Dampak Ekonomi UMKM Ayam Geprek Akibat Covid-19

Ekonomi UMKM Ayam Geprek

Pada masa Pandemi Covid-19 ini mengakibatkan banyaknya usaha mengalami penurunan omset sampai akhirnya terpaksa gulung tikar. Namun, usaha ayam geprek milik Ibu Niken ini tetap konsisten untuk berjualan tanpa mengubah harga, rasa, serta porsinya.

Meskipun omsetnya menurun, Ibu Niken yakin bahwa setiap manusia sudah mendapatkan porsi rezekinya masing-masing. Sebagai salah satu usaha yang terdampak akibat pandemi Covid-19, usaha ayam geprek milik Ibu Niken mengalami penurunan omset hingga 60%.

Perlu diketahui, usaha ayam geprek milik Ibu Niken ini merupakan salah satu pelopor ayam geprek di Kalasan yang memiliki banyak penggemar. Namun saat pandemi, animo dari masyarakat yang menurun mengakibatkan jumlah pesanan juga menurun.

Bacaan Lainnya

Baca Juga: Membuka Bisnis di Tengah Pandemi

Warung ayam geprek yang bernama “Ayam Geprek Kedai Neo” ini didirikan oleh Ibu Niken sejak tahun 2018. Omset penjualan ayam geprek Ibu Niken sebelum Pandemi Covid-19 berlangsung cukuplah besar.

”Saya bisa menghabiskan ayam geprek untuk dijual 6-9 kg dalam sehari,” ujar beliau. Tetapi saat pandemi covid-19 menyebar luas, disitulah kedai ayam geprek milik Ibu Niken mengalami penurunan yang sangat drastis pada omsetnya.

“Selama pandemi berlangsung Ayam Geprek Kedai Neo hanya menghabiskan 2-3kg saja dalam sehari,” ujar Ibu Niken. Penurunan omset penjualan ayam geprek yang terjadi pada usaha Ibu Niken selain dikarenakan pandemi covid-19 yang melanda juga dikarenakan diberlakukannya PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) pada saat itu, karena angka positif covid-19 yang sangat tinggi dan zona merah di wilayah Yogyakarta.

PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) juga membuat Ayam Geprek Kedai Neo tutup selama kurang lebih 3-4 bulan lamanya. Dan saat ditanyai apa saja kendala  Ayam Geprek Kedai Neo saat pandemi selain omset yang menurun Ibu Niken juga mengatakan bahwa ia terpaksa harus memberhentikan dua pegawainya yang saat itu bekerja di kedainya. Ia terpaksa harus memberhentikan kedua pegawainya dikarenakan pemasukan warung yang sangat tidak menentu, dan ia takut jika tidak bisa membayar kedua pegawainya tersebut.

Baca Juga: Menurunnya Pendapatan Warung Makan Legend Mbok Sarbini di Masa Pandemi

Ibu Niken mengaku benar-benar mengalami masa sulit selama PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) diberlakukan pada saat itu. “Saya sampai harus menggunakan uang tabungan saya untuk mempertahankan usaha ini dan juga untuk membayar cicilan hutang di bank,” ujar beliau.

Penurunan omset penjualan ayam geprek sangat berdampak pada ekonomi beliau, karena usaha ayam tersebut adalah satu-satunya sumber mata pencaharian beliau. Ibu Niken benar-benar harus memutar otak agar usaha beliau tetap bertahan di masa pandemi ini.

Salah satu hal yang akan dilakukan Ibu Niken agar usahanya tetap bertahan ialah ia akan meningkatkan pelayanan baik online maupun offline, misalnya jika ada pelanggan yang minta pesanannya untuk diantar maka ia akan melayani pesan antar tersebut. Serta ia akan sering mengadakan promo atau diskon agar para pelanggan kembali tertarik.

Ibu Niken berharap agar pandemi covid-19 segera hilang agar ekonomi, serta segala bidang dapat berjalan kembali dengan normal. Ia juga berharap agar Pemerintah lebih bisa menggalakkan UMKM yang ada. Bahkan Pemerintah mungkin juga bisa memberikan bala bantuan kepada para pemilik UMKM yang terkena dampak pandemi covid-19 ini agar mereka tetap bisa mempertahankan usaha yang menjadi sumber kehidupan mereka.

Baca Juga: Dampak Pandemi Covid-19 terhadap Pelaku UMKM Top Chicken

Sherly Dwi Astuti
Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa
Prodi Fakultas Ekonomi

Dosen Pengampu: Putri Dwi Cahyani, SE.,M.M

Editor: Diana Pratiwi

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI