Implementasi Kalam Modern pada Pendidikan Islam Moderat di Era Globalisasi

Kalam Modern Pendidikan Islam
Ilustrasi antusias masyarakat Indonesia mewujudkan pendidikan Islam moderat di era globalisasi. Foto: Amalia Fauziah Azhari

Apa yang kalian ketahui tentang kalam modern?

Kalam modern adalah ilmu yang mempelajari tentang ketauhidan atau keesaan Allah SWT seiring dengan perkembangan zaman. Tokoh yang memberikan gagasan berupa pemikiran kalam modern adalah Muhammad Abduh dan Rasyid Ridha.

Di era globalisasi, perubahan bukanlah hal yang baru lagi. Akulturasi dan realitas sosial membawa kita pada kondisi di mana kita berada pada pusat perubahan. Apalagi ilmu kalam termasuk ilmu dasar ajaran Islam, membuatnya lebih mudah masuk ke dalam bidang-bidang lain, salah satunya ilmu pengetahuan. Ilmu yang terus merespon berbagai perkembangan yang terjadi, seperti berita saat ini yang sedang ramai di perbincangkan banyak orang mengenai pendidikan Islam moderat.

Foto: Amalia Fauziah Azhari

Islam adalah agama yang moderat. Moderat artinya berada di tengah, mengambil keputusan dengan objektif, Adil, dan tidak timpang pada satu sisi antara kanan atau pun kiri. Baik kearah liberal maupun ke arah pemikiran yang tak lepas dari dengan tafsiran klasik yang terlalu mengacu pada masa lalu bahkan sangat kaku dan tidak dapat dilenturkan. Dalam artian tidak menerima pandangan luar. Padahal kehidupan ini bergerak dinamis dan berkembang seiring berjalannya waktu.

Bacaan Lainnya

Baca Juga: Sejarah Timbulnya Aliran-Aliran Ilmu Kalam

Namun, kebanyakan muslim konservatif itu kolot dan menganggap pandangan merekalah yang paling benar dan anti dengan peradaban atau pun sesuatu yang baru bagi mereka, dianggap sebagai sebuah kesesatan. Oleh karena itu kajian mengenai ilmu kalam ataupun ketauhidan harus lebih praktis dan kritis agar menjadi solusi peradaban modern di era globalisasi. Berdasarkan uraian di atas, Islam moderat dapat diartikan bahwa siapa saja orang yang beragama dapat bersifat santun, tidak melakukan tindak kerasan (radikal), adil, dan terbaik.

Bentuk implementasi kalam modern pada pendidikan Islam moderat di era globalisasi antara lain:

Dengan perkembangan zaman pesantren tidak hanya mengajarkan tentang ilmu agama saja melaikan ilmu umum juga dipelajari baik dalam segi pengetahuan maupun kekreatifan. Bahkan beberapa pesantren yang menerapkan sistem satu minggu berbahasa Indonesia, satu minggu berbahasa arab, dan satu minggu berbahasa inggris. Itu merupakan salah satu wujud keberagaman yang nyata. Namun, tidak melupakan pembinaan moral juga yang sangat ditekankan untuk menumbuhkan rasa kemanusian, toleransi, dan empati dalam diri setiap santri.

  • Pemurnian akidah

Bentuk dari perubahan paradigma modern umat Islam adalah pembebasan persoalan taklid yang menghambat berkembangnya ilmu pengetahuan tentang agama dan nilai nilai akidah agar tidak terbawa arus zaman. Namun, mampu mengarahkan Islam kepada ajaran yang dibawa oleh Rasulullah SAW ke arah yang lebih baik.

Baca Juga: Pemikiran Kalam tentang Pembelaan terhadap Kaum Wanita

  • Mengatasi permasalahan yang muncul akibat keterbelakangan sosial

Berbagai macam masalah dengan keterbelakangan sosial seperti kemiskinan, pengangguran, kesenjangan sosial selalu menjadi rujukan tindak kekerasan. Tindak kekerasan juga menjadi pokok pembicaraan setiap harinya. Kasus pencabulan, pemerkosaan, perampokan, korupsi, dan pembunuhan terjadi di berbagai tempat. Oleh karena itu, Islam ikut berperan menjadi penengah dalam menghadapi masalah tersebut yang di landaskan dengan syariat Islam.

  • Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK)

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, umat Islam dituntut agar bersikap terbuka, kritis, cepat, dan tanggap dalam pengembangan IPTEK yang terus mengalami kemajuan dalam kehidupan global supaya tidak tertinggal dari masyarakat lainnya.

Dengan perkembangan IPTEK, membantu manusia melakukan sesuatu menjadi lebih mudah. Apalagi di situasi pandemi saat ini. Berbagai kajian, sekolah, dan rapat harus dilakukan secara daring melalui aplikasi Zoom meeting, Google meet, dan lain-lain. Dan tentunya orang yang tidak menguasai IPTEK akan merasa kesulitan untuk melakukan perubahan tersebut.

Amalia Fauziah Azhari
Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri Pekalongan

Editor: Diana Pratiwi

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI