Aktivitas Antioksidan Tanaman Gambir (Uncaria Gambir (Hunter) Roxb.) Bermanfaat sebagai Antikanker Alami

Tanaman Gambir
Tanaman Gambir (Sumber: Penulis)

Indonesia mempunyai kekayaan hayati yang besar terutama tanaman obat yang secara turun temurun telah digunakan sebagai obat tradisional. Salah satu tanaman obat yang potensial dan banyak ditanam di Indonesia yaitu gambir (Uncaria gambir Roxb).

Gambir merupakan tanaman yang sejak lama telah dibudidayakan di Indonesia, karena gambir merupakan salah satu komoditas perkebunan rakyat yang berorientasi eskpor. Tanaman ini banyak tumbuh di daerah Sumatera dan Kalimantan.

Gambir adalah tanaman semak dari famili Rubiaceae, yang tumbuh baik sampai ketinggian 900 meter dari permukaan laut, dengan curah hujan 2.500-3.000 mm pertahun dengan intensitas cahaya matahari yang cukup, dan yang paling perlu diketahui bahwa tanaman ini tidak tahan pada kondisi tanah yang selalu tergenang air.

Meskipun tidak sefamiliar tanaman herbal lainnya, ternyata gambir banyak sekali manfaatnya bagi kesehatan tubuh, namun secara umum gambir di Indonesia digunakan untuk menyirih.

Fungsi lain gambir dapat digunakan sebagai campuran obat luka bakar, sakit kepala, diare, disentri, obat kumur, sariawan, sakit kulit, serta sebagai bahan pewarna tekstil. Selain itu, gambir juga sangat potensial untuk diaplikasikan pada bahan pangan, salah satu manfaatnya adalah untuk keperluan memperpanjang masa simpan bahan pangan.

Gambir dihasilkan dari proses ekstraksi yaitu proses pengeluaran getah yang terdapat di dalam daun dan ranting tanaman gambir dengan cara direbus, kemudian diperas/dikempa, selanjutnya cairan getah diendapkan. Endapan dipisahkan, dicetak dan dikeringkan sehingga diperoleh gambir.

Pemanfaatan produk bahan alam telah menjadi alternatif dan banyak diminati dalam pengobatan kanker. Gambir merupakan hasil ekstraksi dari tanaman gambir (Uncaria gambir (Hunter) Roxb.) yang mengandung senyawa polifenol. 

Senyawa polifenol yang terdapat dalam ekstrak gambir ini adalah katekin yag berperan sebagai senyawa antimikroba dan antioksidan. Aktivitas antioksidan berpotensi sebagai antikanker alami yang bekerja selektif terhadap sel kanker, dan potensi yang besar khususnya dalam pengembangan bahan baku obat kanker. 

Beberapa aktivitas ekstrak gambir di atas sebagian besar disebabkan oleh katekin yang terkandung di dalam gambir. Katekin merupakan senyawa polifenol yang berpotensi sebagai antioksidan alami dan antibakteri.

Tanaman gambir kualitas super mengandung katekin 73.3%, katekin pada tanaman gambir ini sangat berpotensi sebagai antioksidan dan antibakteri, serta aman penggunaannya dalam pengolahan bahan pangan. Untuk penggunaan sebagai kosmetik, telah dilakukan uji diantaranya sebagai antiaging, sebagai anti jerawat dan untuk menurunkan berat badan.

Katekin merupakan metabolit sekunder dan senyawa polifenol yang secara alami dihasilkan oleh tumbuhan yang termasuk kedalam golongan flavonoid. Katekin memiliki rumus kimia C15H14O6.

Katekin diklasifikasi dalam senyawa flavanol (flavan-3-ol) atau senyawa antioksidan. Sumber utama katekin terdapat pada buah-buahan seperti anggur, apel, pir, ceri, teh hijau dan gambir.

Katekin memiliki dua cincin aromatik dan beberapa gugus hidroksil, karena memiliki lebih dari satu gugus hidroksil senyawa ini disebut sebagai senyawa polifenol atau senyawa yang berperan sebagai antioksidan, selain antioksidan katekin juga memiliki aktivitas anti- bakteri yang lebih besar terhadap gram positif dari pada bakteri gram negatif.

Baca juga: Manfaat Kulit Manggis (Garcinia mangostana L) untuk Pengobatan Antikanker

Kandungan senyawa katekin pada gambir juga sangat bermanfaat sebagai antioksidan. Antioksidan merupakan zat yang dapat mencegah kerusakan sel akibat radikal bebas.

Berdasarkan sumbernya, antioksidan dibagi menjadi dua yaitu antioksidan endogen, merupakan antioksidan yang didapat dari dalam tubuh dan antioksidan eksogen, merupakan antioksidan yang didapat dari luar tubuh/makanan.

Antioksidan dari luar tubuh dapat diperoleh dalam bentuk sintetik dan alami. Namun penggunaan antioksidan sintetik dibatasi karena jika melebihi batas justru dapat menyebabkan racun dalam tubuh dan bersifat karsinogenik, untuk itu dibutuhkan antioksidan alami yang aman. Salah satu sumber potensial antioksidan alami biasanya berasal dari senyawa fenolik. Kelompok terbesar dari senyawa fenolik adalah flavonoid.

Untuk mendapatkan katekin yang tinggi dapat dilakukan melalui proses ekstraksi ulang gambir asalan. Teknologi proses dilakukan berdasarkan perbedaan sifat kelarutan antara katekin dan tanin dalam air. Katekin dalam keadaan murni sulit larut dalam air dingin, mudah larut dalam air panas, larut dalam alkohol dan etil asetat. Ekstraksi ulang gambir asalan menggunakan air dapat menghasilkan kadar katekin sampai 80%.

Untuk menghasilkan katekin dengan kandungan yang tinggi (katekin terstandar) dapat dilakukan ekstraksi lanjut hasil pencucian ulang dengan air (gambir murni). Penelitian peningkatan kemurnian katekin dari gambir murni sudah dilakukan, yaitu menggunakan kolom amberlit dan ekstraksi dengan campuran pelarut etanol dan etil asetat, tetapi produk menghasilkan warna.

Produk olahan gambir di tingkat petani masih terbatas dalam bentuk ekstrak kering dengan kandungan katekin yang beragam (40-60%) dan disebut gambir asalan.

Pengolahan untuk mendapatkan katekin dipengaruhi oleh bahan baku (daun dan ranting tanaman gambir), peralatan ekstraksi, teknologi proses ekstraksi (suhu dan waktu) dan pengeringan hasil ekstrak yang cendrung gelap. yang cendrung gelap.

Penggunaan pelarut dalam mengekstrak senyawa fenolik memberikan perbedaan hasil baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Teknologi proses produksi katekin terstandar yang sesuai spesifikasi katekin dibutuhkan perlu dipilih pelarut yang mendekati kepolaran katekin dengan cara proses yang efisien.

Kandungan katekin dalam gambir merupakan karakteristik yang menentukan jenjang mutu gambir. Hal ini disebabkan katekin merupakan substituen utama gambir dengan kebutuhan yang cukup banyak dalam industri dibandingkan tanin.

Katekin dalam keadaan murni memberikan rasa manis, berbentuk kristal, berwarna putih sampai kekuningan, sedangkan tanin berasa sepat, berwarna coklat kemerahan sampai kehitaman.

Katekin memiliki fungsi tidak hanya sebagai antioksidan kuat, mencegah kerusakan oxidatif pada sel sehat, tetapi juga sebagai anti angiogenik, agen antitumor, dan modulator dari respon sel tumor terhadap kemoterapi. Katekin bisa menginduksi apoptosis dengan meningkatkan caspase dan mendorong penghentian pertumbuhan sel dengan mengubah ekspresi protein pengatur siklus sel.

Penulis menyimpulkan bahwa aktivitas antioksidan berpotensi sebagai antikanker alami yang bekerja selektif terhadap sel kanker, dan potensi yang besar khususnya dalam pengembangan bahan baku obat kanker.

 

Penulis: Michy Fatricia
Mahasiswa S1 Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Padang

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi  

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI