Efektivitas Daun Rambutan (Nephelium Lappaceum L.) sebagai Antipiretik

Daun Rambutan
Daun Rambutan (Sumber: Penulis)

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi, hutan yang luas dan iklim tropis menjadi salah satu pendukung tumbuhnya berbagai macam flora,  diantaranya dikenal oleh masyarakat Indonesia sebagai bahan baku obat alternatif yang digunakan untuk mengobati berbagai pernyakit, salah satunya seperti daun rambutan.

Rambutan (Nephelium lappaceum L) merupakan tanaman berbatang kayu berbentuk silindris, memiliki daun hijau dengan ketinggian 12-25 meter yang hidup di iklim tropis.

Rambutan tergolong ke dalam famili Sapindaceae, dan merupakan salah satu tanaman yang berasal dari Indonesia, memiliki ciri kulit buah yang berambut, rasa manis, yang disukai oleh masyarakat Indonesia sebagai buah segar atau olahan kaleng.

Bacaan Lainnya

Daun tanaman rambutan bersifat mejemuk menyirip, berbentuk bulat ujung dan pangkal runcing berwarna hijau dengan panjang 7,5-20cm dan lebar 3,5-8,5 cm. Secara tradisional daun rambutan digunakan sebagai salah satu pengobatan alternatif demam.

Daun rambutan (Naphelium lappaceium L.) mengandung senyawa antioksidan seperti flavonoid, tanin, saponin, alkaloid dan polifenol. Tanin pada ekstrak daun rambutan efektif dalam menurunkan demam (Dalimarta, 2003).

Tanin merupakan senyawa metabolit sekunder aktif yang berasal dari tumbuhan, memiliki rasa pahit dan kelat. Penelitian tentang pemanfaatan tanin sudah banyak dilakukan oleh para peneliti seperti untuk dibidang kesehatan.

Penelitian menunjukkan bahwa pada daun rambutan yang mengandung flavonoid dan tanin memiliki efek antipiretik, kandungan ini dapat menghambat enzim siklooksigenase yang berperan dalam sintesis prostagladin sehingga panas, nyeri, dan inflamasi dapat terhambat (Malangngi, dkk., 2012).

Demam adalah kondisi dimana suhu tubuh manusia melebihi 37℃ (Ismoedijanto, 2000). Demam disebabkan oleh infeksi dan ketidakseimbangan antara produksi panas dan pengeluarannya.

Demam berperan meningkatkan imunitas, membantu pemulihan pertahan infeksi dan memberi tanda bahwa tubuh sedang mengalami gangguan kesehatan. Antipiretik merupakan obat yang digunakan sebagai penurun suhu tubuh ketika demam.

Faktor penyebab terjadinya demam dapat disebabkan oleh beberapa kondisi seperti infeksi virus, bakteri, jamur, parasit, imunisasi, obat-obatan, peradangan serta konsumsi makanan dan minuman yang tidak terjaga kebersihannya.

Gelaja yang mungkin timbul saat demam umumnya seperti sakit kepala, berkeringat dingin, mengigil, batuk, sakit tenggorokan, diare dan muntah, nyeri otot dan kelelahan. Tetapi perlu diingat bahwa tidak semua penderita demam mengalami seluruh gejala tersebut.

Obat yang sering digunakan untuk mengobati demam seperti paracetamol atau ibu profen, obat tersebut merupakan salah satu antipiretik yang banyak digunakan dalam jangka panjang dengan dosis besar (IDAI, 2009).

Namun, penggunan paracetamol dan ibu profen dalam jangka panjang dengan dosis besar ini dapat memiliki efek samping seperti kerusakan pada organ hati. Oleh karena itu, masyarakat Indonesia lebih banyak memilih menggunakan obat tradisional atau obat herbal sebagai alternative pengobatan suatu penyakit.

Salah satu pengobatan tradisional yang banyak digunakan oleh masyarakat yaitu mengolah daun rambutan. Penggunaan bahan alam seperti daun rambutan sebagai obat dan antipiretik diperlukan oleh masyarakat Indonesia dikarenakan biaya relatif terjangkau, bahan alam mudah didapatkan, minim efek samping serta proses pengolahan yang sederhana.

Itulah mengapa pemanfaatan daun rambutan sangat dianjurkan dan dapat menjadi salah satu pilihan pengobatan tradisional yang ramah dikantong.

Pengolahan daun rambutan sebagai penurun demam dapat dilakukan dengan melakukan perebusan dan peremasan. Berikut cara pengolahan daun rambutan dengan cara perebusan:

  1. Ambil 100 mg daun rambutan muda,
  2. Kemudian daun dicuci bersih,
  3. Daun rambutan dipotong kecil-kecil,
  4. Selanjutnya daun direbus dengan 100 ml air, rebus hingga mendidih,
  5. Setelah mendidih tunggu air rebusan tersebut hingga dingin kemudian disaring.

Kemudian, berikut adalah cara pengolahan daun pandan dengan cara peremasan:

  1. Siapkan 100 mg daun rambutan,
  2. Cuci bersih daun rambutan,
  3. Ambil air minum sebanyak 100 ml,
  4. Masukkan daun rambutan dan air tersebut ke dalam wadah, remas sebentar hinggau air sedikit mengental,
  5. Air remasan disaring, masukkan ke gelas, dan
  6. Air remasan siap diminum.

 

Penulis:

  1. Rusi Maya Reza
  2. Yulia Santika

Mahasiswi S1 Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Padang

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi  

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI