Dari Offline ke Online: Dampak Media Sosial terhadap Perubahan Pola Omongan Anak

Pola Omongan Anak
Sumber: istockphoto, Karya: golfcphoto.

Abstrak

Perkembangan teknologi dan globalisasi mempengaruhi pola berbicara, tidak hanya mengubah dan mempengaruhi pola berbicara pada orang dewasa tetapi juga remaja hingga anak-anak.

Era digital seperti sekarang mengubah pola berbicara dan ekspresi pada anak-anak, terutama banyaknya platform dalam media sosial yang menjadi dasar alasan perubahan tersebut. Penelitian ini mengidentifikasi perubahan dalam komunikasi anak yang disebabkan oleh media sosial melalui metodologi observasi dan wawancara.

1. Pendahuluan

Di era digital ini, media sosial telah menjadi platform utama bagi anak-anak untuk berinteraksi di era internet. Dengan aplikasi seperti Instagram, TikTok, dan WhatsApp yang dapat diakses dengan mudah, komunikasi anak-anak tidak lagi terbatas pada interaksi tatap muka.

Bacaan Lainnya

Terkadang, media sosial membawa dampak positif dan dampak negatif, tergantung cara pemakaian dan penyaringan seeorang terhadap media sosial.

Peran orang tua sangat penting dalam mengawasi dan membimbing anak-anak saat mereka menggunakan ponsel, terutama dalam berinteraksi di media sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi bagaimana media sosial dapat mengubah pola omongan pada anak-anak di Indonesia.

Dari cara berbicara, pemilihan kata, hingga untuk berekspresi, bahkan norma-norma sosial yang mereka ikuti banyak yang meniru atau terpengaruh dari media sosial yang mereka lihat.

Misalnya penggunaan slang dan emotikon, gaya dalam berfoto, bahkan gaya bahasa yang ditujukan untuk orang tua seharusnya memakai kata yang sopan tetapi mereka menggunakan gaya bahasa yang santai.

Metodologi penelitian ini melibatkan wawancara mendalam. Dengan metodologi penelitian ini, peneliti dapat mengidentifikasi pola dan dampak media sosial dalam mengubah pola berbicara pada anak serta menganalisis solusi untuk mengatasi masalah ini.

2. Landasan Teori

Dalam penelitian ini, teori komunikasi massa (Mass Communication Theory) digunakan untuk menjelaskan bagaimana media massa mempengaruhi individu dalam masyarakat. Media sosial dapat mempengaruhi cara anak berbicara dan berinteraksi karena media sosial merupakan bentuk komunikasi massa yang lebih interaktif dan ekspresif.

Di dalam media sosial terdapat komunikasi dua arah, sehingga siapapun bisa berpartisipasi. Perubahan cara dan pola anak berbicara disebabkan oleh terpaparnya mereka pada bahasa gaul, ungkapan-ungkapan yang sedang viral di media sosial.

Selain itu, teori pengaruh sosial (Social Influence Theory) juga relevan dalam hal yang menyebabkan media sosial terhadap pola omongan anak. Teori ini menjelaskan tentang bagaimana sesorang terpengaruhi oleh masyarakat di lingkungannya.

Anak-anak yang aktif di media sosial cenderung dipengaruhi oleh influencer, teman sebaya, atau bahkan sebuah komunitas di media sosial. Pengaruh ini dapat mengubah cara berbicara mereka, gaya bahasa, dan pengungkapan emosional mereka.

Dalam landasann teori ini sangat perlu pengawasan orang tua dalam mengawasi anak-anak yang bermain sosial media. Dengan menggunakan teori ini, penelitian dapat mengekplorasi sejauh mana media sosial dapat mengubah atau mempengaruhi pola omongan pada anak.

Baca Juga: Mencegah Kejahatan Berbahasa di Media Sosial Melalui Penerapan Etika Berbahasa

3. Metodologi Penelitian

3.1. Pengumpulan Data Analisis Kualitatif melalui Wawancara Mendalam pada Orang Tua

Dalam penelitian ini, peneliti mewawancarai orang tua yang terkena dampak media sosial terhadap perubahan pola omongan anak. Tujuan wawancara dengan orang tua adalah untuk memahami pengamatan mereka dalam perubahan pola omongan anak-anak mereka.

Apakah perubahan tersebut terjadi sejak anak-anak mereka menggunakan media sosial. Wawancara dilakukan dengan waktu 60-75 menit.

Wawancara ini berfokus pada penggunaan istilah atau bahasa baru yang mereka gunakan, apakah bahasa baru tersebut digunakan dalam sehari-hari, dan bagaimana pengawasan orang tua terhadap anak-anak mereka.

3.2. Pengumpulan Data Analisis Kualitatif melalui Observasi

Dalam pengumpulan data ini, orang tua diajak untuk berbicara tentang pengamatan mereka terhadap perubahan yang mereka lihat pada anak mereka dalam penggunaan bahasa sehari-hari, serta perbedaannya terhadap gaya bahasa pada teman sebaya, orang tua, dan masyarakat.

Para orang tua mengamati jika anak-anak di masa sekarang ini berubah hari demi hari terkait gaya bahasa yang mereka gunakan karena terpengaruh media sosial. Banyak yang terpengaruh karena tontonan FYP TikTok.

FYP TikTok terkadang tidak bisa difilter karena yang muncul adalah video random, sehingga orang tua sangat ketat dalam mengawasi dan memberikan ponsel atau media sosial pada anak. Yang orang tua khawatirkan adalah jika anak-anak mereka terpengaruh hoaks, bukan hanya gaya bahasa saja.

4. Hasil dan Pembahasan

4.1. Perubahan dalam Bahasa dan Istilah yang Digunakan

Hasil wawancara menunjukkan bahwa banyak orang tua yang mengamati perubahan yang signifikan dalam bahasa yang digunakan oleh anak-anak mereka. Penggunaan bahasa gaul (slang) yang sedang viral atau popular di media sosial, meme, adalah bagian dari komunikasi sehari-hari mereka.

Anak-anak cenderung menggunakan bahasa-bahasa tersebut bukan hanya ke teman sebaya saja, tetapi juga kepada orang tua mereka. Sebagai contoh kata-kata seperti “ngab”, “baper”, “bucin”, “gaje”.

4.2. Pengaruh Negatif yaitu Hilangnya Kemampuan Berkomunikasi Formal

Di masa sekarang ini, era digital yang banyaknya platform media sosial mempengaruhi kemampuan bahasa pada anak-anak. Anak-anak cenderung menggunakan bahasa yang lebih santau dan kasar. Dari beberapa kasus, anak-anak seringkali mengurangi sopan santun, berbicara pada orang yang lebih tua menggunakan bahasa yang santai.

Dalam kasus ini anak-anak menjadi kurang mampu dalam berkomunikasi dalam situasi formal, di sekolah, maupun di masyarakat.

Baca Juga: Pengaruh Cyberbullying di Media Sosial terhadap Kesehatan Mental Anak Remaja

Kesimpulan

Penelitian ini menyimpulkan bahwa dampak sosial media terhadap perubahan pola omongan anak sangat signifikan. Media sosial dapat menyebabkan penurunan keterampilan sosial dan dampak negatif pada kesehatan mental, tetapi mereka juga dapat meningkatkan kosakata dan memberikan kesempatan untuk ekspresi diri.

Oleh karena itu, penting bagi orang tua dan pendidik untuk membimbing anak-anak mereka cara menggunakan media sosial dengan benar. Metode yang bijak dapat memaksimalkan manfaat media sosial dan mengurangi efek negatifnya.

Penulis: Amara Arsanti
Mahasiswa Hukum Universitas Diponegoro

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI