Mari Kita Ketahui Manfaat dari Daun Salam sebagai Antihipertensi atau Tekanan Darah Tinggi

Daun Salam
Ilustrasi Daun Salam (Sumber: Media Sosial dari pixabay.com)

Hipertensi merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering terjadi dikalangan masyarakat Indonesia dan prevalensi yang cukup tinggi dari tahun ke tahun. Indonesia merupakan negara tropis sehingga banyak tanaman yang dapat tumbuh disekitar kita.

Salah satunya yaitu daun salam yang banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia sebagai pengobatan antihipertensi atau sebagai penurun tekanan darah. Nah pada artikel kali ini, kita akan membahas apa saja manfaat dari daun salam tersebut.

Daun salam merupakan salah satu daun yang biasa digunakan oleh kalangan ibu rumah tangga untuk sebagai penyedap dan pengharum masakan. Manfaat daun salam tidak hanya digunakan untuk menambah cita rasa pada masakan saja, namun juga dapat dijadikan obat tradisional mencegah sekaligus menyembuhkan beberapa penyakit yang ada ditubuh kita seperti hipertensi atau tekanan darah tinggi.

Bacaan Lainnya

Menurut Silalahi (2020) kandungan mineral yang terdapat pada daun salam membuat peredaran darah pada tubuh menjadi lebih lancar dan mengurangi tekanan darah yang tinggi. Daun salam juga mengandung minyak esensial eugenol dan metal kavikol serta etanol yang berperan aktif sebagai anti jamur dan bakteri.

Daun salam tumbuh liar di hutan maupun pegunungan atau ditanam di pekarangan rumah. Tanaman ini juga dapat ditemukan pada dataran rendah hingga pegunungan dengan ketinggian 1.800 MDPL. Pohon daun salam ini bertajuk rimbun, dengan tinggi mencapai 25 m, berakar tunggang, berbatang bulat, dan permukaan batang licin.

Daunnya tunggal, letak berhadapan, dan bertangkai yang panjangnya kurang lebih 0,5-1 cm. Bunganya berbentuk bunga majemuk tersusun dalam malai yang keluar dari ujung ranting, warnanya putih, serta baunya harum.

Buahnya bulat, dengan diameter kurang lebih 8-9 mm, berwarna hijau ketika muda , dan setelah masak menjadi merah gelap, dengan rasa yang agak sepat. Salam ditanam untuk diambil daunnya sebagai pelengkap bumbu dapur, kulit pohonnya dipakai sebagai bahan pewarna jala atau anyaman bambu.

Hipertensi adalah suatu kondisi dimana tekanan darah yang melebihi batas normal dan dapat berpotensi meningkatkan resiko serangan jantung dan gagal jantung. Menurut World Health Organization (2020) sekitar 1,56 miliar orang di dunia menderita penyakit hipertensi dan prevalensi penyakit hipertensi ini akan terus meningkat tajam.

World Health Organization memprediksikan pada tahun 2025 ada sekitar 29% orang dewasa akan menderita penyakit hipertensi yang artinya penderita hipertensi di dunia menjadi sangat banyak serta penyakit jantung (kardiovaskuler), ginjal dan stroke yang menjadi komplikasi dari penyakit ini juga akan banyak. Itu sebabnya penyakit hipertensi ini dijuluki sebagai silent killer atau pembunuh dengan diam-diam.

Baca juga: Pengaruh Tanaman Daun Salam (Syzygium Polyanthum) sebagai Antihipertensi

Menurut Anggraini (2016)  hipertensi merupakan sebuah kondisi terjadinya peningkatan tekanan darah yang cukup tinggi di dalam pembuluh darah yang disebabkan oleh beberapa faktor, faktor tersebut diantaranya seperti jenis kelamin, genetik, umur dan gaya hidup.

Penyakit hipertensi sering kali dianggap bukanlah penyakit yang serius, sehingga penyakit hipertensi ini menyebabkan beberapa komplikasi penyakit seperti penyakit stroke, kebutaan, gagal ginjal, dan gagal jantung.

Ada beberapa gejala hipertensi yang jarang masyarakat awam ketahui seperti sakit kepala, gelisah, jantung berdebar, pusing, penglihatan kabur, rasa sakit pada dada, nafsu makan berkurang dan mudah lelah.

Pengobatan hipertensi dapat dilakukan dengan cara pengobatan non farmakologis atau pengobatan tanpa kerumah sakit yaitu dengan cara penurunan berat badan, olah raga, mengurangi asupan garam, tidak merokok, menghindari stres.

Pengobatan farmakologis bisa  dengan cara mengkonsumsi obat yang diberikan dokter seperti  beberapa golongan obat anti hipertensi yaitu diuretik, penghambat simpatetik, betabloker, vasodilator, penghambat enzim konversi angiotensin, antagonis kalsium.

Nah, daun salam ini memiliki beberapa manfaat yang jarang masyarakat kita ketahui seperti meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Tanaman yang sering dijadikan rempah ini juga dapat meningkatkan daya tahan tubuh, mencegah penyakit batu ginjal, menjaga kadar gula darah, menurunkan kadar kolesterol, mencegah penyakit serangan jantung, mengatasi sakit perut, mempercepat penyembuhan pada luka, menurunkan tekanan darah dan mencegah osteoporosis.

Dibalik banyaknya manfaat daun salam juga terdapat dampak bila dikonsumsi berlebih seperti alergi, gangguan pencernaan, gula pada darah turun, masalah pernafasan sehingga tidak boleh dikonsumsi oleh penderita asma.

Ada 4 kelompok orang yang tidak boleh meminum rebusan daun salam seperti:

  1. Orang yang mengkonsumsi obat penenang karena efek samping minum air rebusan daun salam dalam jumlah berlebihan dapat menyebabkan kantuk dan pernapasan jadi melambat.
  2. Pasien yang akan dioperasi karena daun salam dapat membuat sistem saraf pusat melambat.
  3. Penderita diabetes yang mengkonsumsi obat diabetes. Saat air rebusan daun salam dikonsumsi bersamaan dengan obat diabetes, kemungkinan efeknya akan menyebabkan gula darah turun terlalu rendah atau drop.
  4. Seseorang yang mengkonsumsi pereda nyeri karena beberapa jenis obat pereda nyeri akan dipecah oleh tubuh saat dikonsumsi. 

Sementara itu, air rebusan daun salam mempunyai efek memperlambat kerja tubuh. Efek ini dapat mengurangi efektifitas atau meningkatkan efek samping dari konsumsi obat pereda nyeri atau penghilang rasa sakit.

Untuk cara penggunaan daun salam sendiri, menurut Prima Trisna Aji (2023) pembuatan rebusan daun salam untuk penderita hipertensi yaitu dengan cara mencuci terlebih dahulu daun salam sebanyak 15 lembar, kemudian dimasukkan ke dalam air sebanyak 750 cc dan direbus selama 15 menit.

Kemudian untuk rebusan air daun salam tersebut disaring dan diminum sebanyak 2x dalam sehari dengan dosis sebanyak 200 cc, diminum di waktu pagi hari sebelum makan dan pada sore hari sebelum makan, selama 7 hari berturut-turut.

Pengobat air rebusan daun salam dapat di informasikan kepada masyarakat sebagai salah satu upaya dalam menurunkan tekanan darah non farmakologi.

Informasi ini dapat disampaikan melalui kegiatan pengabdian kepada masyarakat melalui penyuluhan atau edukasi kesehatan sebagai bentuk pelaksaan catur dharma perguruan tinggi dan juga dapat diterapkan saat memberikan asuhan keperawatan pada penderita hipertensi.

 

Penulis: Abdul Latif
Mahasiswa S1 Farmasi, Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Padang

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi  

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI