Desa Beji Dijuluki sebagai Omah Tempe, Apa sih Maksudnya?

Desa Beji dijuluki sebagai Omah Tempe
Ilustrasi Tempe (Sumber: Media Sosial dari freepik.com)

Desa Beji merupakan salah satu Desa yang ada di Kecamatan Junrejo Kota Batu, Desa ini menjadi kampung terbesar tempe kedua di Malang Raya setelah Sanan.

Banyak sekali kultur yang beragam pada Desa Beji yang dapat dilihat dari berbagai macam profesi yang ada di Desa Beji. Tetapi yang menjadi latar belakang Desa Beji dijuluki sebagai Omah Tempe adalah karena sebagian besar masyarakat Desa Beji bermata pencaharian sebagai pengrajin tempe.

Lebih dari 250 orang pengrajin tempe tersebar di wilayah Desa Beji dan 50 orang pengrajin produk olahan berbahan dasar tempe. Dusun Karangjambe terpilih sebagai pusat produksi dan pengolahan tempe sejak tahun 2019 dan yang meresmikan adalah Wali Kota Batu yaitu Dewanti Rumpoko.

Bacaan Lainnya

Omah Tempe ini merupakan tempat eduwisata yang mengenalkan cara pengelolaan tempe menjadi berbagai varian makanan yang berbahan dasar tempe, dan nantinya akan dijual ke tempat wisata untuk dijadikan sebagai oleh-oleh para wisatawan.

Bahan dasar tempe diambil dari kedelai pilihan yang memiliki kualitas yang cukup baik dan terjamin. Beberapa olahan yang berbahan dasar tempe antara lainnya adalah mie sule, brownies tempe, dan kripik tempe. Yang paling terkenal dari olahan tempe adalah keripik tempe, banyak wisatawan yang membeli keripik tempe untuk dijadikan sebagai oleh-oleh.

Hadirnya Omah Tempe ini menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang sedang berkunjung ke Kota Batu, karena para wisatawan jadi mengerti tentang cara pengelolaan tempe. Selain pembuatan tempe, juga terdapat kampung yang disebut sebagai Kampung Wayang, Kampung Sapi, dan beberapa pusat kuliner yang ada, Desa Beji juga mendatangkan tamu yang akan mengunjungi kampung tempe tersebut.

Terciptanya Omah Tempe ini disebabkan oleh produksi tempe yang berjalan dengan turun termurun. Perekonomian daerah akan berkembang jika industri kecil menengah dapat tumbuh dengan baik.

Pemerintah Indonesia telah memberikan kebijakan khusus tentang perindustrian dalam berusaha meningkatkan kemampuan industri kecil dan menengah menjadi industri yang tangguh, mandiri dan unggul.

Mewujudkan industri yang mandiri dan unggul, Desa Beji dapat dikembangkan dengan adanya dampingan sehingga industri kecil tempe di desa ini mampu berkembang pesat. Disisi lain didukung dengan adanya keindahan Kota Batu serta pengrajin tempe yang tersebar di daerah Kota Batu, hal ini mampu menaikkan daya tarik wisatawan untuk berkunjung ke Kota Batu.

Pengrajin tempe di Desa Beji belum terlalu mengenal pentingnya tingkat keamanan pangan untuk industri tempe sehingga terkadang kualitas tempe yang dihasilkan masih kurang baik dan belum memenuhi standart. Oleh karena itu pemerintah Kota Batu memberikan edukasi tentang pentingnya keamanan pangan untuk industri tempe.

Prasyarat dasar (GMP) tentang lingkup bangunan dan tenaga ini bertujuan untuk memberikan tindakan perbaikan bagi pengrajin agar nantinya dapat menjamin kualitas dan keamanan produk yang dihasilkan.

Melalui pendampingan dan penelitian tersebut, Desa Beji perlu ditingkatkan taraf hidupnya karena sisi dasar tentang keamanan pangan bagi industri sudah cukup baik, tinggal bagaimana cara mempertahankan potensi Desa Beji agar tetap baik.

Para pengrajin tempe di desa ini mulai memproduksi tempe dari pagi hingga menjalang malam. Saat pagi hari para pengrajin tempe mulai berangkat menuju pasar untuk mengantarkan barang dagangannya ke pasar kota Batu. Selain tempe, pengrajin juga melakukan pengolahan menjadi tempe generasi Dua sebagai inovasi baru dari produk tempe.

Tempe adalah makanan “Super food” yang memiliki nilai gizi setara dengan protein hewani. Tempe juga mampu mempromosikan kuliner Nusanatara ke Dunia. Dimana sejarah tempe dari “serat centhini” yang berasal dari Jawa sebelum abad ke-16.

Oleh masyarakat Jawa tempe selalu masuk dalam menu keseharian yang tak pernah terlewatkan. Pemerintah Kota Batu juga menggelar acara festival tempe selama tiga hari yang dimulai pada tanggal 13 Juli dan berakhir pada tanggal 15 Juli 2023.

Kepala Desa Beji menyatakan bahwa acara festival tempe ini merupakan acara tahunan dan ini sudah tahun ke empat Desa Beji menyelenggarakan acara tersebut. Tujuan festival tempe ini digelar adalah untuk meningkatkan UMKM dan dalam hal ini produsen dapat menghasilkan produk yang berbeda dengan lainnya.

Selain itu, tujuan festival tempe ini digelar adalah untuk mengenalkan lebih jauh bagaimana cara pengolahan kedelai menjadi tempe. Lalu, bagaimana selanjutnya olahan tempe itu bisa diproses ke olahan lain. Begitu juga dengan kulit kedelainya juga bisa diolah menjadi mie.

Dalam kegiatan yang digelar selama 3 hari ini, masyarakat Desa Beji menyiapkan kurang lebih 2 kuintal kedelai untuk diolah menjadi tempe. Selanjutnya, tempe tersebut akan diolah untuk dijadikan berbagai macam varian makanan (Ratulia. D, 2023).

 

Penulis: Desi Ratulia
Mahasiswa Teknologi Pangan, Universitas Muhammadiyah Malang
Dosen Pengampu: Ary Dwi Purnomo, M.Pd

 

Editor: I. Khairunnisa
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI