Studi Tentang Stratifikasi Sosial di Masyarakat Perkotaan

Stratifikasi sosial adalah sistem yang mengatur hierarki atau lapisan-lapisan dalam masyarakat berdasarkan kriteria-kriteria yang berbeda seperti kekayaan, kekuasaan, status sosial dan prestise.

Sistem ini menciptakan ketimpangan dalam distribusi sumber daya, kesempatan dan hak sosial di antara individu atau kelompok dalam suatu masyarakat.

Stratifikasi sosial adalah konsep dalam sosiologi untuk memaparkan cara masyarakat merencanakan orang dan kelompok ke dalam multiple strata atau lapisan atas dasar beberapa kriteria tertentu.

Bacaan Lainnya

Konsep ini membantu menjelaskan bagaimana terjadinya ketidakadilan dari segi ekonomi seperti pendapatan, kekayaan dan status sosial yang ada pada seluruh masyarakat.

Pertimbangan-pertimbangan ekonomi seperti pendapatan serta kemakmuran juga turut memainkan peranan utama dalam menetukan kedudukan seseorang didalam hiraki social.

Selalu contoh lainnya pendidikan sebagai salah satu faktor penting yang pengaruhi mobilitas social melalui pendidikan tinggi membuka akses kepada pekerjaan lebih baik serta pendapatan menjadi lebih tinggi.

Strategis keluarga beserta warisan juga dapat menyebabkan stratifikasi sosialisasi karena status dikarenakan hal tersebut persisten dari satu generasi ke generasi lain.

Baca juga: Menjaga Identitas bagi Masyarakat Indonesia di Tengah Globalisasi

Di tambah dengan alasan ekonomi termasuk pendidikan, faktor-faktor seprti jenis kelamin, rasis etnisitas juga mempengaruhi stratifikasi sosialisasi.

Peranan gender di masyarakat bisa menghalangi aksesibilitas seseorang dalam masyarakat dapat mempengaruhi akses seseorang terhadap sumber daya dan kesempatan.

Diskriminasi rasial dan etnis dapat memperkuat ketidaksetaraan sosial. Kekuasaan politik dan jaringan sosial juga berperan, karena individu atau kelompok yang memiliki kekuasaan dan hubungan sosial yang kuat sering kali memiliki akses yang lebih besar ke peluang dan sumber daya.

Nilai budaya dan agama, lokasi geografis, serta pengaruh globalisasi juga berkontribusi terhadap pembentukan dan pemeliharaan stratifikasi sosial dalam masyarakat.

Adanya strata sosial berdampak signifikan pada individu dan masyarakat. Dampak utamanya adalah ketimpangan ekonomi, dimana warga atau kelompok di tingkat bawah memiliki keterbatasan akses ke sumber daya ekonomi, pendidikan yang baik dan layanan kesehatan.

Ini menghasilkan kemiskinan berkelanjutan dan kesulitan finansial bagi beberapa kelompok dan juga membatasi mobilitas sosial sehingga perubahan status ekonominya sulit bagi mereka.

Terlebih lagi, ambiguitas dalam stratifikasi yang menyebabkan ketidaksetaraan sosial ini menciptakan jarak besar antar kelompok yang merupakan kerusakan bagi kohesi sosial serta pemicu konflik antar individu maupun kelompok.

Baca juga: Memudarnya Nilai-Nilai Pancasila di Kalangan Generasi Muda

Secara psikologis, individu yang berada pada strata sosial bawah seringkali mengalami tingkat stres yang tinggi, rendahnya harga diri, dan gangguan kesehatan mental akibat tekanan ekonomi dan sosial.

Perasaan tidak berdaya dan frustasi karena tidak mampu mengubah status sosialnya dapat berdampak negatif pada kesejahteraan psikologis.

Kekakuan stratifikasi sosial juga membatasi mobilitas sosial, mengurangi motivasi dan aspirasi individu untuk berprestasi.

Dampak-dampak ini tidak hanya berdampak pada individu namun juga meluas dalam kebijakan publik dimana kelompok-kelompok berkuasa mempunyai pengaruh yang lebih besar dalam pembuatan kebijakan sehingga menghasilkan ketidakadilan dalam distribusi sumber daya publik dan juga layanan sosial.

Perlunya diambil kebijakan yang koholistik dan berkelanjutan untuk mengatasi dampak negatif dari alienasi sosial.

Pertama, kita harus mempunyai kebijakan publik yang bisa fokus pada kesetaraan akses terhadap pendidikan dan layanan kesehatan kepada semua warga negara.

Ini meliputi investasi dalam pendidikan merata dan berkualitas serta penguatan sistem kesehatan yang inklusif.

Pelatihan vokasional dan program pengembangan juga dapat membantu perkembangan kemampuan dan mobilitas atas dasar kelompok individu di masyarakat.

Selain itu, mempromosikan kesetaraan kesempatan ekonomi melalui kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan pembagian sumber daya yang adil adalah penting.

Ini dapat mencakup program pengentasan kemiskinan yang berbasis masyarakat, insentif untuk pengusaha kecil dan menengah, dan perlindungan sosial yang kuat untuk kelompok rentan.

Selain itu, mendorong perubahan sosial dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya mengurangi ketidaksetaraan dapat membantu mengubah sikap dan perilaku yang memperkuat stratifikasi sosial.

Dengan cara ini, diharapkan masyarakat dapat mencapai kesetaraan yang lebih besar dan pembangunan sosial dan ekonomi yang lebih berkelanjutan.

Penulis: Arya Agung Raharjo

Mahasiswa Jurusan Sosiologi, Universitas Muhammadiyah Malang

Editor: Anita Said

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI