Meningkatkan Semangat dan Motivasi Belajar di Masa Pandemi Covid-19 Melalui Model Pembelajaran Team Games Tournament (TGT) Agar Tercipta Media Pembelajaran yang Menyenangkan

Uray Rosa Febrianti

Oleh: Uray Rosa Febrianti (F1091201037)
Mahasiswa Universitas Tanjungpura & Mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

Dosen Pengampu:
1. Subhan Widiansyah, M.Pd. (Dosen Universitas Sultan Ageng Tirtayasa)
2. Yustika Irfani Lindawanti, MA (Dosen Universitas Sultan Ageng Tirtayasa)

Covid-19 atau corona virus merupakan penyakit yang menginfeksi saluran pernafasan pada manusia dan penyakit ini dapat menular melalui kontak secara langsung. Pada saat situasi sekarang, Covid-19 menjadi isu yang hangat karena mempengaruhi kehidupan sosial dari segala aspek mulai dari segi ekonomi, politik, pemerintahan bahkan yang paling berpengaruh selain dari yang disebutkan adalah pendidikan.

Bacaan Lainnya

Jika berbicara mengenai pendidikan, menurut UU No. 20 tahun 2003 pendidikan merupakan bentuk dari usaha yang sadar dan terencana agar dapat mewujudkan situasi atau suasana belajar serta proses dari sebuah pembelajaran dengan begitu peserta didik secara aktif dapat mengembangkan segala potensi yang ada di dalam dirinya untuk bisa mendapatkan kekuatan baik itu dari segi spiritual keagamaan, pengandalian diri, bentuk keperibadian, kecerdasan, akhlak yang baik dan mulia serta pokok keterampilan yang memang sejatinya diperlukan pada dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Inilah mengapa pendidikan sekarang berubah akibat pengaruh pandemi yang akhirnya diberlakukan pembelajaran jarak-jauh mulai sekarang, sehingga menimbulkan gaya belajar yang berubah juga.

Urgensi dari penggunaan model pembelajaran ini adalah semata-mata memberikan pembelajaran dalam kelas yang lebih inovatif dan bervariasi di era pandemi.

Baca juga: Peran Pendidikan Pancasila dalam Meningakatkan Pemahaman Nasionalisme Generasi Milenial di Era Globalisasi

Mengapa demikian? Karena jika kita melihat bahwa pembelajaran tatap muka akan berbanding jauh dengan pembelajaran virtual atau pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Daya serapan materi yang disampaikan oleh guru atau pengajar tidak bisa disamakan dengan kemudahan daya serapan saat kita melakukan pembelajaran online. Faktanya, pembelajaran online membuat peserta didik harus fokus dua kali lipat dari biasanya karna ia harus mencerna pesan yang disampaikan guru dan fokus dengan materi yang diberikan.

Inilah mengapa model pembelajaran adalah bentuk dari pembelajaran yang terkonsep atau tergambarkan dari awal sampai akhir pembelajaran yang telah direncanakan dan disusun oleh seorang guru atau pendidik.

Metode pembelajaran diartikan sebagai sebuah cara yang dipergunakan dalam pengimplementasian rencana yang telah disusun dalam suatu kegiatan nyata untuk mencapai tujuan pembelajaran. Dimana guru harus pintar dalam mengemas dan mengimplementasikan media pembelajaran yang dipakai dengan rencana atau model pembelajaran yang akan digunakan.

Dengan demikian akan menimbulkan keaktifan siswa di kelas sebagai feedback dari variasi pembelajaran yang di bawakan. Lalu, seberapa penting pembelajaran menimbulkan semangat dan motivasi pembelajaran?

Perlu dilihat proses pembelajaran yang seru atau menyenangkan akan meninggalkan sebuah kesan mendalam bagi siswa. Selain itu, siswa juga siswa dapat termotivasi dalam mengikuti proses pembelajaran yang sedang berlangsung.

Tapi pada kenyataannya, guru seringkali enggan untuk mengembangkan model pembelajaran dan media pembelajaran. Keengganan guru dalam membuat dan mengembangkan model pembelajaran dilatarbelakangi oleh banyak faktor, seperti kurangnya penguasaan guru akan suatu model pembelajaran yang dimana akan digunakan dalam sebagai materi ajar, dan media apa yang mendukung proses pembelajaran.

Baca juga: Revolusi Mental dalam Perspektif Pendidikan Pancasila

Ada pula anggapan akan kurang efisien dan efektif karna guru atau pengajar itu sendiri masih belum mengetahui startegi apa yang dapat menimbulkan keaktifan belajar siswa yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya melalui peran model pembelajaran yang didukung oleh media atau alat pembelajaran yang dipakai dalam proses pembelajaran.

Selain itu, faktor usia guru juga paling mempengaruhi karna banyaknya guru yang masih menggunakan cara kuno atau tidak beradaptasi oleh teknologi sehingga sulit untuk menyesuaikan model dan media pembelajaran yang beragam.

Masih banyak guru yang metode pembelajarannya masih konvensional dan tidak menarik peserta didik untuk termotivasi maupun aktif. Hal ini semakin diperparah oleh kondisi pandemi saat ini yang membuat terbatasnya kelincahan guru dalam proses pembelajaran.

Maka perlu mengetahui apa itu belajar. Jadi, belajar adalah sebuah perubahan perilaku yang dipengaruhi oleh lingkungan dan pengalaman sehingga membuat tingkah laku berubah dari menetap pada dirinya.

Menurut Evelin dkk (2010 hlm.3) “belajar merupakan sebuah proses yang dilakukan secara kompleks dan terjadi pada semua orang serta berlangsung seumur hidup, sejak masih bayi (bahkan dalam kandungan) hingga liang lahat”.

Dengan melihat situasi sekarang pembelajaran yang dilakukan di suatu instansi pendidikan pun turut berubah karena menyesuaikan kebijakan pemerintah yang memberlakukan proses belajar mengajar secara online sehingga dapat mempengaruhi sistematika selain dari proses pembelajaran tetapi juga gaya belajar siswa.

Lalu, bagaimana cara menumbuhkan motivasi dan semangat belajar pada siswa yang dipengaruhi oleh peran media pembelajaran yang digunakan oleh guru saat proses belajar mengajar?

Seorang guru atau pengajar harus mempersiapkan sebuah pembelajaran yang dapat mudah dimengerti oleh siswa dan juga membuat siswa tersebut tidak bosan dan lebih menarik. Seorang guru harus bisa memilih model pembelajaran yang akan dibawakan secara bervariasi dan juga terdapat media yang mendukung untuk berjalannya proses pembelajaran tersebut. Model sendiri bermaksud untuk jadi sebuah pedoman dalam proses berlangsungnya pembelajaran yang dimana disusun secara sistematis agar dapat memcapai tujuan belajar yang di inginkan. (Joice&Wells).

Model pembelajaran yang menarik dan bisa diimplentasikan saat pembelajaran online salah satunya adalah Teams Games Tournament (TGT) yang merupakan metode pembelajaran Student Teams Learning yang dikembangkan oleh Slavin dan rekan-rekannya.

Baca juga: Pendidikan Vokasi Era Industri 4.0

Penerapan TGT mirip dengan STAD dalam hal komposisi kelompok tetapi adanya bentuk reward baik itu berupa nilai dan lain sebagainya yang diberikan oleh guru atau pengajar kepada siswanya.

Adapun pengertian lain dari model pembelajaran ini yaitu Teams Games Tournament (TGT). Menurut Saco (2006) dalam Rusman (2014: 224), dalam TGT siswa yang berperan memainkan permainan dengan  kelompok lain untuk mendapatkan skor atau point bagi kelompok mereka masing-masing.

Permainan ini disusun guru dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran yang diajar.

Model pembelajaran kooperatif tipe TGT ini tidak hanya memfokuskan pada guru atau pendidik, tetapi juga kepada siswa. Guru disini hanya berperan sebagai fasilitator dan mengelola kelas dalam pembelajaran.

Model ini juga bisa meningkatkan kemampuan kecakapan siswa dalam mengutarakan jawaban terkait pertanyaan yang di tanyakan, karena di dalamnya siswa diajak untuk berinteraksi dan berkomunikasi antar siswa dalam bentuk diskusi kelompok, sehingga siswa menjadi aktif dalam pembelajaran.

Lebih lanjut di dalam Teams Games Tournament (TGT) guru menyajikan materi, lalu siswa bekerja dan berdiskusi dengan kelompoknya. 

Priansa (2015: 257) menguraikan kelebihan apa saja dari  model pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) sebagai berikut: (1) Menimbulkan keaktifan pada siswa dalam belajar mengajar; (2) Siswa menjadi lebih bersemangat dalam belajar;  (3) Pengetahuan yang didapatkan oleh siswa tidak hanya dari guru semata, tetapi juga melalui konstruksi keterlibatan siswa itu sendiri; (4) Dapat menumbuhkan sikap positif dalam diri siswa; (5)Penghargaan yang di dapatkan dan diberikan kepada siswa akan mendorong tercapainya hasil belajar yang lebih tinggi; (6) Pembentukan kelompok -kelompok kecil akan memudahkan guru dalam memantau atau memonitor siswa dalam berdiskusi serta belajar.

Dengan demikian maksud dari game dalam model pembelajaran TGT ini seperti apa bentuknya?

Jadi game ini terdiri atas pertanyaan-pertanyaan yang kontennya relevan dan berkesinambungan dengan yang dirancang untuk menguji dari segi pengetahuan siswa yang diperolehnya dari presentasi di kelas dan dapat melaksanakan kerja sama dengan timnya dengan baik.

Game tersebut dimainkan di atas meja dengan tiga orang siswa atau lebih, yang dimana masing-masing mewakili tim yang berbeda. Game hanya berupa nomor-nomor pertanyaan yang dimuat dalam lembar yang sama.

Seorang siswa akan mengambil kartu bernomor lalu ia harus menjawab pertanyaan sesuai dengan kartu nomor pertanyaan yang telah di ambil. Sebuah aturan tentang penantang memperbolehkan para pemain saling menentang jawaban masing-masing.

Jadi jika pandemi seperti ini bagaimana cara penerapannya, dan media yang digunakan seperti apa? Tentunya pasti akan berbeda media yang akan dipakai jika pembelajaran berlangsung tatap muka.

Karena penerapannya di kondisi dan situasi yang berbeda yaitu dilakukan secara virtual maka guru atau pendidik dapat menyesuaikan dan berinovasi media pembelajaran yang bisa dikembangkan untuk persiapan model TGT.

Langkah awal yang harus di persiapkan adalah materi yang ingin di bawa pada model ini contohnya faktor pendorong dan faktor penghambat perubahan sosial dalam masyarakat lalu media yang dipakai adalah aplikasi zoom atau google meet dan juga media visual berupa PPT.

Lalu di dalam media tersebut (PPT) dibuat kotak nomor yang berisikan soal dan juga ada kotak yang isinya zonk atau tidak ada soal.

Lalu, buatlah beberapa pertanyaan di dalam kotak pertanyaan dan juga di slide selanjutnya dapat dimuat kotak yang berisikan jawaban yang telah dibuat guru atau pengajar. Sistematika menjawabnya setiap perwakilan dalam setiap kelompok dapat menggunakan fitur rise hand lalu memilih kotak pertanyaan yang di sediakan. Setelah selesai guru atau pengajar dapat memberikan reward yang telah disepakati.

Ketika memilih model dan media permainan itu akan lebih menarik dan menyenangkan serta dapat meningkatkan motivasi dan semangat dalam proses pembelajaran di dalam kelas.

Karena yang kita ketahui dan rasakan bahwa seringkali kejenuhan dan bosan saat berlangsungnya belajar-mengajar, dimana siswa harus menatap layar perangkat pembelajaran.

Untuk itu digunakan media yang interaktif dan juga mernarik serta tidak memakan waktu yang lama karena persiapan model ini dikemas dengan media yang memang dilakukan sehari-hari oleh pengajar atau guru.

Semangat dan motivasi belajar itu muncul pada siswa jika ia tertarik dan memang penting untuk memperhatikan materi tersebut. Namun, semakin hari banyak siswa yang mengabaikan pembelajaran yang di berikan, karena alasan media atau metode yang diberikan tidak menarik hingga menimbulkan bosan.

Oleh karena itulah, seorang guru harus cerdas dalam mengemas sebuah pembelajaran yang berkaitan dengan media dan model di dalamnya supaya tujuan pembelajaran tersebut dapat tercapai. Dengan penggunaan model pembelajaran yang tepat maka akan tercipta media pembelajaran yang sesuai.

Oleh sebab itu, pada saat situasi ini maka seorang pendidik atau guru perlu mengembangkan dirinya dan menyesuaikan dirinya dengan teknologi. Karena akan sulit sekali jika tidak memiliki kemampuan dalam pemanfaatan media pembelajaran yang berbau IPTEK. Terlebih lagi untuk menyelaraskan gaya belajar siswa di dalam kelas.

Dengan demikian pemanfaatan media yang dapat diterapkan dengan menyesuaikan variasi pembelajaran agar lebih menyenangkan, maka akan timbulah semangat serta motivasi siswa untuk belajar pada siswa tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, I. R., & Listyarini, I. (2018). Keefektifan Model Pembelajaran Teams Games Tournament (TGT) Berbantu Media Ular Tangga Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Kelas IV SD. JS (JURNAL SEKOLAH), 2(3), 236-245.

Novitasari, N., Aneros, N., & Renariah, R. EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA PERMAINAN FUKUWARAI UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN HURUF HIRAGANA. EDUJAPAN, 1(2), 104-115.

Astuti, Y. A. (2013). Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament) Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Sosiologi. SOSIALITAS; Jurnal Ilmiah Pend. Sos Ant, 3(1).

Hasan, M., Harahap, T. K., Sos, S., & Inanna, M. S. D. (2013). Landasan pendidikan. Penerbit Tahta Media Group.

https://www.who.int/indonesia/news/novel-coronavirus/qa/qa-for-public

https://www.pengetahuanku13.net/2021/05/penjelasan-hubungan-antara-model.html

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI