Isu Bias Gender dalam Tayangan Televisi Masih Meresahkan

Isu Bias Gender dalam Tayangan Televisi Masih Meresahkan
Sumber: pixabay.com

Bias gender adalah kecenderungan untuk memihak atau merugikan salah satu jenis kelamin sehingga menimbulkan diskriminasi gender. Bias gender sering terjadi karena adanya sistem dan struktur sosial yang tidak adil, yang menempatkan perempuan atau laki-laki pada posisi yang tidak setara.

Bias gender juga dapat dipengaruhi oleh stereotip, standar ganda, dan konstruksi sosial yang berkaitan dengan femininitas dan maskulinitas. Televisi merupakan salah satu media massa yang memiliki pengaruh besar terhadap masyarakat.

Namun, televisi juga sering menjadi sarana penyebaran bias gender, yaitu kecenderungan untuk memihak atau merugikan salah satu jenis kelamin sehingga menimbulkan diskriminasi gender. Bias gender dalam tayangan televisi dapat mencerminkan atau memperkuat stereotip, diskriminasi, dan ketidakadilan gender yang ada di masyarakat.

Bacaan Lainnya

Beberapa contoh dan poin penting bias gender dalam tayangan televisi antara lain adalah:

  • Iklan Attack Easy, yang menampilkan perempuan sebagai sosok yang lemah, tidak berdaya, dan hanya bergantung pada produk pencuci, sementara laki-laki ditampilkan sebagai sosok yang kuat, berwibawa, dan berpengaruh. Iklan ini menunjukkan adanya konstruksi sosial yang berkaitan dengan femininitas dan maskulinitas, yang dapat mempengaruhi persepsi masyarakat tentang peran gender.
  • Drama televisi umum, yang sering menampilkan jumlah laki-laki yang melebihi jumlah perempuan, dan memberikan peran-peran yang stereotip kepada perempuan, seperti ibu rumah tangga, asisten rumah tangga, atau korban kekerasan. Perempuan jarang diberikan peran sebagai tokoh utama, tokoh profesional, atau tokoh yang berpengaruh⁴. Hal ini menunjukkan adanya bias gender yang menganggap perempuan tidak kompeten, tidak berdaya, dan tidak berkontribusi bagi masyarakat.
  • Berita tentang prostitusi, yang sering mengeksploitasi perempuan sebagai objek pemberitaan, tanpa memperhatikan hak-hak dan perlindungan mereka. Perempuan yang terlibat dalam prostitusi sering ditampilkan dengan cara yang menghina, menyalahkan, atau menghakimi mereka, tanpa memberikan ruang untuk mendengar suara atau alasan mereka. Hal ini menunjukkan adanya diskriminasi gender yang menganggap perempuan sebagai barang, pelaku dosa, atau penyebab masalah.

Bias gender dalam tayangan televisi dapat berdampak negatif bagi perempuan maupun laki-laki, seperti membatasi potensi, mengurangi kesempatan, dan menimbulkan ketidakpuasan diri. Oleh karena itu, perlu adanya upaya untuk menghapuskan bias gender dalam tayangan televisi dan mewujudkan kesetaraan gender dalam tayangan televisi.

Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan literasi media, yaitu kemampuan untuk mengakses, menganalisis, mengevaluasi, dan menghasilkan media secara kritis dan kreatif. Literasi media dapat membantu kita untuk lebih cerdas, kritis, dan kreatif dalam menonton televisi, dan tidak mudah terpengaruh oleh bias gender yang ada di dalamnya.

 

Penulis: Hishni Muhyiddin
Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi, Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya
Dosen Pengampu: DR. Fridha Tri Palupi, M.Si

Editor: Salwa Alifah Y

Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI