Manfaat Air Rebusan Seledri (Apium Graveolens L.) dalam Mengatasi Tekanan Darah Tinggi

Seledri (Apium Graveolens L.)
Ilustrasi Seledri (Sumber: Media Sosial dari freepik.com)

Tanaman seledri atau juga dikenal dengan Calery (Apium graveolens L.) salah satu sayuran yang sangat terkenal di dunia. Asal-usul tanaman seledri ini telah dikenal sejak seribu tahun yang lalu, yang merupakan tanaman asli di dataran Asia.

Seledri adalah tumbuhan yang menghasilkan bau wangi-wangian atau aroma, rasanya manis, sedikit pedas dan sifatnya sejuk, rempah bersifat tonik, memacu enzim pencernaan (stomatika), dapat menstabilkan tekanan darah (hipotensif), dapat menghentikan pendarahan (hemostatika), peluruh kentut (karminatifa), mengeluarkan asam urat darah yang tinggi, membersikan darah, dan memperbaiki fungsi hormon yang terganggu.

Tanaman seledri tergolong pada famili umberliflorea. Di Indonesia tumbuhan seledri yang dikenal ada dua varietas yaitu: seledri potong (Varietas Sylvester) dan seledri daun (Varietas Secalium). Masih ada satu jenis lagi tetapi sangat jarang ditemui yaitu seledri berumbi (Varietas Repaceum).

Bacaan Lainnya

Di antara ketiga jenis seledri daun yang paling banyak dibudidayakan petani yaitu jenis seledri daun (Cut Common). Jenis ini memiliki ciri-ciri diantaranya tanamannya pendek, daunnya banyak, juga anakannya cukup banyak. Bibit seledri yang banyak dijumpai di toko pertanian antara lain Amigo (East West), produk Royal Sluis dan sebagainya.

Tanaman kecil ini dapat tumbuh mencapai ketinggian hingga satu meter, yang memiliki daun majemuk berwarana hijau atau hijau keputih-putihan, memiliki ujung runcing, tepi daun juga bergerigi, bertangkai, berpangkal pada batang mendekati tanah, menyirip ganjil berbentuk lekuk tangan, panjang 2-7,5 cm dan lebar 2-5 cm, pertulangan daun menyirip, mempunyai anak daun 3-7 helai dan terkenal karena aroma daunnya yang khas.

Batang seledri tidak berkayu, bersegi, beralur, beruas, dan bercabang tegak dengan warna hijau pucat. Berbunga majemuk, berbentuk payung dengan tangkai 2 cm berjumlah 8-12, benang sari berjumlah 5, berlepasan, berseling dengan mahkota, ujung runcing, mahkota berbagi 5 dan bagian pangkal berlekatan berwarna putih.

Buah kotak berbentuk kerucut dengan panjang 1-1,5 mm berwarna hijau kekuningan. Berakar tunggang dengan warna putih kotor (Badan POM, 2008).

Baca juga: Ternyata Ramuan Daun Sirih (Piper Betle L) sebagai Salah Satu Obat Tradisional Penyakit Hipertensi

Hipertensi, atau tekanan darah tinggi, telah menjadi perbincangan yang menakutkan bagi banyak orang. Dibalik julukannya sebagai “silent killer“, hipertensi diam-diam mengintai dan dapat membawa konsekuensi fatal jika tidak ditangani dengan tepat.

Kondisi ini terjadi ketika tekanan darah di dalam arteri meningkat secara konsisten, memaksa jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh. Tekanan darah yang tinggi ini dapat merusak pembuluh darah dan organ vital seperti jantung, ginjal, dan otak, meningkatkan risiko berbagai penyakit serius seperti stroke, gagal jantung, dan penyakit ginjal kronis.

Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami seluk beluk hipertensi, mulai dari faktor risikonya, gejalanya, hingga langkah-langkah pencegahan dan penanganannya. Dengan pengetahuan yang memadai, kita dapat memerangi “silent killer” ini dan menjaga kesehatan tubuh untuk hidup yang lebih berkualitas.

Menurut Riskesdas (2018) menyatakan bahwa di Indonesia prevalensi hipertensi menurut hasil pengukuran pada penduduk umur ≥18 tahun mengalami kenaikan yaitu 25,8% di tahun 2013 menjadi 34,1% pada tahun 2018. Sedangkan pada Provinsi Jambi angka hipertensi mencapai 30,2% di tahun 2013 dan meningkat hingga 32,8% di tahun 2018.

Banyaknya penderita hipertensi diperkirakan sebesar 15 juta bangsa Indonesia tetapi hanya 4% yang mampu mengendalikan hipertensi (controlled hypertension). Yang dinyatakan dengan hipertensi terkendali ialah mereka penmenderita hipertensi dan sedang menjalani terapi sehingga terkendali dari kemungkinan serangan kenaikan tekanan darah yang tidak berlebihan.

Bagi para pejuang hipertensi, menjaga kesehatan menjadi kunci utama untuk hidup yang berkualitas dan terhindar dari komplikasi berbahaya.

Berikut beberapa langkah penting yang dapat dilakukan dengan menjalani pola makan sehat seperti membatasi konsumsi garam maksimal 5 mg/hari, perbanyak konsumsi buah dan sayur yang kaya akan kalium, magnesium, dan serat yang membantu menurunkan tekanan darah.

Batasi konsumsi lemak jenuh dan lemak trans seperti menghindari gorengan, makanan berlemak tinggi, dan makanan yang mengandung margarin/mentega. Kemudian dapat meningkatkan aktivitas fisik dengan melakukan olahraga teratur dan tidak lupa untuk menjagaberat badan untuk penderita hipertensi serta mengelola stres dengan baik dan mematuhi pengobatan dokter.

Seledri (Apium graveolens L) adalah salah satu dari jenis terapi herbal dapat mengobati penyakit hipertensi. Masyarakat Cina tradisional sangat mempercayai penggunaan seledri untuk menurunkan tekanan darah.

Seledri mempunyai kandungan senyawa yang sangat banyak untuk menurunkan tekanan darah dari pada tumbuhan lain yang dapat juga digunakan untuk menurunkan tekanan darah tinggi seperti daun salam yang hanya memiliki kandungan minyak asiri dan flavonoid untuk menurunkan tekanan darah dan mahoni yang hanya memiliki kandungan flavonoida untuk menurunkan tekanan darah.

Sedangkan seledri mempunyai kandungan apigenin yang sangat berguna untuk mencegah penyempitan pembuluh darah dan tekanan darah tinggi. Tidak hanya itu, seledri juga memiliki kandungan senyawa flavonoid, vitamin C, apiin, kalsium, dan magnesium yang dapat membantu menurunkan tekanan darah tinggi.

Menurut Pratiwi, et al (2019) dimana berdasarkan hasil penelitian, bagian dari daun seledri mengandung senyawa aktif yaitu “apigenin”. Senyawa tersebut mampu menurunkan tekanan darah yang mekanisme kerjanya sama dengan angiotensin dan mannitol yang berfungsi sebagai zat anti diuretik. Bagian batang dan daun seledri juga memiliki kandungan nitrat yang merupakan senyawa anti hipertensi.

Baca juga: Ternyata Tanaman Daun Binahong (Anredera Cordifolia) dapat Menurunkan Tekanan Darah (Hipertensi)

Cara pengolahan air rebusan seledri yang dibuat dengan cara pertama, mencuci 100 gr seledri seutuhnya sampai benar-benar bersih, kemudian dipotong-potong kasar, lalu dimasukan ke dalam panci. Serta tambahkan 1 gelas air bersih 200 ml kemudian rebus sampai airnya tersisa 3/4 nya.

Setelah rebusan seledri dingin, airnya diminum.diberikan 2 kali sehari masing-masing yaitu 70 ml kepada 10 responden untuk melihat pengaruh pemberian air rebusan seledri pada penderita tekanan darah tinggi.

Dapat disimpukan bahwa rebusan daun seledri efektif dalam menurunkan tekanan darah pada orang  yang mengalami hipertensi. Hal ini didukung oleh mekanisme tanaman seledri yang memberikan efek dilatasi pada pembuluh darah serta kemampuannya menghambat angiotensin converting enzyme (ACE), yang berkontribusi pada penurunan tekanan darah.

Senyawa aktif dalam seledri seperti apiin dan mannitol dapat berperan sebagai antagonis kalsium dan diuretik, yang dapat membantu menurunkan tekanan darah. Studi literatur menunjukkan bahwa konsumsi rebusan daun seledri dapat memberikan efek signifikan dalam menurunkan tekanan darah pada pasien lansia dengan hipertensi.

Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa terdapat perbedaan dalam dosis dan cara pengolahan seledri antara penelitian yang dilakukan, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memperkuat temuan ini.

Penting untuk diingat bahwa penelitian ini masih terbatas dan diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan efektivitas dan keamanan jangka panjang dari konsumsi rebusan air seledri bagi penderita tekanan darah tinggi.

Konsultasikan dengan dokter sebelum mencoba terapi ini, terutama bagi pasien yang sedang menjalani pengobatan lain untuk tekanan darah tinggi.

 

Penulis: Anisa Fitrah
Mahasiswa S1 Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Padang

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI