Pengabdian Mahasiswa kepada Masyarakat Universitas Pamulang “Mengurangi Aksi Bullying pada Anak-anak Sejak Dini”

Pengabdian Mahasiswa Kepada Masyarakat Universitas Pamulang “Mengurangi Aksi Bullying Pada Anak-anak Sejak Dini”

Pada tanggal 3 Desember 2022, mahasiswa Fakultas ekonomi dan Bisnis, Prodi S1 Akuntansi, Universitas Pamulang telah mengadakan kegiatan Pengabdian Mahasiswa Kepada Masyarakat (PMKM) yang bertempat di Yayasan Ishlahul Hayat di Jalan Mujair Raya, Bambu Apus, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan. Tema yang dibawa pada kegiatan kali ini yakni Sosialisasi Edukasi Stop Aksi Bullying.

Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengurangi angka aksi perundungan yang dilakukan oleh kaum muda dimulai dari saat dini. Maka dari itu, kita mulai sosialisasi ini dari anak-anak pada Yayasan Ishlahul Hayat yang letaknya tidak jauh dari kampus kami, Universitas Pamulang dengan jarak tempuhnya sekitar 1 kilometer.

Kegiatan Pengabdian Mahasiswa Kepada Masyarakat ini dilaksanakan oleh kami yang beranggotakan 4 orang dengan 1 dosen pembimbing kami. Untuk peserta dihadiri oleh 8 orang anak yayasan ditambah dengan pemilik yayasan juga. Tujuan diikutkannya pemilik yayasan dalam sosialisasi ini agar dapat terus mengingatkan anak-anak yayasan supaya stop melakukan aksi perundungan.

Bacaan Lainnya

Acara dimulai pada pukul setengah dua siang dengan pembukaan awal dibuka oleh dosen pembimbing kami Ibu Sasmita Sari Ardaninggar, S.E., M.Sc. lalu dilanjutkan kata sambutan dari ketua pelaksana PMKM yang bernama Rio Van Moor Sihombing, kata pembukaan tersebut berselang selama 10 menit.

Dilanjutkan dengan langsung memberikan poin penting dari kegiatan ini, yakni sosialisasi edukasi stop aksi bullying. Dimulai dari penjelasan apa itu bullying, jenis-jenis bullying, dampak bullying serta bagaimana langkah yang tepat mengatasi sebelum adanya bullying atau saat terjadinya aksi bullying.

Materi ditampilkan melalui alat proyektor dan dijelaskan menggunakan bahasa dan kata yang mudah dipahami oleh peserta yang merupakan anak-anak dengan rentan usia 7-14 tahun. Setiap sesi dari materi diperjelas menggunakan ilustrasi contoh nyata mengenai bullying dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu sesi materi yang disampaikan yaitu apa dampak dari bullying terhadapa korban.

Bullying akan menimbulkan dampak terhadap masalah psikologis korban seperi depresi dan gangguan kecemasan akibat terus menerus merasa takut bertemu pelaku. Yang kedua dampak yang timbul yaitu masalah pada fisik korban seperti memar atau bahkan luka akibat dari kekerasan fisik yang dilakukan pelaku bullying. Yang ketiga yaitu korban akan sulit bersosialisasi atau berbaur  dengan lingkungan sekitarnya, korban akan merasa kesepian dan akan berujung pada turunnya rasa kepercayaan diri korban.

Selanjutnya korban juga akan mengalami gangguan pada prestasinya dikarenakan depresi yang dialami korban menjadi sulit berkonsentrasi dalam belajar. Korban juga menjadi sering tidak masuk sekolah karena ketakutan untuk bertemu pelaku dan dibully kembali. Dampak dari rasa takut yang dimilikinya maka korban kemungkinan akan merasa sulit percaya terhadap orang lain.

Adapun faktor terjadinya bullying ini diantaranya, yaitu perbedaan kelas (senioritas), ekonomi, agama, gender, keluarga tidak rukun, situasi sekolah tidak harmonis, perbedaan karakter individu ataupun kelompok, adanya dendam/iri hati, adanya semangat ingin menguasai korban dengan kekuatan fisik, dan meningkatkan popularitas pelaku dalam ruang lingkup teman sebayanya.

Ada beberapa cara untuk mencegah bullying di sekolah, Pertama, sekolah dapat meningkatkan kesadaran tentang bullying dengan membuat poster bullying dan memajangnya di lingkungan sekolah; Kedua, seluruh sekolah melatih para korban bullying untuk memiliki empati dan empati terhadap orang lain yang dapat membantu mereka melewati masa-masa sulit dan pulih dari bullying yang dialaminya; Ketiga, sekolah dapat menetapkan aturan yang memberikan sanksi berat terhadap tindakan bullying di lingkungan sekolah. Tetapkan prosedur yang masuk akal, ketat, dan adil untuk menindaklanjuti perilaku ini sehingga pelaku intimidasi berpikir sebelum bertindak; Keempat, adanya jalur komunikasi yang terbuka saat melaporkan bullying sehingga perilaku pelaku bullying terekspos. Seperti yang sering terjadi, korban tidak berani melaporkan apa yang dialaminya; Kelima, sekolah melaksanakan kampanye anti bullying dengan mensosialisasikan norma anti bullying. Kegiatan tersebut dapat berupa kampanye anti-intimidasi, pentas seni, penandatanganan pernyataan anti-intimidasi di seluruh sekolah, dan ide-ide kreatif lainnya.

Pencegahan bullying berhasil bila seluruh warga sekolah mendukung semua kegiatan yang dapat menghentikan bullying. Tidak hanya warga sekolah, lingkungan di luar sekolah juga berperan penting dalam membentuk nilai-nilai positif di masyarakat.

Penulis: Ananda Dwi Priyanti, Anggie Primastuti Handayani, Rio Van Moor Sihombing, Siti Dalpa Adawiyatun Nisa
Mahasiswa Jurusan S1 Akuntansi Universitas Pamulang

Tanggal Posting Artikel Lama : 17 Desember 2022

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI