Gambaran Eritrosit pada Sediaan Apusan Darah Tepi Peminum Alkohol di Desa Gattareng Kabupaten Bulukumba

Gambaran Eritrosit
Ilustrasi Sel Darah Merah (Sumber: Media Sosial dari freepik.com)

Abstrask

Latar belakang penelitian ini adalah sel darah merah atau sel darah merah merupakan sel darah yang paling melimpah di tubuh manusia.

Fungsi utama sel darah merah adalah mengangkut dan mengantarkan oksigen ke sel-sel tubuh. Mengonsumsi terlalu banyak alkohol meningkatkan risiko komplikasi terkait alkohol, seperti memengaruhi darah dan sumsum tulang, tempat sel darah diproduksi.

Efek negatif langsung dan tidak langsung alkohol terhadap sistem pembentukan sel darah atau sistem hematopoietik.

Bacaan Lainnya

Tujuannya adalah untuk mengkarakterisasi sel darah merah pada minuman Sediaan ADT di Desa Gattaren Kecamatan Burukumba.

Metode penelitian dilakukan dengan observasi laboratorium, dan sampel yang digunakan adalah sampel darah peminum di desa Gattaren kabupaten Bulukumba, dan hasil tes sel darah merah peminum menunjukkan 6 dari 15 responden yang disurvei menjawab orang adalah ditemukan.

Kelainan pada sel darah merah. Dari penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penyebab kelainan sel darah merah pada peminum mungkin disebabkan oleh efek dari kebiasaan minum.

Kata Kunci: Morfologi Eritrosit, Peminum Alcohol

Abstract

Background to this research: Red blood cells or red blood cells are the most abundant blood cells in the human body.

The main function of red blood cells is to transport and deliver oxygen to body cells. Consuming too much alcohol increases the risk of alcohol-related complications, such as affecting the blood and bone marrow, where blood is produced.

Negative direct and indirect effects of alcohol on the blood cell formation system or hematopoietic system. The aim is to characterize red blood cells in ADT drinks in Gattaren Village, Burukumba District.

The research method was carried out using laboratory observations, and the samples used were blood samples from drinkers in Gattaren village, Bulukumba district, and the results of the drinkers’ red blood cell tests showed that 6 out of 15 respondents surveyed answered that people were found. Abnormalities in red blood cells.

From this research it can be concluded that the cause of red blood cell abnormalities in drinkers may be due to the effects of drinking habits.

Keywords: Erythrocyte Morphology, Alcohol Drinker

Pendahuluan

Indonesia adalah negara kepulauan yang terdiri dari berbagai kebudayaan dengan asal usul dan asal usul yang berbeda-beda.

Kebiasaan konsumsi minuman beralkohol dapat mempengaruhi kesehatan Anda, apalagi jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan dan terus menerus.

Konsumsi alkohol secara berlebihan dapat merusak berbagai organ dalam tubuh, terutama hati, otak, dan jantung. Lebih lanjut, konsumsi alkohol dapat menyebabkan ketergantungan, mabuk-mabukan, dan ketidakmampuan mengendalikan diri (Shanti Riskyani, 2015).

Pecandu alkohol merupakan peminum berat yang tingkat ketergantungan alkoholnya berdampak signifikan terhadap mental dan kehidupan sosial seseorang, bahkan dalam beberapa kasus dapat berujung pada kematian akibat konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan. (T.H & K, 2007).

Konsumsi alkohol  berlebihan dapat menyebabkan penurunan sel darah, termasuk penurunan  sel darah merah, sel darah putih, dan trombosit.

Penurunan jumlah sel darah merah disebut anemia. Penurunan ini termasuk jumlah sel darah merah dan konsentrasi hemoglobin.

Penurunan sel darah putih dapat menyebabkan penurunan secara keseluruhan (leukopenia), namun penurunan jumlah trombosit juga dapat terjadi.

Disebut juga trombositopenia, penurunan sel darah juga bisa disebabkan oleh faktor genetik, asupan makanan, atau obat-obatan (Akanni dkk., 2010).

Umur sel darah merah adalah 120 hari setelah terbentuk di jaringan hematopoietik. Pembentukannya dikendalikan oleh hormon eritropoietin,yang disintesis di ginjal.

Alkohol mempengaruhi sistem darah dan menyebabkan kelainan pada sel pembentuk darah. Kelainan produksi dan fungsi sel darah terjadi pada sel darah merah (eritrosit) (Oktaviani et al., 2017)

Bahan dan Metode Penelitian

Desain penelitian yang digunakan  dalam penelitian ini adalah studi observasional dalam ruangan di kalangan peminum alcohol di desa Gattaren, provinsi Burukumba.

Lokasi pengambilan sampel terletak di Desa Gattaren, Kecamatan Burukumba. Sedangkan studi penelitian dilakukan di Balai Penelitian Panrita Fusada Burukumba STIKs. Subyek penelitian ini adalah peminum alkohol di Desa Gattaren Kecamatan Burukumba.

Bahan dan alat penelitian antara lain jarum suntik, tourniquet, tabung EDTA, peralatan gelas, rak pengecatan dan pengeringan, tisu, pipet penetes, mikroskop, dan lain-lain. Darah vena, kapas, alkohol 70%, metanol, Giemsa, aqua dest, minyak merci, plester.

Proses Pengambilan Darah Vena

Langkah pertama  menyiapkan tourniquet, kapas alkohol, kapas kering, spuit, selang, dan perban. Posisi lengan pasien harus lurus dan tidak bengkok. Pilih lengan yang sering aktif dan letakkan lengan di atas meja, palpasi lokasi vena yang akan ditusuk.

Pasien diminta untuk mengepalkan tangan. Selanjutnya, letakkan tourniquet sekitar tiga jari di atas siku. Disinfeksi tempat tusukan vena dengan kapas alkohol 70% dan bersihkan sekali.

Tusuk vena  dengan jarum mengarah ke atas dan pada sudut 15° antara jarum dan kulit. Setelah volume darah dipastikan mencukupi, lepaskan tourniquet dan minta pasien  membuka telapak tangannya.

Lepaskan atau cabut ikatan darahnya, masukkan jarum, dan segera letakkan kapas kering diatas tempat suntikan, berikan tekanan pada tempat tersebut, dan tutup dengan perban.

Pindahkan sampel darah dari  spuit ke tabung yang berisi EDTA dengan melepas jarum dan membiarkan darah mengalir melalui dinding tabung.

Pembuatan Apusan Darah Tepi

Siapkan objek glass yang bersih dan kering, Teteskan satu tetes darah pada objek glass, Tekan dengan sudut 45° dengan benda kaca lain hingga berbentuk lidah kucing, tunggu hingga kering. Selanjutnya beri label pada bagian atas benda kaca tersebut dengan nama dan tanggal Uji.

Cara Pewarnaan Apusan Darah Tepi

Letakkan spesimen yang bergaris di atas meja pewarnaan dengan lapisan darah menghadap ke atas, dan teteskan atau tuangkan metil alkohol ke atas spesimen sehingga area yang terkena noda darah tertutup seluruhnya. Biarkan selama 5 menit, lalu bilas dengan Aquadest.

Tetesi sediaan dengan Giemsa diamkan selama 20 menit, lalu bilas dengan Aquadest. Tempatkan sediaan secara vertikal dan biarkan mengering.

Pembacaan Preparat

Untuk mendeteksi sel darah merah pada apusan darah tepi, dilakukan pengukuran menggunakan mikroskop oil immersion dengan perbesaran lensa 100x.

Analisa Data

Analisis data dilakukan untuk mengetahui persentase hasil analisis setiap variabel yang diselidiki. Data yang diperoleh dari hasil uji klinis dan analisis deskriptif persentase frekuensi disajikan dalam format naratif dan ditarik kesimpulan.

Hasil dan Pembahasan

Tabel 1 Hasil  Pemeriksaan Eritrosit  Pada  Peminum  Alcohol  Di  Desa Gattareng Kabupaten Bulukumba

KODE SAMPEL HASIL

JENIS KELAINAN ERITROSIT

01

Abnomal Fragmentosit, Target cell, Sferosit

02

Abnomal Burr cell, Rouleaux

03

Abnomal Tear drop cell,Burr cell
04 Abnomal

Sickle cell, Burr cell

05 Abnomal

Tear drop cell, Fragmentosit,Burr cell

06 Abnomal

Rouleaux, Burr cell

Keterangan:

  1. Fragmentosit atau Sel darah merah yang terfragmentasi, yaitu bentuk sel darah merah yang tidak beraturan akibat proses fragmentasi, yaitu hilangnya sebagian membran sel darah merah.
  2. Target Cell adalah sel darah merah yang berbentuk lonceng karena permukaan sel darah merah lebih lebar dari sel darah merah normal. disebut sel target karena bentuknya yang menyerupai sasaran tembak.
  3. Sferosit, yaitu sel berbentuk bola yang terdapat pada apusan yang diwarnai dengan Giemsa, tampak berwarna gelap karena tidak ada daerah terang di tengah sel darah merah.
  4. Burr Cell atau sel batang adalah sel darah merah yang mengandung 10 sampai 30 duri kecil pendek dengan ujung tumpul, masing-masing berjarak sama satu sama lain.
  5. Reuleaux menggambarkan sekelompok sel darah merah yang membentuk tumpukan mirip tumpukan uang logam yang dijatuhkan dalam satu arah.
  6. Tear Drop Cell adalah sel darah merah yang bentuknya seperti buah pir atau tetesan air mata.
  7. Sickle Cell atau Sel sabit adalah sel darah merah yang memanjang dan melengkung dengan dua kutub runcing.

Berdasarkan tabel di atas, ditampilkan foto hasil penelitian sel darah merah pada peminum. Dari 15 responden yang diperiksa, ditemukan sel darah merah abnormal, sel fragmen, sel target, dan sferosit dengan kode sampel A01 pada 6 responden A02 ditemukan sebagai sel burdock dan sel Reuleaux, dan A03 ditemukan sebagai sel tetesan.

Sel dan sel burdock, A04 adalah sel sabit sel darah merah abnormal dan pinggiran sel burdock, A05 adalah sel drop, sel fragmen dan pinggiran sel burdock, A06 adalah sel Reuleaux dan pinggiran sel burdock.

Sel darah merah, atau  sel darah merah, adalah sel darah yang paling melimpah di tubuh manusia. Fungsi utama sel darah merah adalah mengangkut dan mengantarkan oksigen ke sel-sel tubuh.

Hitung jumlah sel darah merah. Sel darah merah berbeda dengan sel lain di tubuh karena sel darah merah tidak memiliki inti. Inti sel darah merah mengalami lisis saat meninggalkan sumsum tulang.

Sel darah merah matang yang normal berbentuk cakram dan tidak memiliki inti, sehingga garis selnya fleksibel. Sel darah merah dapat berubah bentuk dan berkontraksi saat melewati kapiler.

Umur sel darah merah adalah 120 hari setelah terbentuk di jaringan hematopoietik. Pembentukannya dikendalikan oleh eritropoietin.

Erythropoietin adalah hormon yang disintesis di ginjal dan dilepaskan ke aliran darah ke sumsum tulang sebagai respons terhadap hipoksia jaringan.

Alkohol mempengaruhi sistem darah dan menyebabkan kelainan pada sel pembentuk darah. Kelainan produksi dan fungsi sel darah terjadi pada sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (white blood cell), dan trombosit.

Penurunan fungsi sel darah merah dapat menyebabkan anemia. Perkembangan anemia tidak hanya disebabkan oleh gangguan fungsi sel darah merah, tetapi juga oleh diferensiasi zat besi.

Gangguan pada sel darah putih bisa membuat Anda lebih rentan terkena infeksi. Gangguan trombosit dapat menyebabkan masalah pembekuan darah. Mengonsumsi alkohol terlalu banyak dapat menyebabkan  penurunan  sel darah dan sel darah merah.

Kesimpulan

Kesimpulan penelitian adalah dari 15 responden yang meminum alkohol, 6 responden memiliki jumlah sel darah merah yang tidak normal.

Penulis: Febri Zaim Saksena
Mahasiswa Teknologi Laboratorium Medis, Universitas Binawan

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

Referensi

Akanni. (2010). No Title. Some Hematological and Bioche Parameters of Chronic Alkoholic in Umuahia

Oktaviani, N., Fahriyan, & Muhlisin, A. (2017). Akurasi hitung jumlah eritrosit metode manual dan metode manual

Shanti Riskayani. (2015). Aspek sosial budaya pada konsumsi minuman beralkohol

T.H, T., & K, R. (2007). Obat penting. Elex media komputindo.

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI