Dampak Perdagangan Internasional Indonesia di Masa Pandemi

Dampak Perdagangan Internasional Indonesia

Coronavirus Disease atau yang biasa dikenal dengan COVID-19 sudah hampir setahun melanda dunia, tidak terkecuali Indonesia. Virus ini dapat menyebabkan infeksi saluran pernapasan dengan tingkat bahaya mulai dari ringan hingga dapat mematikan pada manusia. Penularannya yang sangat cepat membuat kondisi yang caruk-maruk ini malah makin menjadi-jadi, berkembang, dan tak tahu kapan akan berakhir.

Virus COVID-19 bukan hanya menyerang pada sektor kesehatan saja, melainkan sektor ekonomi, sektor pariwisata, bahkan sektor perdagangan dunia pun terdampak. Pertumbuhan ekonomi di dunia pada awal tahun 2020 mulai menunjukkan gejala penurunan. Mulai dari negara maju hingga negara berkembang. WTO (World Trade Organization) mencatat ada 80 negara yang telah menerapkan pembatasan ekspor-impor, termasuk Indonesia.

Perekonomian Indonesia

Selama masa pandemi COVID-19, perekonomian Indonesia mengalami penurunan yang signifikan. Bank Indonesia (BI) telah memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi di bawah 5 Persen atau hanya sekitar 2,5 persen saja yang biasanya mampu tumbuh mencapai 5,02 Persen. Keadaan tersebut terjadi karena pada sektor pariwisata mengalami penurunan yang sangat drastis akibat pelarangan penerbangan sementara oleh pemerintah Indonesia, dari dan ke China. Selain sektor pariwisata, sektor perdagangan juga menjadi salah satu faktor penurunan pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Hal ini terlihat adanya pembatasan perdagangan ekspor dan impor Indonesia dengan China.

Bacaan Lainnya

Pemerintah Indonesia melarang kegiatan impor dari China, terutama pada komoditas buah-buahan dan hewan. Adanya pelarangan ini, bertujuan untuk mengantisipasi gejolak dari penyebaran virus COVID-19 agar tidak semakin meluas. Pasalnya, penyebaran virus Corona yang menewaskan ratusan bahkan ribuan orang di Negeri Tirai Bambu itu diduga tidak hanya melalui manusia saja, melainkan juga hewan. Namun, kegiatan perdagangan ekspor-impor barang-barang eloktronik masih berjalan dengan normal, kecuali pada komoditas hewan hidup.

Pandemi COVID-19 juga berimplikasi buruk bagi perekonomian Indonesia pada tahun ini, implikasinya berpengaruh terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB). Hal ini disebabkan lantaran negara-negara mitra dagang Indonesia mengalami kemerosotan selama 6 bulan. Tidak hanya itu, kondisi ini juga akan berimplikasi terhadap potensi pasar serta ekspor di Indonesia. Bahkan berimplikasi juga terhadap Investasi langsung dari luar negeri, yang mengalami penurunan yang cukup jauh. Seperti salah satu mitra dagang Indonesia yaitu China. Pada awal tahun ini, perekonomian China juga mengalami penurunan. Penurunan pada sektor ekonomi di China juga berpengaruh pada perekonomian di Indonesia. Sebab, China merupakan mitra dagang utama Indonesia dan negara asal impor, serta tujuan ekspor nonmigas terbesar Indonesia.

Perubahan Pola Perdagangan Internasional

Selain itu, dampak lainnya dari pandemi COVID-19 bagi perdagangan internasional Indonesia yaitu perubahan pola perdagangan internasional yang kemungkinan akan mengakibatkan supply and demand yang terganggu, perubahan pusat rantai pasok global dari Tiongkok, Amerika Serikat dan Jerman, kerja sama tidak berjalan secara efektif selama pandemi dan ancaman resesi global. Keadaan tersebut karena adanya pembatasan sosial atau lockdown yang diberlakukan hampir di seluruh negara, sehingga upaya menjalin kerja sama tidak berjalan secara efektif.

Jika ada dampak pada perdagangan internasional pastinya tidak luput juga ada dampak terhadap perdagangan nasional. Dampak yang diakibatkan COVID-19 terhadap perdagangan nasional adalah potensi inflasi bahan pokok, perdagangan antar pulau terganggu, serta daya beli masyarakat melemah termasuk transaksi dagang dan pada pelaku UKM juga menurun.

Melihat perekonomian di Indonesia yang semakin menurun, sebaiknya pemerintah harus segera memperbaiki dan mengembalikan perekonomian di Indonesia supaya stabil, dengan melakukan program exit strategy yaitu pembukaan ekonomi secara bertahap menuju tatanan kenormalan baru. Kemudian, melakukan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), serta reset atau pengaturan ulang dan transformasi ekonomi. Reset atau pengaturan ulang ini menjadi hal penting untuk mengembalikan perekonomian, karena di berbagai sektor sudah turun minus sehingga dari minus itu perlu dikembalikan dan kemudian ditransformasikan agar berkembang menjadi positif.

Mengakhiri tulisan ini, penulis berharap dengan datangnya vaksin Corona di Indonesia semoga dapat memperbaiki perdagangan internasional Indonesia yang selama hampir setahun mengalami penurunan yang signifikan. Mengingat peran perdagangan ini sangat penting untuk kemajuan perekonomian di suatu negara serta kesejahteraan bagi seluruh rakyat. Dan penulis sangat berharap semoga virus Corona ini dapat segera berakhir, agar segala lini sektor dapat berjalan kembali seperti semula.

Sumber:

http://ibs.ac.id/perkembangan-perdagangan-internasional-indonesia-selama-masa-pandemi-covid-19-hubungannya-dengan-wto/

https://sukabumiupdate.com/detail/bale-warga/opini/67504-Dampak-Pandemi-Corona-Terhadap-Sektor-Ekonomi-Indonesia

https://nasional.kontan.co.id/news/begini-cara-pemerintah-mengatasi-tiga-dampak-wabah-corona-ke-ekonomi

Satrio Mukti Wibowo
Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan

Editor: Muhammad Fauzan Alimuddin

Baca Juga:
Tantangan Perdagangan Global Bagi Indonesia di Masa Pandemi Covid-19
Imbas Covid-19 terhadap Perusahaan Multinasional dalam Ekonomi Global
Dampak “New Normal” Terhadap Roda Perekonomian Indonesia

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI