Fenomena Salah Jurusan di Kalangan Mahasiswa

Kebingungan memilih jurusan yang akan dipilih kala masuk di bangku kuliah sering dialami oleh para pelajar yang baru lulus bangku Sekolah Menegah Atas (SMA). Tidak sedikit mereka yang memilih jurusan sesuai dengan kemampuan atau keinginan mereka sendiri, tetapi ada juga yang memilih jurusan sesuai dengan keinginan orang tua mereka hingga akhirnya menjadi salah jurusan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh salah satu perusahaan rintisan hasil binaan Skystar Ventures, Tech Incubator Universitas Multimedia Nusantara (UMN) yakni Youthmanual, ditemukan fakta yang cukup menarik yakni 92% siswa SMA sederajat merasa bingung dan tidak tahu akan menjadi apa ke depannya.

Kebanyakan mahasiswa yang merasa salah jurusan merupakan mahasiswa tingkat awal. Padahal mereka pada fase ini baru berhadapan dengan mata kuliah dasar umum. Berdasarkan hasil penetilian Indonesia Career Center Network (ICCN) tahun 2017, sebanyak 87% mahasiswa Indonesia mengakui bahwa jurusan yang mereka ambil tidak sesuai dengan minatnya. Atau dengan kata lain salah jurusan.

Bacaan Lainnya

Dan berdasarkan data tahun 2018 yang dirilis oleh Kementerian Riset, Teknologi, dan Perguruan Tinggi (Risetdikti), Angka Partisipasi Kasar (APK) Pendidikan Tinggi Indonesia saat ini baru mencapai 31,5%. Sedangkan Ristekdikti juga menarketkan pada tahun 2023, APK pendidikan tinggi tersebut dapat mencapai 40%.

Selain itu, kebanyakan orang memilih jurusan sesuai apa yang dinginkan oleh orang tua mereka. Menurut hasil jejak pendapat yang dilakukan oleh Pusat Pengembangan Kewirausahaan pada tahun 2010 sebanyak 90% mahasiswa Unud yang mengaku salah jurusan mengatakan terpaksa mengikuti keinginan orang tua mereka.

Akibatnya, dalam melakukan aktivitas akademik mereaka terasa tertekan dan cenderung menerapkan prinsip “pokoknya selesai” tanpa adanya keinginan untuk meningkatkan hasil studi mereka. Beberapa mahasiswa mengaku, bahwa mereka merasa jenuh dan terkadang berfikir menyesal atau salah memilih jurusan yang mereka jalanin.

Akibat lain dari salah mengambil jurusan adalah bisa terlambat dalam menyelesaikan waktu studi. Bahkan gagal dalam penyelesaian studi. Tetapi lain halnya apa bila kita menemukan solusi atau masa adaptasinya dapat dilalui.

Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi kenapa sesorang atau calon mahasiswa salah memilih jurusan seperti, tidak adanya jurusan yang sesuai di daerah asal, pilihan orang tua, dan tidak lulus seleksi di jurusan yang diinginkan. Selain itu mahasiswa memilih jurusan yang mainstream yang dibutuhkan di dunia kerja seperti, kedokteran, ekonomi, hukum, akutansi, dan lainnya. Meskipun jurusan-jurusan tersebut tidak sesuai denga minat dan keinginannya.

Tetapi di sisi lain, mahasiswa yang memilih jurusan sesuai keinginannya dan memilih jurusan yang non-mainstream, namun cenderung sulit mencari pekerjaan yang sesuai dengan bursa kerja.

Untuk mencegah terjadinya salah jurusan di kalangan mahasiswa sebenarnya ada banyak cara yang dapat dilakukan seperti melihat dari potensi, personalitas dan passion (3P) pada diri sendiri. Yang ketiganya haruslah match. Menentukan pilihan yang benar-benar jurusan mana yang mau diambil. Mencari informasi lebih mendalam tentang jurusan yang akan kita ambil. Dan juru pada diri sendiri yang merupakan kunci utama dalam mengambil keputusan yang menyangkut masa depan.

Soal salah jurusan di kalangan mahasiswa, agar ke depannya peserta didik yang hendak melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi padat melakukan persiapan atau memilih jurusan dengan tepat sesauai dengan potensi ataupun passion yang dimilikinya.

Untuk mahasiswa yang sudah terlanjur berada pada salah jurusan, sebaiknya menyelesaikan jurusan yang sudah terlanjur dijalani dengan cepat. Lalu apa bila memungkinkan mengambil jurusan yang sesuai dengan potensi dan passion. Atau keluar dari pendidikan (jurusan) yang salah tadi, dan pinddah ke pendidikan (jurusan) yang sesuai.

Ayu Tri Arum Murti
Mahasiswa Jurusan Teknologi Pendidikan
Universitas Negeri Semarang

Baca juga:
Uang Kuliah Tinggi Menjadi Problematik Bagi Mahasiswa
Kuliah Perdana Selesai, Penerima Beasiswa S2 Kemenpora Siap Berkontribusi untuk Bangsa!
Membangun Semangat Berkuliah oleh Relawan Kuliah Tak Gentar

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI