Empat Pondasi Utama dalam Beragama Menurut Manuskrip Nusantara

Manuskrip Nusantara
Ilustrasi Manuskrip (Sumber: Media Sosial dari freepik.com)

Salah satu unsur yang harus dilestarikan dalam sejarah Nusantara adalah manuskrip yang di dalamnya terdapat banyak bahasa maupun aksara yang saat ini mulai tersisihkan.

Mempelajari ilmu tentang manuskrip dapat menambah pengetahuan secara lebih nyata dan seksama. Isi naskah juga dapat kita amalkan di kehidupan saat ini maupun masa depan.

Artikel ini mengulas naskah kuno yang berjudul “Iman dan Agama” yang didigitalisasi di website kumpulan manuskrip Asia-Tenggara Dreamsea. Naskah ini berasal dari Provinsi Sumatera Barat dan ditulis oleh Nurdin sekitar tahun 1900-1950.

Bacaan Lainnya

Isi naskah menjelaskan tentang Iman dan Agama. Pada awal teks dimulai dengan pembahasan rukun Iman, rukun Islam, dan diakhiri dengan maqam atau posisi shalat.

Deskripsi Naskah

Naskah “Iman dan Agama” ini ditulis dari kanan ke kiri yang memiliki ukuran 21 x 16 cm dengan dimensi blok teks 17,5 x 13 cm dan berjumlah 52 halaman. Bahasa yang digunakan dalam naskah ini adalah bahasa Melayu dan ditulis menggunakan aksara Arab.

Warna kertas pada naskah adalah putih kecoklatan dan berbentuk buku tulis pada umunya dan terdapat garis-garis pembantu.

Kondisi kertas terbilang bagus, terdapat beberapa halaman kosong, namun tidak mengurangi isi naskah, tulisan naskah ini semua hurufnya jelas, tintanya terlihat jelas, dan tidak pudar, namun ada beberapa kata yang tulisannya sangat sulit dibaca karena penulisan yang dirapatkan dan terlalu kecil.

Gambar 1. Halaman Awal Manuskrip “Iman dan Agama”

Transliterasi Halaman Awal Naskah

Bismillahirrahmanirrahim

Ini suatu kitab pada menyatakan iman dan agama artinya bukti akan Allah adapun awal agama itu yaitu ma’rifatbermula rukun itu yaitu empat perkara, pertama iman dan kedua islam dan ketiga Tauhid dan keempat ma’rifat.

Bermula rukun islam itu yaitu enam perkara pertama amanah billah artinya percaya akan Allah, kedua malaikayihi (Malaikatnya) artinya percaya akan malaikat, ketiga wa kutubihi artinya percaya akan kitab, keempat warosulihi artinya percaya akan Rasulullah kalim wal yaumil akhir artinya percaya akan hari kemudian, keenam wal qodru khoiruhu wasyaruhu minallahi ta’ala artinya percaya akan untung baik dan untung jahat dari pada Allah.

Analisis Isi Naskah

Secara umum, naskah ini berisi tentang bagaimana seorang Muslim harus memumpuni di ke-empat pondasi utama, yaitu Islam, Iman, Tauhid, dan Ma’rifat.

Dua pondasi utama seperti rukun Iman dan rukun Islam dijelaskan secara umum oleh Pengarang sebagaimana yang kita ketahui rukun Iman, yaitu Iman kepada Allah SWT, Iman kepada Malaikat, Iman kepada Kitab, Iman kepada Rasullah SAW, Iman kepada hari akhir, dan Iman kepada Qada dan Qadar.

Lalu untuk rukun Islam itu sendiri, yaitu mengucapkan dua kalimat syahadat, melaksanakan shalat, zakat, puasa, dan haji.

Ada hal menarik dalam naskah ini, yaitu dua pondasi lainnya yang tidak kalah pentingnya. Apa saja itu? Dalam naskah ini Pengarang menjabarkan atau menjelaskan tentang pentingnya Tauhid dan Ma’rifat sebagai pondasi yang sangat penting dalam membangun keimanan dan keberagamaan seorang Muslim.

Bukan tanpa dasar kedua pondasi itu dijelaskan, Tauhid menurut Pengarang naskah ini adalah seorang Muslim harus mengetahui tentang keesaan Allah SWT sebagai Tuhan seluruh alam.

Lalu, Pengarang menyebutkan bahwa peranan Ma’rifat adalah cara kita mengenal Allah SWT dan mencintai-Nya, hal ini merupakan kewajiban dan tuntutan bagi seorang Muslim dalam beragama Islam.

Pengarang selalu merujuk pada pedoman utama seperti Al-Quran dan Sunnah sebut saja salah satunya dalam surah Asy-Syura ayat 11.

Pada halaman terakhir naskah terdapat angka tahun yang berisikan tentang kelahiran seorang bayi pada tahun 1327 H dan kematian seseorang pada tahun 1327 H. Lalu juga ditulis tentang kejadian gerhana matahari pada tahun 1319 H.

Selain itu, terdapat pula catatan tentang mufakat adat di Pariangan Padang Panjang dan juga terdapat surat Pengarang kepada ayahnya saat belajar di Tanjung Ampalu.

Catatan: *(…) kata yang tidak dapat dibaca dari teks manuskrip aslinya.

 

Penulis:

  1. Meta Gelissesa
  2. Dr. Iin Suryaningsih, M.A

Mahasiswa Bahasa dan Kebudayaan Arab, Universitas Al-Azhar Indonesia

 

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Referensi:

Sumber Manuskrip: https://www.hmmlcloud.org/dreamsea/detail.php?msid=1416

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI