Banjir Mulai Melanda Kota Malang

Banjir Mulai Melanda Kota Malang
Ilustraasi Banjir (Sumber: Penulis)

Sudah bukan rahasia umum jika beberapa waktu terakhir ini Malang dilanda oleh banjir. Malang memang saat musim hujan selalu banjir ini dikarenakan banyak penyebab yaitu seperti pembuangan sampah sembarangan, intensitas hujan yang tinggi dengan waktu yang lama, tata guna lahan yang tidak sesuai, dan lain-lainnya.

Hal ini sangat merugikan masyarakat sekitar yang tempat tinggalnya sering banjir menyebabkan rumah warga tenggelam dan menganggu aktivitas warga sekitar.

Hujan lebat beberapa waktu lalu mengakibatkan genangan air dibeberapa titik di Kota Malang. Puluhan rumah terendam banjir hingga setinggi dua meter. Adapun beberapa tembok yang ambruk dan menimpa para rumah warga. Masyarakat Kota Malang diminta untuk mewaspadai potensi bencana banjir pada awal musim hujan seperti ini.

Bacaan Lainnya

Hujan deras pada beberapa waktu lalu dengan intensitas hujan yang tinggi disertai angin yang kencang. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat ada beberapa daerah yang terkena banjir mengakibatkan beberapa titik di Kota Malang seperti di Kawasan Sawojajar, Galunggung, Sigura-Gura, Dinoyo dan beberapa tempat lainnya yang tergenang banjir.

Kepala Pelaksana BPBD Kota Malang, Prayitno menyebut, selain banjir juga terjadi tanah longsor di Jalan Saxophone, Kecamatan Lowokwaru dan di Jalan J. A. Suprapto Dalam, Kecamatan Klojen, yaitu kejadian tembok perumahan yang longsor. Banjir yang terjadi disebabkan banyak faktor. Salah satu yang paling banyak ialah penyumbatan drainase akibat sampah seperti kasur hingga lemari.

Merespons itu, Penjabat (Pj) Wali Kota Malang Wahyu Hidayat menghimbau seluruh masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan. Banyak sekali orang yang tanpa sadar melakukan kelalaian yang berdampak sangat besar bagi kondisi alam.

Salah satunya yaitu membuang sampah sembarangan yang dapat membuat penyumbatan drainase hingga mengurangi kapasitas Sungai. Pak Wahyu Hidayat pun menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk bijak dan lebih peduli terhadap lingkungan sekitar. Diperlukan kesadaran bersama untuk manggulangi banjir.

Berdasarkan hasil peninjauannya, ditemukan penyempitan daerah aliran sungai yang semula dua meter menjadi 70 sentimeter di wilayah Kelurahan Gading Kasri, Kecamatan Sukun.

Tanggul di Sigura-Gura jebol, mengakibatkan air dari Sungai masuk ke dalam rumah-rumah warga di Kawasan Hotel Ubud selama kurang lebih 1 jam. Setelah menunggu cukup lama warga yang mengungsi pun kembali ke rumah mereka karena air sudah mulai surut.

Perumahan yang ada di Jalan Sigura-Gura terpicu oleh tidak berfungsinya saluran drainase dan juga pembatasan perumahan yang tidak ideal. Sementara itu, beberapa titik genangan lainnya adalah titik lama yang saat ini sedang berproses langkah solusinya secara teknis.

BPDB Kota Malang mencatat ada sekitar 30-an rumah warga yang tergenang air setinggi 2 meter. Saat air mulai surut banyak sekali sisa-sisa bebatuan di sepanjang jalan. Ada empat sasaran prioritas penanganan banjir yang meliputi kawasan Soekarno-Hatta, Galunggung, Sulfat-Sawojajar dan Veteran.

Beberapa waktu lalu, salah satu tempat pusat pembelanjaan di Malang yaitu Malang Town Square (Matos) banjir di area basement pada jam 14.20 WIB, hujan pada saat itu sangat deras dan air perlahan-lahan masuk ke dalam.

Mereka menduga banjir yang terjadi di Matos disebabkan gorong-gorong Pemkot di area depan Matos itu tidak mampu memuat air yang ada di dalamnnya karena curah hujan yang tinggi. Setelah mengetahui bahwa air masuk ke dalam mall petugas kebersihanpun segera menangani persoalan tersebut.

Terkait bencana ini, BPDB Kota Malang dan para sukarelawan melakukan langkah-langkah penanganan. Masyarakat Kota Malang diminta untuk selalu waspada dikarenakan sekarang musim hujan mulai datang dan potensi bencana seperti banjir akan selalu ada.

Selain banjir yang menimpa bebrapa rumah masyarakat, ada satu rumah warga yang rusak akibat tertimpa tembok yang roboh di jalan Jaksa Agung Suprapto. Tembok roboh tersebut adalah milik kawasan Wisata Senaputra. Rumah tidak bisa ditempati karena rumah berada di bawah galian tanah sehingga rawan sekali terjadi longsor.

Banjir yang terjadi di Malang ini menimbulkan kerugian secara material maupun non material bagi masyarakat yaitu seperti:

1. Menimbukan Kerugian Ekonomi

Banjir yang terjadi di Malang dapat mengakibatkan kerusakan rumah beserta isi di dalamnya dan juga dapat merusak fasilitas umum. Masyarakat yang terkena banjir juga kesulitan untuk bekerja selama banjir terjadi, hal ini membuat rugi dari segi ekonomi masyarakat.

2. Menimbulkan Korban Jiwa

Bencana banjir bisa menimbulkan korban jiwa. Karena arus banjir yang deras dapat membuat orang terseret arus banjir tersebut.

3. Masalah Kesehatan

Air banjir yang kotor dapat membawa penyakit bagi kesehatan manusia seperti gatal-gatal pada kulit.

4. Terhambatnya Aktivitas Warga

Air banjir yang meluap dan mengharuskan warga yang terkena banjir untuk mengungsi ke tempat yang lebih aman. Masyarakat tinggal di tempat dan pakaian yang seadanya serta juga tidak ada transportasi yang memadai pada saat banjir, hal itu menyebabkan terhambatnya aktivitas warga.

Saat banjir memang banyak kerugian yang ditimbulkan. Untuk itu, sebisa mungkin mencegah dengan cara seperti mulai membuang sampah pada tempatnnya, memperbanyak lahan terbuka hijau, menghindari membuat bangunan di pinggir Sungai, dan selalu membersihkan saluran air agar tidak adanya penyumbatan.

 

Penulis: Galuh Ayu Karina Ramadhani
Mahasiswa Sosiologi, Universitas Muhammadiyah Malang

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI