Pelecehan Verbal atau Catcalling sebagai Pelanggaran Hak Asasi Manusia

Catcalling
Ilustrasi: istockphoto

Negara memiliki tanggung jawab untuk memberikan perlindungan terhadap hak yang dimiliki warga negaranya termasuk dalam kasus pelecehan verbal. Karena hak asasi manusia itu sendiri ditemukan dalam hakikat kemanusian untuk kemanusiaan. Karena itu setiap manusia memiliki hak asasi dan tidak dapat dicabut oleh siapapun, bahkan diri sendiri.

Pelecehan verbal atau biasa disebut ”catcalling” adalah tindakan verbal umumnya yang terjadi di Indonesia seperti merendahkan, menjelekkan, atau lebih parahnya melecehkan seseorang  di depan publik yang umumnya terjadi di Indonesia di mana kebanyakan korbannya adalah perempuan.

Catcalling bukan merupakan pujian melainkan lebih kearah intimidasi yang menggunakan kalimat atau kata dengan maksud dan tujuan tertentu.

Bacaan Lainnya

Tindakan ini dapat mengancam keamanan dan martabat seorang perempuan serta melanggar prinsip-prinsip keadilan, kesopanan, dan budaya Indonesia.

Sebagai pelajar dan seorang perempuan, saya sering membaca berita dan mendengar cerita berupa kata-kata yang seharusnya tidak dilontarkan oleh seseorang maupun kelompok.  Tindakan ini dapat terjadi di tempat umum, tempat kerja, sekolah, lingkungan pribadi, bahkan online.

Contohnya, “Hai cantik, mau kemana?”, “Kalau lama dikumpul, nanti saya cium”, “Untung ..,kalo nggak saya perkosa kamu”, dan masi banyak lagi. Kita yang mendengar saja risih dan sakit hati apalagi korban yang merasakannya. Setelah ditegur umumnya pelaku hanya mengatakan bercanda dan tidak menganggapnya serius. Di mana letak keadilan di Indonesia?

Dampak dari pelecehan verbal sangat merugikan bagi korban-korbannya seperti terganggunya stabilitas emosi, gangguan mental, dan bagi korban yang masih melaksanakan pendidikan seperti mulai turunnya prestasi  dan masih banyak lagi kerugian yang terjadi bagi korban.

Untuk mengatasi pelecehan verbal sangat dibutuhkannya pendidikan dan kesadaran bagi masyarakat tentang dampak negatif dari pelecehan verbal, dukungan dari teman, keluarga untuk mengatasi dampak kesehatan mental.

Pelecehan verbal tidak boleh diabaikan dan dianggap remeh. Karena banyak melanggar hukum, baik negara maupun agama. Dengan pendidikan dan kesadaran yang tinggi, masyarakat Indonesia dapat mengatasi dan mengurangi kasus pelecehan verbal yang ada di Indonesia.

Penulis: Shafira Alfiyah
Mahasiswa Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Islam Negeri Sumatera Utara

Editor: Ika Ayuni Lestari

Bahasa: Rahmat Al Kafi

Ikuti berita terbaru di Google News

Pos terkait

Kirim Artikel Opini, Karya Ilmiah, Karya Sastra atau Rilis Berita ke Media Mahasiswa Indonesia
melalui e-mail: redaksi@mahasiswaindonesia.id
Lalu konfirmasi pengiriman artikel via WA Admin: +62 811-2564-888 (Rahmat Al Kafi)
Ketentuan dan Kriteria Artikel, baca di SINI