Mahasiswa Mataram Gedor Mapolda NTB: Adili Pelanggaran HAM 22 Mei ke Mahkamah Internasional

Aliansi Mahasiswa Mataram menyemut di Mapolda NTB, Selasa Sore (28/5) Ratusan mahasiswa digawangi Rahmat menyoroti dugaan pelanggaran HAM dalam gerakan rakyat pada 21-22 Mei di Jakarta. Maraknya kasus kriminalisasi ulama, tokoh bangsa, aktivis, jurnalis, dan meningkatnya tuduhan makar terhadap lawan politik petahana. Mereka juga mendesak pembentukan Tim Pencari Fakta dari musibah tewasnya ratusan anggota KPPS.

Kordinator Lapangan Rahmat EN dalam orasinya mengecam brutalitas aparat dalam pengamanan demonstrasi. Dia juga menuding bahwa demokrasi mulai terpuruk. 

“Delapan warga tewas, juga anak-anak, ratusan luka-luka, ironi negeri demokrasi. Kekerasan terhadap jurnalis yang meliput aksi, sampai pada relawan medis menunjukan bahwa rakyat tak berdaulat lagi. Kebebasan pendapat dipidana, hukum dikebiri sesuai selera pemerintah. Pasal Makar hadir untuk menjerat lawan politik” teriaknya lantang.

Bacaan Lainnya

Dia juga meminta Presiden Jokowi untuk bersikap sebagai negarawan.
“Copot Menko Polhukam Wiranto, dan Kapolri Tito Karnavian. Mereka orang yang bertanggungjawab dalam kerusuhan pada 21-22 Mei di Jakarta. Seret mereka ke mahkamah Internasional” bebernya.

Sementara Kordinator Umum Muammar Adfal dalam pembacaan sikap mengecam represifitas aparat dalam pengamanan gerakan rakyat. Dia juga meminta Pemerintah membentuk tim pencari fakta dalam misteri tewasnya ratusan anggota KPPS di Pemilu 17 April lalu.

“Kami mendesak pemerintah untuk memgembalikan kedaulatan rakyat. Usut semua pelanggaran hukum dan HAM dalam kerusuhan Jakarta. Kemanusiaan lebih tinggi dari politik. Jangan karena politik kemanusiaan kita dijarah senjata” tegasnya.

Dia menambahkan bahwa negara tak boleh kehilangan arah. Keadilan hukum benar-benar diterapkan pada semua warga negara.
Kami kira problem negara kita hari-hari ini iyalah krisis keadilan. Negara berlaku adil kedamaian dan kesejukan dalam berbangsa dan bernegara akan kita rasakan” sambungnya.

Massa sempat ingin memblokade jalan, beruntung kepolisian sigap. Mereka kecewa dengan Kapolda NTB Nana Sujana yang dinilai tak berani menyambut aspirasi mahasiswa. “Kami kecewa, dan insya allah kami akan kembali melakukan demonstrasi, dengan massa yang lebih banyak” tutup Adfal. (SM)

Satria Madisa

Baca juga:
Demokrasi dan Masa Depan Pemilu
Pemilu Berdarah, Aliansi Mahasiswa Ummat Gedor Mapolda dan KPU NTB
Kerusuhan Kampanye Menjelang Pemilu Menyimpang Sila Pancasila

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI