Sex Harassment dalam Dunia Pendidikan Indonesia

Sex harassment atau pelecehan seksual merupakan salah satu permasalahan sangat besar yang muncul pada dunia pendidikan. Terhitung sudah 15 Kasus pelecehan seksual pada anak yang terjadi di awal tahun 2020 seperti yang dikatakan Kasubdit Renakta Ditreskrimum Polda Metro Jaya, AKBP Piter Yanottama yang dikuti pada Okezone Tv, menyebutkan kalau pada 2020 sudah terdapat 15 kasus kekerasan atau kejahatan seksual pada anak (17/02/20).

Kasus terbaru terjadi pada seorang siswi SMK yang digerayangi oleh  beberapa teman-temannya, bahkan videonya sempat viral di media sosial, setelah dilakukan penelusuran tersangka merupakan temannya yang terdiri dari tiga orang laki-laki dan dua orang perempuan. Melihat kasus di atas pelecehan seksual yang kerap terjadi pada dunia pendidikan bukanlah hal yang biasa, ini perlu penangangan yang cukup serius, guna meniadakan pelecehan dan perundungan seperti ini.

Pelecehan seksual bukanlah hanya sebatas tindakan fisik, namun perundungan terlebih dahulu berupa pelecehan verbal, misalnya dengan mengolok-ngolok anak lain, yang tanpa kita sadari hal kecil tersebut dapat berimbas pada pola fikir dan prilaku  anak.

Bacaan Lainnya

Kasus ini berdampak sangat besar bagi anak terlebih anak pada usia remaja, bahkan banyak dari korban yang tidak mau mengakui bahwa dirinya pernah mengalami perundungan atau pelecehan sosial, mereka memilih untuk diam.

Kebanyakan anak diam karena merasa perlakuan itu ialah suatu aib baginya. Hal ini berdampak pada bertambahnya jumlah pelaku yang berasal dari korban yang dulunya mengalami perundungan.

Tindakan ini dapat berdampak sangat serius, salah satunya mengganggu psikis anak, dan tentunya menurunkan motivasi belajar anak, bahkan pelaku sex harassment sebagian besar adalah anak di bawah umur.

Sekolah yang seharusnya menjadi tempat edukasi dan bersosialisasi bagi anak, bukan tempat yang ditakuti anak, tempat para predator kejahatan seksual serta aktivitas aktivitas perundungan yang menyebabkan banyak kerugian.

Lantas mengapa hal ini bisa terjadi dalam dunia pendidikan Indonesia?

Lingkungan berpengaruh sangat besar terhadap semua prilaku anak, terutama dalam lingkungan keluarga, sekolah dan lingkungan masyarakat, keluarga merupakan lingkungan pertama dimana anak merasa nyaman dan menerima pendidikan moral, apakah peran keluarga selama ini sudah berjalan? Apakah keluarga sudah memahami dan mengenali pribadi anak? Sebagai lingkungan pertama yang dikenal oleh anak pendidikan karakter perlu diberikan kepada anak selain disekolah.

Untuk mencegah prilaku pelecehan seksual pada anak keluarga dapat mensosialisasikan kepada anak salah satunya dengan memperkenalkan pada anak Bagian tubuh mana saja yang bersifat pribadi, dan memantau segala aktivitas anak baik dalam lingkungan keluarga maupun sekolah dan teman temannya.

Sekolah memegang peranan penting dalam mengatasi pelecehan seksual, karena hampir separuh waktu anak dihabiskan di sekolah, melalui pendidikan karakter yang baik kepada anak. Pedidikan karakter merupakan jalan yang baik dengan menerapkan pendidikan karakter dalam proses belajar, yang dapat memberikan dampak positif dalam perkembangan emosional dan membentuk kepribadian baik pada anak ,sekolah juga dapat menerapkan kebijakan tegas kepada siswa dan seluruh manusia dalam sekolah, hal ini dapat membantu mengurangi angka kasus pelecehan seksual yang terjadi dalam dunia pendidikan Indonesia.

Lingkungan masyarakat juga ikut berperan dalam membentuk kepribadian anak, misalnya dengan mengikutsertakan anak kedalam aktivitas yang baik dan bermanfaat, contohnya karang taruna dan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat lainnya, jika anak tumbuh dalam lingkungan yang baik maka mereka akan memiliki moral yang baik, jika anak berkembang pada lingkungan yang kurang baik dan menampilkan kekerasan kekerasaan fisik maupun verbal, maka tidak menutup kemungkinan anak akan meniru, lalu terjadilah prilaku menyimpang seperti pelecehan seksual yang ia lakukan kepada teman sebayanya, maka orang tua kembali mengambil peran lagi dalam menempatkan anak dalam lingkungan sosialnya. Karena seharusnya pendidikan adalah jalan menuju generasi emas bukannya malah menjadi hal yang menakutkan dan diwarnai dengan banyaknya kekerasan yang terjadi di dalamnya. Mari kita wujudkan dunia pendidikan tanpa sex harassment, pendidikan yang memberikan rasa nyaman dan aman baik bagi anak didik maupun tenaga pendidik.

Eneng Nurul Prihatini
Mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI