Berpikir Positif Bisa Memberi Pengaruh Negatif, Bagaimana Bisa?

toxic positivily

“Lihat sisi baiknya saja, ambil hikmahnya”
“Jangan nyerah baru segitu doang, masa gak bisa ?”
“Jangan nangis, kamu pasti bisa kok”

Pasti beberapa dari kita pernah mengatakan hal tersebut tujuannya memang baik namun ternyata hal ini memberikan pengaruh negatif untuk orang lain.

Kita pasti sudah tidak asing dengan istilah toxic relationship. Namun, tenyata ada juga toxic yang berupa sifat positif yaitu toxic positivity. Bagaimana bisa sebuah sifat positif dapat menjadi sebuah toxic yang justru memberikan dampak negatif ? yuk simak penjelasannya.

Bacaan Lainnya

Apa itu Toxic Positivity?

Hal-hal yang berhubungan dengan toxic pastinya memiliki makna yang negatif. Toxic sendiri memiliki arti yaitu istilah untuk seseorang yang “beracun” atau sifat pribadi seseorang yang suka menyusahkan dan merugikan orang lain, baik itu secara fisik ataupun emosional.

Toxic positivity merupakan suatu perilaku yang terjadi ketika seseorang secara terus menerus, menuntut orang lain atau diri sendiri yang sedang mengalami masalah untuk melihat sesuatu dari sisi baik dan bersikap, tanpa mempertimbangkan pengalaman yang dirasakan dan tanpa memberi kesempatan untuk meluapkan perasaannya. 

Kita pasti tahu bahwa memiliki pikiran positif memang baik. Namun, tidak semua hal dalam kehidupan dapat selalu berjalan baik. Pasti ada kalanya di mana kita akan merasakan emosi negatif, seperti sedih, merasa kecewa ataupun marah.

Banyak sekali dari kita yang berusaha keras untuk menghindari emosi negatif tersebut. Padahal, emosi negatif juga peting untuk dirasakan maupun diterima oleh diri.

Ciri-Ciri Seseorang Toxic Positivity

Pada umumnya toxic positivity muncul melalui ucapan – ucapan yang memiliki tujuan baik yaitu untuk memotivasi dan melakukan dorongan agar terus bergerak maju dengan adanya masalah – masalah yang terjadi.

Beberapa hal yang menandakan seseorang sedang berada pada toxic positivity, antara lain :

1. Menyembunyikan Perasaan yang Sebenarnya

Tujuannya memang untuk memunculkan sisi positif dari dalam diri untuk menyikapi suatu permasalahan yang sedang dialami agar orang lain juga mendapat pengaruh positif seperti yang di perlihatkan. Namun, saat seseorang tidak membiarkan emosi yang dirasakan keluar, maka itu bukanlah hal yang baik.

2. Menghindari Masalah

Seseorang akan cenderung mengabaikan permasalahan yang sedang ia hadapi tanpa berusaha untuk mendapatkan solusi dari permasalahan yang sedang dialami. Permasalahan yang selalu dihindari hanya akan membuat masalah terus muncul dan akan jauh lebih besar.

3. Membandingkan Dengan Orang Lain

Tujuannya memang untuk memotivasi sehingga tidak mudah menyerah pada situasi yang sedang dialami. Namun, kata-kata motivasi yang diberikan akan cenderung merendahkan.

Beberapa contoh ucapan yang merendahkan yaitu sebagai berikut.

“Aku dulu juga pernah begitu, tapi aku bisa kok melewatinya”
“Baru segitu aja masa udah nyerah, yang lain saja bisa masa kamu enggak”

4. Sulit Dalam Mengelola Emosi

Tertutup pada diri sendiri akan membuat seseorang sulit dalam mengungkapkan emosi yang sedang ia rasakan. Sehingga perasaan tidak pernah merasa tenang.

Dampak Negatif Toxic Positivity

Adapun dampak negatif dari toxic positiviti yaitu :

  • Lebih mudah stress
  • Mudah cemas dan takut
  • Merasa diri paling benar
  • Sulit bersosialisasi

Cara Agar Menghindari Toxic Positivity

Terkadang kita tidak menyadari bahwa apa yang kita katakan atau motivasi yang kita berikan kepada orang lain ternyata menyakiti perasaannya. Maka dari itu kita harus menerapkan hal – hal agar terhindar dari sifat toxic positivity, diantaranya :

1. Pahami Orang Lain

Ketika ada seseorang yang bercerita menyampaikan permasalahan yang ia alami, kita juga harus memahami atau setidaknya menjadi pendengar yang baik.

Apabila tidak mampu untuk memberikan solusi maka tidak perlu menyampaikan perkataan yang sifatnya menghakimi. Sebab seseorang yang sedang mengalami masalah akan lebih sensitif dari biasanya, sehingga kata yang menurut kita biasa saja akan berlaku sebaliknya.

2. Jangan Membandingkan

Membanding-bandingkan bukan merupakan hal yang baik dan tidak ada yang suka dibandingkan dengan orang lain terlebih mengenai hal negatif.

Kebiasaan membandingkan juga justru akan membuat seseorang tambah tidak percaya diri dengan dirinya.

3. Mengelola Emosi

Salurkan emosi yang dirasakan tanpa perlu memendamnya karena akan menjadikan penyakit hati. Namun, kita harus tahu kapan waktu yang tepat untuk meluapkan emosi yang dirasakan.

Penulis: Puti Zalfa
Mahasiswa Prodi Psikologi Universitas Binawan

Dosen Pengampu : Apriani Riyanti, S.Pd., M.Pd

Referensi :

Adrian,Kevin.(2021).Mengenali Lebih Jauh tentang Toxic Positivity. Diakses dari https://www.alodokter.com/mengenal-lebih-jauh-tentang-toxic-positivity

Talitha,Tasya.(2021).Apa itu Toxic Positivity? Kenali Lebih Dalam Apa Saja Ciri dan Dampaknya. Diakses dari https://www.gramedia.com/best-seller/toxic-positivity/

Puji,Aprinda.(2021).Kenali Dampak Negatif dari Toxic Positifity Bagi Mental, Plus Tips   Menghindarinya. Diakses dari https://hellosehat.com/mental/gangguan-mood/bahaya-toxic-positivity/

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI