bacaan Lainnya

Penyebab Perilaku Rasis

Terkadang tanpa kita sadari, kita melakukan tindakan yang mengarah pada perilaku rasis. Menghina orang tentang ras dan asal usul. Namun, terkadang rasisme dimulai hanya untuk lelucon, tanpa disadari. Kita perlu tahu apa yang dapat menyebabkan perilaku rasis:

1. Pelecehan dengan Menjadikan Rasis sebagai Lelucon Sehari-hari

Kita tentu banyak melihat atau mendengar anak-anak yang menggunakan gurauan yang tidak pantas dengan memanggil teman mereka dengan sebutan si ‘hitam’ yang menggambarkan suku tertentu, si sipit, si gendut, sipendek dll, apapun tanpa disadari ini adalah bentuk lelucon yang sifatnya menyerang dan termasuk perilaku bully.

Jika menyinggung hal sensitif seperti agama, jenis kelamin, suku, warna kulit dan lainnya, artinya tanpa mereka sadari ini merupakan perilaku rasisme.

2. Perlakuan yang Berbeda dalam Tingkat Jabatan Tertentu

Perilaku rasis yang sering kita temukan dalam kehidupan sehari-hari adalah perlakuan yang berbeda disebabkan oleh jabatan seseorang, misalnya banyaknya yang beranggapan bahwa suatu profesi lebih baik dari profesi lain. Padahal kita harus menghormati semua profesi tanpa dibeda-bedakan.

3. Menjauhi Berkebutuhan Khusus

Disabilitas adalah kondisi fisik yang dialami seseorang, baik karena kecelakaan, maupun bawaan, Tentu saja, tidak semua orang bersikap sama kepada pada penyadang cacat akan tetapi masih banyak yang mengabaikan ataupun terang-terangan menghindari mereka, padahal orang dengan kebutuhan khusus sangat butuh uluran tangan atau bantuan dari kita. 

4. Menetapkan standar kecantikan tertentu

Hal ini merupakan rasisme yang seringkali. Seseorang harus putih untuk bisa dianggap cantik sehingga orang dengan warna kulit hitam sering sekali menjadi bahan olok-olokan.

Kemudian cantik juga diartikan harus kurus dan tinggi, sementara yang gendut dan pendek dianggap sebagai aib dan sering terjadi perbedaan perlakuan terhadap yang dianggap good looking. Padahal seharusnya wanita itu cantik dengan versinya maisng-masing tanpa harus dibeda-bedakan.

5. Mendahulukan Golongan Tertentu

Banyak contoh yang terjadi dalam masyarakat Indonesia misalnya saat perekrutan karyawan, seseorang akan mendahulukan keluarganya atau orang yang memiliki almamater yang sama dengannya saat perekrutan karyawan baru. Atau saat ada kegiatan tertentu orang yang dekat dengan panitia kegiatan akan mendapatkan kemudahan atau fasilitas khusus.

Baca juga: Penyuluhan Anti Rasisme dan Radikalisme di SMAS Ananda Batam

Mencegah Perilaku Rasisme

Untuk itu kita perlu menanggulangi mencegah perilaku rasisme seperti hal-hal di atas terjadi, berikut adalah cara-cara yang bisa dilakukan:

1. Saling Menghormati

Kita sebagai masyarakat Indonesia harus kembali lagi kepada Bhinneka Tunggal Ika, walaupun berbeda-beda rakyat indonesia tetaplah satu dan tidak semestinya berpecah belah.

2. Pendidikan dari Keluarga

Keluarga merupakan tempat pendidikan pertama bagi seorang anak, oleh karena itu, sudah sepatutnya bahwa keluarga dapat menanamkan nilai kebaikan tentang bagaimana menghormati sesama dan menghargai perbedaan agar perilaku rasisme tidak terjadi.

3. Kesadaran dari Diri Sendiri

Kita perlu menyadari bahwa kita hanyalah manusia biasa yang membutuhkan orang lain, tidak sepantasnya kita menganggap diri sendiri lebih unggul dari orang lain. Karena kita makhluk sosial yang membutuhkan bantuan dari orang lain.

Umumnya, “Stop the Pandemic Radicalism and Racism” ini dapat mengubah lifestyle ataupun gaya hidupnya agar dapat memperbaiki moral yang menguntungkan kita dalam semua aspek lingkungan. Yang mana diharapkan semua masyarakat agar mendapat lingkungan yang baik. Seperti menghargai perbedaan warna kulit dengan orang sekitar.

Tidak hanya lifestyle ini yang dapat menciptakan lingkungan yang baik, namun sangat baik jika kita ingin mencoba untuk mengubah moral agar menjadi lebih baik. Jika moral kita kepada sekitar baik, tentunya orang lain juga akan balas dengan kebaikan juga.

Baca juga: Pencegahan Radikalisme dan Rasisme Sejak Dini di SMK Mahardika Singkep

Karena pentingnya meningkatkan kesadaran terkait rasisme untuk itu, maka Mahasiswa Universitas Internasional Batam jurusan akuntansi dari kelompok 3 ingin melakukan pengabdian masyarakat melalui kegiatan seminar online yang berjudul “Stop the Pandemic Radicalism and Racism” di SMAN 1 TELUK BINTAN, Kecamatan Toapaya, Kabupaten Bintan.

Seminar ini bertujuan untuk memberikan edukasi dan pembekalan ilmu mengenai Radikalisme dan Rasisme kepada Siswa/siswa di SMA tersebut.

Mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan seminar online ini merupakan anggota kelompok 3 dari kelas 2GAMQ, yaitu Rendy Diaz Hilrian, Misnawati, Yulias Hidayah, Jenny Edly Sunyoto dan Winna dengan Bapak Hendi, SE, MM, Ak, CA, CPA, BKP dan Bapak Budi Harsono, SE, MM, CPA, BKP selaku dosen pembimbing.

Laporan Kelompok 3 kelas 2GAMQ

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI