Pemikiran Pendidikan Islam Fazlur Rahman dan Kaitannya dengan Pendidikan Modern di Indonesia

Pemikiran Pendidikan Islam Fazlur Rahman
Ilustrasi Pemikiran Pendidikan Islam Fazlur Rahman (Sumber: Penulis)

Pendidikan Islam memiliki peran yang krusial dalam membentuk karakter dan intelektualitas umat Muslim. Salah satu tokoh pemikir yang memberikan kontribusi signifikan terhadap pemikiran pendidikan Islam adalah Fazlur Rahman.

Dalam artikel ini, saya akan menjelajahi pemikiran Rahman yang melibatkan kaitannya dengan pendidikan modern di Indonesia.

Tetapi sebelum mengetahui tentang pemikiran modern Fazlur Rahman, sebaiknya kita mengenal lebih dekat dengan tokoh Fazlur Rahman. Fazlur Rahman merupakan sosok pemikir muslim yang sering disebut sebagai tokoh neo-modernisme.

Bacaan Lainnya

Ia lama hidup di Amerika setelah diusir dari Negara asalnya Pakistan, karena dianggap melawan arus dengan pemikiran-pemikiran yang dianggap liberal. Ia lahir tahun 1919 M di sebelah Barat Laut  di Hazara dan meninggal tahun 1988 di Amerika Serikat. Ia berasal dari keluarga yang taat beragama dalam mazhab Hanafi.

Ayahnya Maulana Shihabudin adalah alumni dari sekolah menengah terkemuka di India, Darul Ulum Deoband. Meskipun Fazlur Rahman tidak belajar di Darul Ulum, ia menguasai kurikulum Darse Nazami yang di tawarkan di lembaga tersebut dalam kajian privat dengan Ayahnya, ini melengkapi latar belakangnya dalam memahami islam tradisional dengan perhatian khusus pada fikih, Ilmu kalam, Hadits, Tafsir, Mantiq, dan Filsafat.

Setelah mempelajari ilmu-ilmu dasar ini, ia melanjutkan pendidikannya ke Punjab University di Lahore di mana ia lulus dengan penghargaan untuk bahasa Arabnya dan di sana juga ia mendapatkan gelar M.A..

Pada tahun 1946 ia melanjutkan studi doktoralnya ke Oxford University di Inggris, dan berhasil meraih gelar doktor filsafat pada tahun 1951.

Setelah kita sudah mengetahui biografi Fazlur Rahman, sekarang akan saya uraikan konsep pemikiran-pemikiran pendidikan Fazlur Rahman beserta kaitannya dengan pendidikan modern di Indonesia:

1. Landasan Pendidikan

Menurut Fazlur Rahman, yang menjadi landasan pendidikan adalah Al-Qur’an. Ajaran Al-Qur’an adalah moral yang diperuntukkan bagi tindakan manusia yang kreatif.

Kepentingan utama Al-Qur’an adalah pada manusia dan perbaikannya. Al-Qur’an mengandung nilai-nilai fundamental yang dapat dijadikan sebagai landasan dalam pelaksanaan pendidikan Islam, seperti tauhid, kemanusiaan, kesatuan umat, dan rahmatan lil ‘alamin.

Landasan dari pendidikan Islam identik dengan dasar ajaran Islam itu sendiri. Keduanya berasal dari sumber yang sama, yaitu Al-Qur’an dan hadis. Atas dasar itu kemudian dikembangkan dalam pemahaman ulama dan sebagainya, sehingga kita mengenal adanya ijtihad, ‘urf, masalih al-mursalah, dan sebagainya.

Landasan pendidikan yang dihadirkan oleh tokoh Fazlur Rahman sejalan dengan landasan pendidikan  Indonesia. Pendidikan di Indonesia harus berdasarkan  falsafah hidup Indonesia yaitu Pancasila.

Pancasila terdiri dari lima sila yang berbunyi, “(1) Ketuhanan Yang Maha Esa, (2) Kemanusiaan yang adil dan beradab, (3) Persatuan Indonesia, (4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, serta (5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.”.

Jika dicermati, kelima sila yang terkandung dalam Pancasila merupakan penjabaran nilai-nilai Al-Qur’an, seperti tauhid, kemanusiaan, kesatuan umat, musyawarah, dan keadilan. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila tersebut dapat dijadikan sebagai dasar pelaksanaan pendidikan di Indonesia secara universal.

2. Pengertian Pendidikan Islam

Pendidikan Islam menurut tokoh Fazlur Rahman mencakup dua pengertian besar, pertama yaitu pendidikan yang diselenggarakan di negara-negara Islam atau negara dengan penduduk mayoritas beragama Islam, seperti yang dilaksanakan di Pakistan, Mesir, Sudan, Arab Saudi, Iran, Maroko, Turki, Indonesia, dan lain sebagainya. Mulai dari pendidikan dasar sampai perguruan tinggi.

Lalu yang kedua, pendidikan Islam yang disebut dengan Intelektualisme Islam, yaitu proses untuk menghasilkan manusia (Ilmuwan) Intergratif, yang terkumpul dalam sifat-sifat: berfikir kritis, kreatif, inovatif, dinamis, progresif, adil, jujur, dan beberapa sifat-sifat positif lainnya, sehingga mampu memberikan alternatif (solusi) atas problem-problem yang dihadapi oleh umat manusia.

Adapun definisi pendidikan yang tercantum dalam undang-undang Sisdiknas, yaitu “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara” (UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, 2012: 2-3).

Pendidikan adalah proses internalisasi pengetahuan dan nilai pada diri peserta didik melalui pengajaran, bimbingan, pembiasaan, pengawasan dan pengembangan potensi guna menghasilkan pribadi yang religius, cerdas, kompeten dan berakhlak mulia.

Fitur ini memungkinkan siswa untuk melacak dan memfilter status perkembangan mereka saat ini. Pemikiran Fazlur Rahman mengenai pengertian pendidikan Islam dinilai berkaitan dengan pengertian pendidikan di Indonesia, baik  pendidikan Islam maupun pendidikan pada umumnya. Karena hasil yang diinginkan pada dasarnya adalah peserta didik mempunyai karakteristik yang sama.

3. Metode Pendidikan Islam

Menurut Fazlur Rahman Metode yang menghasilkan alumni yang kritis dan kreatif adalah metode a double movement. Metode ini awalnya digunakan untuk memahami dan menafsirkan Al-Qur’an.

Metode ini terdiri dari dua gerakan ganda, yaitu membawa situasi sekarang ke masa Al-Qur’an diturunkan dan kembali lagi ke masa kini. Selanjutnya, gerakan ini diterjemahkan sebagai metode pendidikan antara guru dan murid dalam sebuah pembelajaran.

Metode ini terdiri dari gerakan ganda, satu dari guru ke siswa dan satu lagi dari siswa ke guru. Jika perlu, para siswa juga dapat melakukan latihan bersama siswa lain.

Metode ini memungkinkan siswa tidak hanya mendengarkan penjelasan dari  guru, tetapi juga bebas melakukan berbagai aktivitas dan melakukan penemuan, seperti membaca, memahami, menganalisis, menulis, melakukan eksperimen, dan menyaksikan proses pembuktian.

Metode lain yang tidak kalah pentingnya adalah metode diskusi, metode belajar mandiri, dan peningkatan kesadaran. Siswa menyadari posisinya dan diberi kebebasan serta motivasi untuk bertindak.

Salinan Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang standar proses menyatakan bahwa “Kegiatan inti menggunakan model pembelajaran, metode pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata pelajaran.

Pemilihan pendekatan tematik dan/atau tematik terpadu dan/atau saintifik dan/atau inkuiri dan penyingkapan (discovery) dan/atau pembelajaran yang menghasilkan karya berbasis pemecahan masalah (project based learning) disesuaikan dengan karakteristik kompetensi dan jenjang pendidikan”.

Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 tidak lagi berpusat pada guru, tetapi berpusat pada siswa. Hal ini bukan berarti guru tidak memiliki peran.

Guru menjadi fasilitator yang bertugas mengatur jalannya pembelajaran di kelas, sehingga baik guru maupun siswa sama-sama memiliki peran aktif dalam menciptakan pembelajaran yang menyenangkan.

Guru tidak melulu menyampaikan materi dengan metode ceramah, tetapi juga dengan diskusi, tanya jawab, dan sebagainya. Bahkan masih ada puluhan strategi yang bisa diterapkan.

Selain itu, proses pembelajaran yang pada mulanya berupa eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi (EEK), pada Kurikulum 2013 ini dikembangkan menjadi mengamati, menanya, mencoba, menalar, dan menyajikan (5M). Di sini, metode a double movement Fazlur Rahman berkaitan dengan metode yang diterapkan dalam Kurikulum 2013.

Berdasarkan penjelasan di atas dapat dilakukan analisis dari beberapa pemikiran pendidikan Fazlur Rahman bahwasanya pemikiran modern Fazlur Rahman berkaitan dengan pendidikan modern Indonesia dilihat dari landasan pendidikan, pengertian pendidikan Islam, serta metode pendidikan Islam.

Penulis: Ahmad Farabi
Mahasiswa Sejarah Peradaban Islam, Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati

Editor: Salwa Alifah Yusrina
Bahasa: Rahmat Al Kafi

 

Ikuti berita terbaru Media Mahasiswa Indonesia di Google News

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI