Metode Belajar Efektif: Ternyata ada Kaitannya dengan Neurosains di Otak?

Metode Belajar Efektif
Ilustrasi orang yang sedang stress karena belajar (Sumber : unsplash.com/@jeshoots).

Kenapa sih kita membutuhkan metode belajar yang efektif?

Seringkali kita mendengar bahwa terlalu banyak belajar itu membuat seseorang merasa jenuh dan bahkan mengalami stress, kan? Faktanya, kita akan selalu berhadapan dengan proses belajar selama hidup ini. Maka, kita perlu menerapkan metode belajar yang efektif. Apa kalian tau?

Sebenarnya, nge-push diri sendiri untuk belajar terlalu banyak itu ga efektif, lho! Karena di saat kita telah melewati kapasitas diri, kita akan mengalami penurunan fokus dan konsentrasi, menjadi cemas, burn out, dan bahkan sakit karena kelelahan!

Nah, dalam konteks neurosains, belajar itu termasuk kedalam proses plastisitas otak, lho! Dengan belajar, kita telah merangsang area cerebrum (otak besar) terutama di bagian kiri yang memiliki peran dalam kemampuan verbal, logika, dan analisis.

Bacaan Lainnya

Nantinya, ketika kita belajar dengan rutin, otak bagian lobus frontal akan terbiasa untuk menerima informasi yang kompleks, mengambil keputusan, dan merencanakan sesuatu dengan matang.

Edy Waluyo (2014) menyatakan bahwa semakin banyak belajar, membaca, berdiskusi, mengamati dan menganalisa sesuatu, maka semakin banyak pula koneksi-koneksi sel neuron di otak kita. Sehingga secara sadar atau tidak, sebenarnya kita sudah bertambah pintar dari sebelumnya.

Ini berarti bahwa kita telah mengalami peningkatan konektivitas sinaptik, yang merupakan interaksi antar neuron di otak, sehingga kita dapat memiliki respons motorik yang cepat dan akurat, meningkatkan kreativitas, meningkatkan kemampuan menghafal, dan lain sebagainya. Namun, perlu diingat juga bahwa otak kita tetap membutuhkan istirahat, ya!

Apa itu gaya belajar?

Gaya belajar setiap orang itu berbeda-beda, apa yang menurut kita efektif belum tentu efektif untuk orang lain, begitupun sebaliknya. Maka, setelah mengetahui pentingnya menggunakan belajar metode yang efektif, ada baiknya juga kita tahu gaya belajar apa yang cocok dengan diri kita sendiri. Langkah pertama untuk mengetahui gaya belajar yang efektif untuk diri sendiri adalah dengan memahami dan mengidentifikasi diri sendiri.

Kita harus tahu apakah kita lebih efektif belajar secara visual, auditori, atau kinestetik. Jika visual, gambar dan diagram dapat menjadi salah satu opsi yang efektif. Jika auditori, kita dapat mendengarkan rekaman atau mengajarkan materi kepada orang lain. Jika kinestetik, kita dapat melibatkan tindakan fisik atau praktik langsung.

Selain itu, lingkungan belajar juga menjadi salah satu hal yang harus diperhatikan. Contohnya, ada orang yang lebih mudah fokus dan konsentrasi dengan keadaan lingkungan yang sepi atau kondusif, tetapi di sisi lain ada orang yang lebih mudah fokus ketika ia mendengarkan lagu atau suara-suara tertentu seperti suara hujan, suara keramaian, situasi dalam cafe, mall, dan lain sebagainya.

Belajar secara rutin juga menjadi salah satu cara kita dapat mengetahui gaya belajar apa yang efektif untuk diri kita, karena dengan belajar secara rutin kita dapat mencoba berbagai gaya belajar dan dari situ kita menjadi tahu apa yang cocok dengan kita dan apa yang tidak.

Jenis-jenis metode belajar yang efektif

Nah, karena kita telah mengetahui manfaat dan cara mengidentifikasi gaya belajar, ada baiknya kita juga mengetahui berbagai metode-metode belajar yang efektif! Namun, perlu diingat bahwa metode belajar ini belum tentu 100% cocok dengan semua orang, ya! Karena mengingat bahwa gaya belajar setiap orang itu berbeda-beda.

Ani Widayati (2004) menyatakan bahwa untuk mengatasi perbedaan-perbedaan tersebut diperlukan suatu strategi belajar mengajar yang tepat, dan metode adalah solusinya.

Ilustrasi blurting method (Sumber : unsplash.com/@firmbee).

1. Blurting Method

Biasanya, metode ini cocok dengan orang yang memiliki gaya belajar kinestetik. Blurting method dilakukan dengan cara membaca buku, catatan, atau sumber materi lainnya terlebih dahulu selama sekitar 20 menit. Kemudian, kita akan menulis ulang di kertas kosong apa saja yang kita pahami dari materi yang sudah dibaca, apabila ada yang belum dipahami, buka kembali catatanmu dan beri tanda pada materi yang belum kamu pahami.

Baca ulang, utamakan materi yang belum kamu paham selama sekitar 20 menit, kemudian tuliskan kembali seluruh materi yang telah kamu pelajari hingga nantinya kamu memahami semua materinya.

Nah, dalam konteks neurosains, blurting method ini dapat membentuk daya ingat yang kuat, lho! Karena, blurting method dilakukan secara berulang kali, yang dimana otak secara tidak langsung akan mengaktifkan bagian hippocampus. Hippocampus merupakan bagian otak yang lebih rinci dari lobus medial temporal, ia berperan untuk memproses memori baru menjadi memori jangka panjang.

2. Feynman Method

Metode ini cocok dengan orang yang memiliki gaya belajar auditori, karena metode belajar ini dilakukan dengan cara kita bertindak seolah kita sedang mengajari orang lain menggunakan bahasa kita sendiri. Metode ini memudahkan kita untuk memahami materi secara cepat.

Dalam neurosains, belajar menggunakan feynman method membuat kita secara tidak langsung mengaktifkan berbagai area di otak, lho! Karena proses menjelaskan konsep dengan bahasa sendiri melibatkan area-area otak yang terkait dengan bahasa, memori, dan pemecahan masalah.

Contohnya seperti area broca yang terdapat pada frontal lobe, karena bagian otak ini yang membuat kita memiliki kemampuan berbahasa yang runtut agar dapat dipahami oleh orang lain. Selain itu, lobus temporal, dimana bagian otak ini berperan penting dalam mengatur memori, ucapan, dan pemahaman.

3. Mind Mapping

Metode ini seringkali efektif digunakan oleh orang dengan gaya belajar visual, karena mind mapping melibatkan preferensi untuk memproses informasi melalui gambar, diagram, dan bentuk visual lainnya. Selain itu, mind mapping juga memberikan struktur visual yang memungkinkan pemahaman konsep dengan melibatkan elemen visual, kata kunci, dan hubungan antar ide.

Nah, dengan belajar menggunakan metode ini, kita telah melatih otak untuk menerima informasi secara terorganisasi atau terstruktur. Karena, mind map sering kali menciptakan struktur hierarki yang membantu otak mengorganisir informasi. Secara neurosains, struktur hierarki tersebut akan membantu otak bagian lobus frontal untuk mengontrol pemikiran, perencanaan, dan pengorganisasian.

4. Pomodoro Method

Metode ini tidak berfokus pada suatu gaya belajar tertentu karena metode ini mengutamakan pembagian waktu dan tingkat konsentrasi seseorang. Pomodoro method dapat dilakukan dengan cara membagi waktu antara belajar dan istirahat. Kebanyakan orang membagi waktu 25 menit untuk belajar, kemudian 5 menit untuk istirahat. Ulangi sesi belajar tersebut sebanyak 4 kali kemudian ambillah istirahat sebanyak 30 menit.

Dalam neurosains, otak memiliki kapasitas untuk bekerja secara optimal dalam jangka waktu tertentu. Pomodoro method memanfaatkan prinsip waktu dan konsentrasi yang efektif dan pemisahan waktu menjadi segmen fokus yang membantu otak, terutama forebrain dan lobus frontal, untuk tetap fokus, produktif, dan konsentrasi.

Setelah membaca penjelasan di atas, kita dapat mengetahui bahwa belajar itu ada metodenya sendiri. Maka dari itu, yuk identifikasi gaya belajarmu dan ketahui metode apa yang cocok untuk kamu gunakan dari sekarang!

Penulis: Cathleen Aletta Kayrani
Mahasiswa 
Sarjana Psikologi Universitas Brawijaya

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Referensi

Hengki, W. (2018). Pendidikan Neurosains Dan Implikasinya Dalam Pendidikan Masa Kini. Pendidikan Dasar, 2 (March), 1–19.

Widayati, A. (2004). Metode Mengajar Sebagai Strategi dalam Mencapai Tujuan Belajar Mengajar. Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, III(1), 66–70.

Yusron, I. R. (2019). Otak Emosi dan Otak Sosial: Fondasi Perspektif Neurosains dalam Perkembangan Sosial dan Emosi. Jurnal Psikologi, 1 (May), 1–10.

Supradewi, R. (2010). Otak, Musik, dan Proses Belajar. Buletin Psikologi, 18(2), 58–68.

Waluyo, M. E. (2014). Revolusi Gaya Belajar untuk Fungsi Otak. Jurnal Pendidikan Islam, 2 (Oktober), 3-4.

Proses Belajar yang Sesuai dengan Cara Kerja Otak. (2023). Satu Jam. https://satujam.com/proses-belajar/#:~:text=Proses belajar anak sangat tergantung pada bagian otak,ini juga disebut pikiran yang bereaksi %28reactionary mind%29

SAI. (2023). Pengertian Gaya Belajar, Jenis, dan Cara Mengidentifikasinya. Kumparan.Com. https://kumparan.com/pengertian-dan-istilah/pengertian-gaya-belajar-jenis-dan-cara-mengidentifikasinya-218PKIestMA/full

Thabroni, G. (2022). Neurosains: Pengertian, Tujuan & Pendekatan Multidisiplinernya. Serupa.Id. https://serupa.id/neurosains-pengertian-tujuan-pendekatan-multidisiplinernya/#:~:text=Neurosains%20adalah%20sistem%20ilmu%20baru%20yang%20mempelajari%20tentang,secara%20etimologi%20neurosains%20adalah%20ilmu%20pengetahuan%20mengenai%20saraf.

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI