Implementasi Pancasila dalam Pengembangan Sosial Budaya

Sosial Budaya
Ilustrasi Sosial Budaya (Sumber: Media Sosial dari freepik.com)

Pada saat ini sosial budaya di Indonesia mengalami perubahan akibat adanya dampak globalisasi yang kini terjadi di seluruh dunia.

Sosial budaya di Indonesia khusus di beberapa kota besar mengikuti bahkan sudah mengikuti gaya sosial dan budaya orang-orang barat dan budaya timur yang selama ini diterapkan di Indonesia mulai ditinggalkan.

Dalam hal ini masyarakat Indonesia mudah terpengaruh oleh perubahan yang terjadi disekitarnya. Oleh sebab itu agar masyarakat tidak mudah terpengaruh oleh perubahan sosial dan budaya dari luar terlebih lagi budaya tersebut jauh dari sosial budaya yang ada di Indonesia.

Bacaan Lainnya

Masyarakat di Indonesia perlu menjaga konsistensi dalam memegang prinsip-prinsip Pancasila yang mana Pancasila itu sendiri merupakan landasan idiil Indonesia.

Sila yang terdapat di Pancasila mengandung nilai-nilai semua aspek kehidupan masyarakat indonesia seperti sosial dan budaya.

Aspek sosial dan budaya tidak dapat dipisahkan karena dimana masyarakat bersosialisasi maka akan ada budaya yang diterapkan.

Manusia sebagai makhluk sosial tidak lepas dengan adanya ketergantungan dan menjalin hubungan bersama individu lainnya.

Alhasil, manusia akan kesulitan menjalani kehidupan sosial dan budaya apabila tidak ada manusia lain di dunia ini. Kehidupan sosial budaya dalam msayarakat tidak lepas dengan sila yang terdapat pada Pancasila antara lain :

1. Sila Pertama

Sila pertama Pancasila bunyinya “Ketuhanan Yang Maha Esa” ditemukan nilai bahwa masyarakat Indonesia yang mana wajib memiliki kepercayaan yang dianut oleh Indonesia mencakup Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu.

Setiap agama hanya mengakui bahwa Tuhan hanya satu. Kepercayaan masyarakat Indonesia sebelum masuknya kepercayaan lain seperti Hindu, Budha, Islam, dan lain-lain hanya ada dua kepercayaan yaitu animisme (menyembah roh dan makhluk halus) dan dinamisme (menyembah benda-benda mati tertentu).

Setelah masuknya kepercayaan dan agama seperti sekarang, kepercayaan bangsa Indonesia yang sebelumnya mulai ditinggalkan.

Adanya kepercayaan dari luar masuk ke Indonesia karena pada waktu itu Indonesia sebagai jalur perdagangan yang strategis dari berbagai negara seperti India, Gujarat, Arab, Belanda dan lain-lain.

Dikarenakan Indonesia berfungsi sebagai tempat sementara bagi individu yang sedang melakukan perjalanan dan berkegiatan perdagangan, warga negara asing menyebarkan kepercayaan dan kebudayaannya sesuai dengan kepercayaan dan kebudayaan yang dimiliki.

Setiap agama dan kepercayaan yang masuk di Indonesia memiliki kebudayaan masing-masing. Oleh karena itu Indonesia kaya akan kulturnya dimulai dari sabang hingga merauke.

Dari penjelasan diatas kehidupan sosial budaya di masayarakat yang sesuai dengan nilai-nilai Pancasila yaitu saling menghormati kepercayaan antar masyarakat, saling menghargai kebudayaan setiap agama, tidak membeda-bedakan agama dalam bersosialisasi, saling rukun ke sesama walaupun beda agama.

2. Sila Kedua

Sila kedua Pancasila bunyinya “Kemanusiaan yang Adil dan Beradab” didalam sila kedua pada Pancasila memiliki arti bahwa kita sebagai masyarakat Indonesia harus memiliki sikap yang adil serta beradab sejalan terhadap nilai-nilai Pancasila.

Karena Indonesia terdapat kultur dan adat istiadat yang beragam sepatutnya kita menghargai dan tetap menjaga kelestarian budaya maupun adat istiadat yang telah ditemukan sejak dahulu.

Dalam bermasyarakat sepatutnya berlaku adil terhadap sesama dan memiliki sikap adab sopan santun supaya hubungan bermasyarakat tetap rukun dan damai.

Nilai-nilai Pancasila sila kedua tersebut dapat diimplementasikan pada kehidupan sehari-hari dimasyarakat pada aspek sosial dan kebudayaan antara lain tidak saling membenci satu sama lain.

Meskipun beda budaya, agama, suku, ras, tidak membeda-bedakan dalam berteman, menghargai setiap perbedaan yang ada di masyarakat, dan adil terhadap satu sama lain agar tidak terjadi kecemburuan sosial yang nantinya menjadi konflik sosial dan membuat perpecahan dalam masyarakat.

3. Sila Ketiga

Sila ketiga berbunyi “Persatuan Indonesia” terdapat makna meskipun di Indonesia memiliki perbedaan dalam hal agama, budaya, ras, suku, adat istiadat namun tetapi tidak menjadi halangan untuk bersatu menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Sama seperti ssemboyan yang terdapat pada pita yang dipegang oleh burung Garuda dalam simbol Pancasila, yaitu “Bhinneka Tunggal Ika,” yang menyiratkan bahwa meskipun berbeda-beda namun tetap satu.

Seperti pada zaman penjajahan dahulu meskipun berbeda agama, ras, budaya, suku masyarakat bersatu untuk melawan penjajah dan sampai akhirnya Indonesia merdeka.

Di kehidupan sosial bermasyarakat perbedaan bukan menjadi masalah untuk tetap berbaur satu sama lain.

Untuk sekarang persatuan antar warga Indonesia masih sangat penting karena dengan berstunya masyarakat dapat menjadi dorongan Indonesia menjadi negara yang lebih makmur, sejahtera sesuai dengan cita-cita Indonesia.

Apalagi saat ini sudah ada beberapa budaya Indonesia yang diakui negara lainnya berarti sebagai masyarakat Indonesia bersatu untuk mempertahankan budaya yang sudah menjadi warisan leluhur negara Indonesia dan menjaga warisan budaya agar bisa dinikmati oleh generasi selanjutnya.

4. Sila Keempat

Sila keempat bunyinya “Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan” mempunyai arti bahwa untuk memutuskan sesuatu di masyarakat diperlukan musyawarah untuk mencapai mufakat.

Musyawarah sudah menjadi buadaya masyarakat Indonesia untuk memutuskan segala sesuatu. Musyawarah harus lebih mengutamakan kepentingan bersama dibanding kepentingan pribadi. Musyawarah diadakan bertujuan untuk mencapai mufakat.

Dalam bermusyawarah harus memiliki sikap yang bijaksana dan lapang dada. Bermusyawarah harus menghargai pendapat yang berbeda dari setiap orang karena pendapat yang berbeda merupakan suatu hal yang wajar dalam musyawarah dan musyawarah tidak boleh memaksakan kehendak orang lain.

Jika memaksanakan kehendak orang lain akan menimbulkan kerusuhan saat musyawarah dan pengambilan keputusan akan sulit didapatkan.

Bermusyawarah harus dilakukan secara kebersamaan tidak boleh membeda-bedakan orang lain terlebih orang tersebut memiliki perbedaan dari segi suku, ras, status sosial, agama dan budaya. Harus menghargai keputusan yang telah ditetapkan sesuai dengan kesepakatan bersama.

5. Sila Kelima

Sila kelima bunyinya “Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia” mmempunyai arti bahwa seluruh masyarakat Indonesia meskipun berbeda tempat tinggal, budaya, adat, agama, suku, ras berhak mendapatkan keadilan meskipun rakyat Indonesia berbeda budaya, agama, suku, ras. Karena saat ini keadilan di Indonesia belum merata sesuai dengan sila kelima Pancasila.

Karena saat ini hukum Indonesia belum terlalu tegas untuk semua warga Indonesia seperti seorang lansia mencuri dan dihukum penjara selama satu tahun sedangkan para koruptor dipenjara lebih dari satu tahun akan tetapi masih mendapatkan fasilitas untuk mengetahui keadaan diluar padahal koruptor lebih merugikan negara.

Seharusnya para koruptor diberikan hukum yang tegas agar mereka yang melakukan korupsi jera. Meskipun di Indonesia masyarakatnya memiliki perbedaan bukan berarti keadilan yang dilakukan juga berbeda.

Perihal berikut bila selalu terjadi akan berimplikasi negatif untuk negara. Masyarakat Indonesia yang yang berbeda agama, ras, suku, adat, buadaya harus mendapatkan keadilan sosial yang setara agar kehidupan masyarakat tidak menimbulkan kerusuhan, konflik, pertengkaran agar kehidupan antar warga damai, rukun, tentram.

Penulis: Muhammad Zaini Rezeki
Mahasiswa Teknik Elektro, Universitas Muhammadiyah Malang

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI