Sempat Merugi, Cilegon Pertahankan Gelar Produsen Baja Terbesar di Asia Tenggara

Opini
Sempat Merugi, Cilegon Pertahankan Gelar Produsen Baja Terbesar di Asia Tenggara

Cilegon merupakan salah satu kota yang terletak di Provinsi Banten. Terkenal dengan kota industri, tak jarang pula banyak yang menjulukinya dengan Kota Baja. Pasalnya melalui PT. Krakatau Steel produksi baja di kota ini merupakan yang terbesar di wilayah Asia Tenggara dengan total produksi baja sekitar 6 juta ton setiap tahunnya.

Berawal dengan berdirinya pabrik Baja Trikora pada tahun 1962, yang merupakan asal muasal dari PT. Krakatau Steel, perkembangan industri baja di Kota Cilegon mengalami kemajuan hingga membawa perubahan bagi masyarakat dan lingkungan. Pada masa itu mata pencaharian penduduk Cilegon yang sebelumnya adalah petani berubah menjadi buruh dan pedagang.

PT. Karakatau Steel sempat mengalami kerugian selama bertahun-tahun. Kondisi tersebut disebabkan oleh faktor eksternal dan internal. Serbuan baja yang diimpor dari Tiongkok memperburuk kondisi perusahaan.

Bacaan Lainnya

Baca Juga: Hilirisasi Pertambangan dan Kawasan Industri yang mengabaikan Tanggung Jawab Lingkungan

Banyaknya jumlah baja impor ini membuat produk baja PT. Krakatau Steel sulit berkompetisi di pasar. Tak hanya itu, faktor eksternal lainnya yang berpengaruh antara lain lilitan utang bersama dengan bunganya yang mencapai 40 triliun.

Sejumlah investasi yang tidak sesuai target dan salah satu unit produksinya (long product) telah berhenti beroperasi. Pada tahun 2019 setidaknya ada 1300 buruh PT Krakatau Steel yang terancam PHK.

Sumber: Indonesian Iron & Steel Industry Association.

Grafik yang diperoleh dari Indonesian Iron & Steel Industry Association menunjukkan bahwa tingginya tingkat impor sepanjang 3 tahun sebelumnya. Tetapi, konsumsi produk akhir baja mengalami penurunan 5,3% dari 15,9 juta ton di tahun 2019 menjadi 15,1 juta ton di tahun 2020.

Namun demikian, tingkat ekspor dan produksi mampu mengalami peningkatan. Hal ini membuktikan bahwa produk baja dalam negeri mampu bersaing dengan produk impor.

Pada tahun 2020, masa pandemi covid-19, Presiden Indonesia, Joko Widodo mengungkapkan bahwa PT. Krakatau Steel menunjukkan kinerja positif dan mampu bangkit setelah sempat mengalami kerugian selama bertahun-tahun.

Baca Juga: Problematika Lingkungan Hidup

Jokowi pun berpesan, “Saya minta Krakatau Steel terus meningkatkan produksinya. Sehingga dapat menekan impor dan menghemat devisa negara”.

Presiden Joko Widodo bahkan menandatangani produk baja terbaru saat meresmikan pabrik Hot Strip Mill 2 PT. Krakatau Steel Tbk di Kota Cilegon pada 21 September 2021. Jokowi berharap, dengan beroperasinya pabrik ini kebutuhan baja dalam negeri dapat terpenuhi.

Dalam enam bulan pertama tahun 2022 ini, PT. Krakatau Steel meningkatkan kinerjanya dengan memeroleh laba yang meningkat dua kali lipat.

Meskipun belum sepenuhnya pulih, dengan peningkatan kinerja yang dilakukan PT. Krakatau Steel sebagai produsen baja utama, terbukti mampu membuat Kota Cilegon mempertahankan gelar produsen baja terbesar di Asia Tenggara.

Jika terus meningkatkan kinerjanya, bukan tidak mungkin industry baja akan meraih kinerja yang cemerlang.

Penulis: Dian Azizah
Mahasiswa Jurusan Komputasi Statistik/ Politeknik Statistika STIS

Editor: Ika Ayuni Lestari
Bahasa: Rahmat Al Kafi

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI